Selasa, 25 September 2012

Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab

Fiqh Salafiyyah

Wanita bercadar seringkali diidentikkan dengan orang arab atau timur-tengah. Padahal memakai cadar atau menutup wajah bagi wanita adalah ajaran Islam yang didasari dalil-dalil Al Qur’an, hadits-hadits shahih serta penerapan para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam serta para ulama yang mengikuti mereka. Sehingga tidak benar anggapan bahwa hal tersebut merupakan sekedar budaya timur-tengah.
Berikut ini sengaja kami bawakan pendapat-pendapat para ulama madzhab, tanpa menyebutkan pendalilan mereka, untuk membuktikan bahwa pembahasan ini tertera dan dibahas secara gamblang dalam kitab-kitab fiqih 4 madzhab. Lebih lagi, ulama 4 madzhab semuanya menganjurkan wanita muslimah untuk memakai cadar, bahkan sebagiannya sampai kepada anjuran wajib. Beberapa penukilan yang disebutkan di sini hanya secuil saja, karena masih banyak lagi penjelasan-penjelasan serupa dari para ulama madzhab.


Madzhab Hanafi
Pendapat madzhab Hanafi, wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah.
Asy Syaranbalali berkata:

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها باطنهما وظاهرهما في الأصح ، وهو المختار
Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan dalam serta telapak tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih dan merupakan pilihan madzhab kami
(Matan Nuurul Iidhah)
Al Imam Muhammad ‘Alaa-uddin berkata :

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها ، وقدميها في رواية ، وكذا صوتها، وليس بعورة على الأشبه ، وإنما يؤدي إلى الفتنة ، ولذا تمنع من كشف وجهها بين الرجال للفتنة
Seluruh badan wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan dalam. Dalam suatu riwayat, juga telapak tangan luar. Demikian juga suaranya. Namun bukan aurat jika dihadapan sesama wanita. Jika cenderung menimbulkan fitnah, dilarang menampakkan wajahnya di hadapan para lelaki :
(Ad Durr Al Muntaqa, 81)

Al Allamah Al Hashkafi berkata:
والمرأة كالرجل ، لكنها تكشف وجهها لا رأسها ، ولو سَدَلَت شيئًا عليه وَجَافَتهُ جاز ، بل يندب
Aurat wanita dalam shalat itu seperti aurat lelaki. Namun wajah wanita itu dibuka sedangkan kepalanya tidak. Andai seorang wanita memakai sesuatu di wajahnya atau menutupnya, boleh, bahkan dianjurkan :
(Ad Durr Al Mukhtar, 2/189)

Al Allamah Ibnu Abidin berkata:
تُمنَعُ من الكشف لخوف أن يرى الرجال وجهها فتقع الفتنة ، لأنه مع الكشف قد يقع النظر إليها بشهوة
Terlarang bagi wanita menampakan wajahnya karena khawatir akan dilihat oleh para lelaki, kemudian timbullah fitnah. Karena jika wajah dinampakkan, terkadang lelaki melihatnya dengan syahwat:
(Hasyiah ‘Alad Durr Al Mukhtaar, 3/188-189)

Al Allamah Ibnu Najiim berkata:
قال مشايخنا : تمنع المرأة الشابة من كشف وجهها بين الرجال في زماننا للفتنة
Para ulama madzhab kami berkata bahwa terlarang bagi wanita muda untuk menampakkan wajahnya di hadapan para lelaki di zaman kita ini, karena dikhawatirkan menimbulkan fitnah
(Al Bahr Ar Raaiq, 284)

Beliau berkata demikian di zaman beliau, yaitu beliau wafat pada tahun 970 H, bagaimana dengan zaman kita sekarang :


Madzhab Maliki :
Mazhab Maliki berpendapat bahwa wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah. Bahkan sebagian ulama Maliki berpendapat seluruh tubuh wanita adalah aurat :


Az Zarqaani berkata:
وعورة الحرة مع رجل أجنبي مسلم غير الوجه والكفين من جميع جسدها ، حتى دلاليها وقصَّتها . وأما الوجه والكفان ظاهرهما وباطنهما ، فله رؤيتهما مكشوفين ولو شابة بلا عذر من شهادة أو طب ، إلا لخوف فتنة أو قصد لذة فيحرم ، كنظر لأمرد ، كما للفاكهاني والقلشاني
Aurat wanita di depan lelaki muslim ajnabi adalah seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan. Bahkan suara indahnya juga aurat. Sedangkan wajah, telapak tangan luar dan dalam, boleh dinampakkan dan dilihat oleh laki-laki walaupun wanita tersebut masih muda baik sekedar melihat ataupun untuk tujuan pengobatan. Kecuali jika khawatir timbul fitnah atau lelaki melihat wanita untuk berlezat-lezat, maka hukumnya haram, sebagaimana haramnya melihat amraad. Hal ini juga diungkapkan oleh Al Faakihaani dan Al Qalsyaani:
(Syarh Mukhtashar Khalil, 176)

Ibnul Arabi berkata:
والمرأة كلها عورة ، بدنها ، وصوتها ، فلا يجوز كشف ذلك إلا لضرورة ، أو لحاجة ، كالشهادة عليها ، أو داء يكون ببدنها ، أو سؤالها عما يَعنُّ ويعرض عندها
Wanita itu seluruhnya adalah aurat. Baik badannya maupun suaranya. Tidak boleh menampakkan wajahnya kecuali darurat atau ada kebutuhan mendesak seperti persaksian atau pengobatan pada badannya, atau kita dipertanyakan apakah ia adalah orang yang dimaksud (dalam sebuah persoalan)
(Ahkaamul Qur’an, 3/1579)

Al Qurthubi berkata:
قال ابن خُويز منداد ــ وهو من كبار علماء المالكية ـ : إن المرأة اذا كانت جميلة وخيف من وجهها وكفيها الفتنة ، فعليها ستر ذلك ؛ وإن كانت عجوزًا أو مقبحة جاز أن تكشف وجهها وكفيها
Ibnu Juwaiz Mandad – ia adalah ulama besar Maliki – berkata: Jika seorang wanita itu cantik dan khawatir wajahnya dan telapak tangannya menimbulkan fitnah, hendaknya ia menutup wajahnya. Jika ia wanita tua atau wajahnya jelek, boleh baginya menampakkan wajahnya:
(Tafsir Al Qurthubi, 12/229)

Al Hathab berkata:
واعلم أنه إن خُشي من المرأة الفتنة يجب عليها ستر الوجه والكفين . قاله القاضي عبد الوهاب ، ونقله عنه الشيخ أحمد زرّوق في شرح الرسالة ، وهو ظاهر التوضيح
Ketahuilah, jika dikhawatirkan terjadi fitnah maka wanita wajib menutup wajah dan telapak tangannya. Ini dikatakan oleh Al Qadhi Abdul Wahhab, juga dinukil oleh Syaikh Ahmad Zarruq dalam Syarhur Risaalah. Dan inilah pendapat yang lebih tepat”:
(Mawahib Jaliil, 499)

Al Allamah Al Banaani, menjelaskan pendapat Az Zarqani di atas:
وهو الذي لابن مرزوق في اغتنام الفرصة قائلًا : إنه مشهور المذهب ، ونقل الحطاب أيضًا الوجوب عن القاضي عبد الوهاب ، أو لا يجب عليها ذلك ، وإنما على الرجل غض بصره ، وهو مقتضى نقل مَوَّاق عن عياض . وفصَّل الشيخ زروق في شرح الوغليسية بين الجميلة فيجب عليها ، وغيرها فيُستحب
Pendapat tersebut juga dikatakan oleh Ibnu Marzuuq dalam kitab Ightimamul Furshah, ia berkata: ‘Inilah pendapat yang masyhur dalam madzhab Maliki’. Al Hathab juga menukil perkataan Al Qadhi Abdul Wahhab bahwa hukumnya wajib. Sebagian ulama Maliki menyebutkan pendapat bahwa hukumnya tidak wajib namun laki-laki wajib menundukkan pandangannya. Pendapat ini dinukil Mawwaq dari Iyadh. Syaikh Zarruq dalam kitab Syarhul Waghlisiyyah merinci, jika cantik maka wajib, jika tidak cantik maka sunnah” (Hasyiyah ‘Ala Syarh Az Zarqaani, 176)


Madzhab Syafi’i :
Pendapat madzhab Syafi’i, aurat wanita di depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh. Sehingga mereka mewajibkan wanita memakai cadar di hadapan lelaki ajnabi. Inilah pendapat mu’tamad madzhab Syafi’i?

Asy Syarwani berkata:
إن لها ثلاث عورات : عورة في الصلاة ، وهو ما تقدم ـ أي كل بدنها ما سوى الوجه والكفين . وعورة بالنسبة لنظر الأجانب إليها : جميع بدنها حتى الوجه والكفين على المعتمد وعورة في الخلوة وعند المحارم : كعورة الرجل »اهـ ـ أي ما بين السرة والركبة ـ
Wanita memiliki tiga jenis aurat, (1) aurat dalam shalat -sebagaimana telah dijelaskan- yaitu seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan, (2) aurat terhadap pandangan lelaki ajnabi, yaitu seluruh tubuh termasuk wajah dan telapak tangan, menurut pendapat yang mu’tamad, (3) aurat ketika berdua bersama yang mahram, sama seperti laki-laki, yaitu antara pusar dan paha
(Hasyiah Asy Syarwani ‘Ala Tuhfatul Muhtaaj, 2/112)

Syaikh Sulaiman Al Jamal berkata:
غير وجه وكفين : وهذه عورتها في الصلاة . وأما عورتها عند النساء المسلمات مطلقًا وعند الرجال المحارم ، فما بين السرة والركبة . وأما عند الرجال الأجانب فجميع البدن
Maksud perkataan An Nawawi ‘aurat wanita adalah selain wajah dan telapak tangan’, ini adalah aurat di dalam shalat. Adapun aurat wanita muslimah secara mutlak di hadapan lelaki yang masih mahram adalah antara pusar hingga paha. Sedangkan di hadapan lelaki yang bukan mahram adalah seluruh badan
(Hasyiatul Jamal Ala’ Syarh Al Minhaj, 411)


Syaikh Muhammad bin Qaasim Al Ghazzi, penulis Fathul Qaarib, berkata:
وجميع بدن المرأة الحرة عورة إلا وجهها وكفيها ، وهذه عورتها في الصلاة ، أما خارج الصلاة فعورتها جميع بدنهاSeluruh badan wanita selain wajah dan telapak tangan adalah aurat. Ini aurat di dalam shalat. Adapun di luar shalat, aurat wanita adalah seluruh badan:
(Fathul Qaarib, 19)


Ibnu Qaasim Al Abadi berkata:
فيجب ما ستر من الأنثى ولو رقيقة ما عدا الوجه والكفين . ووجوب سترهما في الحياة ليس لكونهما عورة ، بل لخوف الفتنة غالبًا
Wajib bagi wanita menutup seluruh tubuh selain wajah telapak tangan, walaupun penutupnya tipis. Dan wajib pula menutup wajah dan telapak tangan, bukan karena keduanya adalah aurat, namun karena secara umum keduanya cenderung menimbulkan fitnah
(Hasyiah Ibnu Qaasim ‘Ala Tuhfatul Muhtaaj, 3/115)


Taqiyuddin Al Hushni, penulis Kifaayatul Akhyaar, berkata:
ويُكره أن يصلي في ثوب فيه صورة وتمثيل ، والمرأة متنقّبة إلا أن تكون في مسجد وهناك أجانب لا يحترزون عن النظر ، فإن خيف من النظر إليها ما يجر إلى الفساد حرم عليها رفع النقاب
Makruh hukumnya shalat dengan memakai pakaian yang bergambar atau lukisan. Makruh pula wanita memakai niqab (cadar) ketika shalat. Kecuali jika di masjid kondisinya sulit terjaga dari pandnagan lelaki ajnabi. Jika wanita khawatir dipandang oleh lelaki ajnabi sehingga menimbulkan kerusakan, haram hukumnya melepaskan niqab (cadar)
 (Kifaayatul Akhyaar, 181)


Madzhab Hambali
Imam Ahmad bin Hambal berkata:
كل شيء منها ــ أي من المرأة الحرة ــ عورة حتى الظفر
Setiap bagian tubuh wanita adalah aurat, termasuk pula kukunya
(Dinukil dalam Zaadul Masiir, 6/31)


Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al ‘Anqaari, penulis Raudhul Murbi’, berkata:
 وكل الحرة البالغة عورة حتى ذوائبها ، صرح به في الرعاية . اهـ إلا وجهها فليس عورة في الصلاة . وأما خارجها فكلها عورة حتى وجهها بالنسبة إلى الرجل والخنثى وبالنسبة إلى مثلها عورتها ما بين السرة إلى الركبة
Setiap bagian tubuh wanita yang baligh adalah aurat, termasuk pula sudut kepalanya. Pendapat ini telah dijelaskan dalam kitab Ar Ri’ayah… kecuali wajah, karena wajah bukanlah aurat di dalam shalat. Adapun di luar shalat, semua bagian tubuh adalah aurat, termasuk pula wajahnya jika di hadapan lelaki atau di hadapan banci. Jika di hadapan sesama wanita, auratnya antara pusar hingga paha
(Raudhul Murbi’, 140)


Ibnu Muflih berkata:
« قال أحمد : ولا تبدي زينتها إلا لمن في الآية ونقل أبو طالب :ظفرها عورة ، فإذا خرجت فلا تبين شيئًا ، ولا خُفَّها ، فإنه يصف القدم ، وأحبُّ إليَّ أن تجعل لكـمّها زرًا عند يدها
Imam Ahmad berkata: ‘Maksud ayat tersebut adalah, janganlah mereka (wanita) menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada orang yang disebutkan di dalam ayat‘. Abu Thalib menukil penjelasan dari beliau (Imam Ahmad): ‘Kuku wanita termasuk aurat. Jika mereka keluar, tidak boleh menampakkan apapun bahkan khuf (semacam kaus kaki), karena khuf itu masih menampakkan lekuk kaki. Dan aku lebih suka jika mereka membuat semacam kancing tekan di bagian tangan
(Al Furu’, 601-602)


Syaikh Manshur bin Yunus bin Idris Al Bahuti, ketika menjelaskan matan Al Iqna’ , ia berkata:
« وهما » أي : الكفان . « والوجه » من الحرة البالغة « عورة خارجها » أي الصلاة « باعتبار النظر كبقية بدنها
Keduanya, yaitu dua telapak tangan dan wajah adalah aurat di luar shalat karena adanya pandangan, sama seperti anggota badan lainnya
(Kasyful Qanaa’, 309)


Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata:
القول الراجح في هذه المسألة وجوب ستر الوجه عن الرجال الأجانب
Pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah wajib hukumnya bagi wanita untuk menutup wajah dari pada lelaki ajnabi
(Fatawa Nurun ‘Alad Darb
Cadar Adalah Budaya Islam

Dari pemaparan di atas, jelaslah bahwa memakai cadar (dan juga jilbab) bukanlah sekedar budaya timur-tengah, namun budaya Islam dan ajaran Islam yang sudah diajarkan oleh para ulama Islam sebagai pewaris para Nabi yang memberikan pengajaran kepada seluruh umat Islam, bukan kepada masyarakat timur-tengah saja. Jika memang budaya Islam ini sudah dianggap sebagai budaya lokal oleh masyarakat timur-tengah, maka tentu ini adalah perkara yang baik. Karena memang demikian sepatutnya, seorang muslim berbudaya Islam.
Diantara bukti lain bahwa cadar (dan juga jilbab) adalah budaya Islam :
1 Sebelum turun ayat yang memerintahkan berhijab atau berjilbab, budaya masyarakat arab Jahiliyah adalah menampakkan aurat, bersolek jika keluar rumah, berpakaian seronok atau disebut dengan tabarruj. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ
Hendaknya kalian (wanita muslimah), berada di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian ber-tabarruj sebagaimana yang dilakukan wanita jahiliyah terdahulu” (QS. Al Ahzab: 33)
Sedangkan, yang disebut dengan jahiliyah adalah masa ketika Rasulullah Shallalahu’alihi Wasallam belum di utus. Ketika Islam datang, Islam mengubah budaya buruk ini dengan memerintahkan para wanita untuk berhijab. Ini membuktikan bahwa hijab atau jilbab adalah budaya yang berasal dari Islam.

2 Ketika turun ayat hijab, para wanita muslimah yang beriman kepada Rasulullah Shallalahu’alaihi Wasallam seketika itu mereka mencari kain apa saja yang bisa menutupi aurat mereka.  ‘Aisyah Radhiallahu’anha berkata:
مَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ ( وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ ) أَخَذْنَ أُزْرَهُنَّ فَشَقَّقْنَهَا مِنْ قِبَلِ الْحَوَاشِي فَاخْتَمَرْنَ بِهَا
(Wanita-wanita Muhajirin), ketika turun ayat ini: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher) mereka.” (QS. Al Ahzab An Nuur: 31), mereka merobek selimut mereka lalu mereka berkerudung dengannya
(HR. Bukhari 4759)

Menunjukkan bahwa sebelumnya mereka tidak berpakaian yang menutupi aurat-aurat mereka sehingga mereka menggunakan kain yang ada dalam rangka untuk mentaati ayat tersebut

Singkat kata, para ulama sejak dahulu telah membahas hukum memakai cadar bagi wanita. Sebagian mewajibkan, dan sebagian lagi berpendapat hukumnya sunnah. Tidak ada diantara mereka yang mengatakan bahwa pembahasan ini hanya berlaku bagi wanita muslimah arab atau timur-tengah saja. Sehingga tidak benar bahwa memakai cadar itu aneh, ekstrim, berlebihan dalam beragama, atau ikut-ikutan budaya negeri arab.  

Minggu, 23 September 2012

Peringatan maulid nabi Muhammad SAW



OLEH : H.Taufieq Fauzie (My Facebook  http://www.facebook.com/jossie.alfa )



Oleh: MWC NU Pademawu

Deskripsi masalah :

Peringatan maulid nabi Muhammad SAW sudah menjadi tradisi dimasyarakat dengan format acara yang berbeda-beda. Tapi akhir-akhir ini ada yang mengatakan haram dilakukan karena hal itu bid’ah dan tidak pernah dicontohkan oleh nabi dan para sahabatnya.

Pertanyaan : 
Betulkah memperingati maulid nabi itu bid’ah dan tidak pernah dicontohkan oleh nabi dan para sahabatnya?
Kalau betul, siapakah yang pertama kali melakukannya? Dan mengapa kita mengikutinya Padahal ada hadits
كل بدعة ضلاله وكل ضلالة في النار
Benarkah hadits
 من عظم مولدي كان معى في الجنة  
yang sering disampaikan para da’I itu hadits dhoif dan tidak boleh dijadikan dasar hukum?
Kalau benar, dalil apa saja yang kita gunakan sehingga membolehkan bahkan menSunnahkan maulid? Mohon penjelasannya!
Jawaban

Memperingati maulid nabi Muhammad SAW tidak bid’ah karena nabi sendiri memperingati maulidnya dengan berpuasa seperti yang diriwayatkan oleh imam Muslim. Adapun memperingati maulid dengan cara yang ada sekarang adalah bid’ah hasanah/mahmudah(bid’ah yang baik)
Ada beberapa versi menurut ahli sejarah yaitu, pencetus perayaan peringatan Maulid Nabi menurut Ibnu Katsir  dan pengarang I’anah adalah Raja Mudhaffaruddin Abu Sa’id Al-Kukburi, menurut Abu Syamah adalah Syaikh Umar bin Muhammad Al-Mulla, dan menurut Al-Muqrizi bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan maulid Nabi adalah Syi’ah Fathimiyah.
mengapa kita mengikutinya? Karena adanya dalil-dalil yang kuat baik dari Al-Qur’an, Hadits,  sahabat dan para ulama’. Adapun كل dalam hadist tersebut adalah
  عام مخصوص  
(lafadz umum yang dikhususkan) maksudnya tidak semua bid’ah itu sesat tetapi yang sesat adalah khusus pada bid’ah sayyiah (amalan yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits serta para salafus sholeh)

Hadits diatas dan yang sejenis seperti
 من عظم مولدي كنت له شفيعا يوم القيامة
 termasuk hadits Maudu’ (hadits palsu) dan tidak bisa dijadikan dasar hukum kecuali tidak disandarkan kepada nabi. Sedangkan yang ada adalah hadits yang ada dalam kitab I’anah yaitu
 من أحبني كان معي في الجنة
Ada banyak dalil diantaranya:
al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56
 يايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Hadist riwayat imam Muslim
 قال وسئل عن صوم الاثنين؟ قال ذاك يوم ولدت فيه ويوم بعثت (أو أنزل علي فيه )  
Pendapat sahabat Umar tentang shalat tarawih yang termasuk bid’ah hasanah
 وَيُؤَيِّد مَا قُلْنَاهُ قَوْل عُمَر بْن الْخَطَّاب رَضِيَ اللَّه عَنْهُ فِي التَّرَاوِيح : نِعْمَتْ الْبِدْعَة



Pendapat imam Syafi’i 
كل ما له مستند من الشرع فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف – البدعة بدعتان محمودة ومذمومة فما وافق السنة فهو محمود وما خالفها فهو مذموم   

Referensi :
I’anatut thalibin Juz 3 Hal. 360 – 415
Syarhun Nawawi alal Muslim Juz 3 Hal 247
Fathul Bari Juz 13 Hal 253
Fathul Bari Juz 11 Hal 167
Majmu’ Fatawi Rosail 180
Shaheh Muslim Juz 2 Hal. 818
Shaheh Bukhori Juz 3 Hal 1434
Hidayatut Thalibin Hal. 201
Al-Hittatu lidzikri Shohahis Sunnah Juz 1 Hal 113
Sunanut Turmudzi Juz 5 hal 641

فائدة) في فتاوى الحافظ السيوطي في باب الوليمة (سئل) عن عمل المولد النبوي في شهر ربيع الاول ما حكمه من حيث الشرع ؟ وهل هو محمود أو مذموم ؟ وهل يثاب فاعله أو لا ؟ قال: (والجواب) عندي أن أصل عمل المولد الذي  هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية الاخبار الواردة في مبدأ أمر النبي (ص) وما وقع في مولده من الآيات ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك من البدع الحسنة التي عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي (ص) وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف.اه.

وقد بسط الكلام على ذلك شيخ الاسلام ببلد الله الحرام مولانا وأستاذنا العارف بربه المنان سيدنا أحمد بن زيني دحلان في سيرته النبوية، ولا بأس بإيراده هنا، فأقول: قال رضي الله عنه ومتعنا والمسلمين بحياته.

(فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه (ص) يقومون تعظيما له (ص) وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي (ص)، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه (ص): قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد واجتماع الناس له كذلك مستحسن.

قال الامام أبو شامة شيخ النووي: ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده (ص) من الصدقات والمعروف، وإظهار الزينة والسرور، فإن ذلك – مع ما فيه من الاحسان للفقراء – مشعر بمحبة النبي (ص) وتعظيمه في قلب فاعل ذلك وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسول الله (ص) الذي أرسله رحمة للعالمين.

قال السخاوي: إن عمل المولد حدث بعد القرون الثلاثة ثم لا زال أهل الاسلام من سائر الاقطار والمدن الكبار يعملون المولد، ويتصدقون في لياليه بأنواع الصدقات، ويعتنون بقراءة مولده الكريم، ويظهر عليهم من بركاته كل فضل عميم.

وقال ابن الجوزي: من خواصه أنه أمان في ذلك العام، وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام، وأول من أحدثه من الملوك الملك المظفر أبو سعيد صاحب أربل، وألف له الحافظ ابن دحية تأليفا سماه التنوير في مولد البشير النذير، فأجازه الملك المظفر بألف دينار وصنع الملك المظفر المولد، وكان يعمله في ربيع الاول ويحتفل به احتفالا هائلا، وكان شهما شجاعا، بطلا عاقلا، عالما عادلا، وطالت مدته في ملك إلى أن مات وهو محاصر الفرنج بمدينة عكا سنة ثلاثين وستمائة، محمود السيرة السريرة.

قال سبط ابن الجوزي في مرآة الزمان: (حكى) لي بعض من حضر سماط المظفر في بعض المواليد فذكر أنه عد فيه خمسة آلاف رأس غنم شواء، وعشرة آلاف دجاجة، ومائة ألف زبدية وثلاثين ألف صحن حلوى، وكان يحضر عنده في الموالد أعيان العلماء والصوفية، فيخلع عليهم، ويطلق لهم البخور، وكان يصرف على الموالد ثلاثمائة ألف دينار. واستنبط الحافظ ابن حجر تخريج عمل المولد على أصل ثابت في السنة، وهو ما في الصحيحين أن النبي (ص) قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء، فسألهم، فقالوا هو يوم أغرق الله فيه فرعون، ونجى موسى، ونحن نصومه شكرا. فقال نحن أولى بموسى منكم وقد جوزي أبو لهب بتخفيف العذاب عنه يوم الاثنين بسبب إعتاقه ثويبة لما بشرته بولادته (ص)، وأنه يخرج له من بين إصبعيه ماء يشربه كما أخبر بذلك العباس في منام رأى فيه أبا لهب.(اعانة الطالبين ج 3 ص 360)

a)      من هيأ لاجل قراءة مولد الرسول طعاما، وجمع إخوانا، وأوقد سراجا، ولبس جديدا، وتعطر وتجمل تعظيما لمولده حشره الله تعالى يوم القيامة مع الفرقة الاولى من النبيين، وكان في أعلى عليين.من قرأ مولد الرسول (ص) على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا وخلط تلك الدراهم مع دراهم أخر وقعت فيها البركة ولا يفتقر صاحبها ولا تفرغ يده ببركة مولد الرسول (ص). وقال الامام اليافعي اليمنى: من جمع لمولد النبي (ص) إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءة مولد الرسول بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين والشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم. وقال السري السقطي: من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي (ص) فقد قصد روضة من رياض الجنة لانه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة الرسول. وقد قال عليه السلام: من أحبني كان معي في الجنة قال سلطان العارفين جلال الدين السيوطي في كتابه الوسائل في شرح الشمائل: ما من بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي (ص) هلا حفت الملائكة بأهل ذلك المكان وعمهم الله بالرحمة والمطوقون بالنور – يعني جبريل وميكائل وإسرافيل وقربائيل وعينائيل والصافون والحافون والكروبيون – فإنهم يصلون على ما كان سببا لقراءة مولد النبي (ص) قال: وما من مسلم قرئ في بيته مولد النبي (ص) إلا رفع الله تعالى القحط والوباء والحرق. والآفات والبليات والنكبات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص عن أهل ذلك البيت، فإذا مات هون الله تعالى عليه جواب منكر ونكير، وكان في مقعد صدق عند مليك مقتدر.

(وحكي) أنه كان في زمان أمير المؤمنين هارون الرشيد شاب في البصرة مسرف على نفسه وكان أهل البلد ينظرون إليه بعين التحقير لاجل أفعاله الخبيثة، غير أنه كان إذا قدم شهر ربيع الاول غسل ثيابه وتعطر وتجمل وعمل وليمة واستقرأ فيها مولد النبي (ص) ودام على هذا الحال زمانا طويلا، ثم لما مات سمع أهل البلد هاتفا يقول: احضروا يا أهل البصرة واشهدوا جنازة ولي من أولياء الله فإنه عزيز عندي، فحضر أهل البلد جنازته ودفنوه، فرأوه في المنام وهو يرفل في حلل سندس واستبرق، فقيل له بم نلت هذه الفضيلة ؟ قال بتعظيم مولد النبي (ص).

(وحكي) أنه كان في زمان الخليفة عبد الملك بن مروان شاب حسن الصورة في الشام، وكان يلهو بركوب الخيل فبينما هو ذات يوم على ظهر حصانه إذ أجفل الحصان وحمله في سكك الشام ولم يكن له قدرة على منعه فوقع طريقه على باب الخليفة فصادف ولده ولم يقدر الولد على رد الحصان فصدمه بالفرس وقتله، فوصل الخبر إلى الخليفة فأمر بإحضاره، فلما أن أشرف إليه خطر على باله أن قال إن خلصني الله تعالى من هذه الواقعة أعمل وليمة عظيمة وأستقرئ فيها مولد النبي (ص) فلما حضر قدامه ونظر إليه ضحك بعدما كان يخنقه الغضب، فقال: يا هذا أتحسن السحر ؟ قال لا والله يا أمير المؤمنين.فقال عفوت عنك، ولكن قل لي ماذا قلت ؟ قال: قلت إن خلصني الله تعالى من هذه الواقعة الجسيمة أعمل له وليمة لاجل مولد النبي (ص). فقال الخليفة قد عفوت عنك، وهذه ألف دينار لاجل مولد النبي (ص)، وأنت في حل من دم ولدي.فخرج الشاب وعفى عن القصاص وأخذ ألف دينار ببركة مولد النبي (ص).وإنما أطلت الكلام في ذلك لاجل أن يعتني ويرغب جميع الاخوان، في قراءة مولد سيد ولد عدنان، لان من لاجله خلقت الارواح والاجسام، بحق أن يهدى له الروح والمال والطعام. وفقنا الله وإياكم لقراءة مولد نبيه الكريم على الدوام، وإنفاق المال لاجله في سائر الاوقات والايام آمين (اعانة الظالبين ج 3 ص 415)

 قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( وَكُلّ بِدْعَة ضَلَالَة )

هَذَا عَامّ مَخْصُوص ، وَالْمُرَاد غَالِب الْبِدَع . قَالَ أَهْل اللُّغَة : هِيَ كُلّ شَيْء عُمِلَ عَلَى غَيْر مِثَال سَابِق . قَالَ الْعُلَمَاء : الْبِدْعَة خَمْسَة أَقْسَام : وَاجِبَة ، وَمَنْدُوبَة وَمُحَرَّمَة ، وَمَكْرُوهَة ، وَمُبَاحَة . فَمِنْ الْوَاجِبَة : نَظْم أَدِلَّة الْمُتَكَلِّمِينَ لِلرَّدِّ عَلَى الْمَلَاحِدَة وَالْمُبْتَدِعِينَ وَشِبْه ذَلِكَ . وَمِنْ الْمَنْدُوبَة : تَصْنِيف كُتُب الْعِلْم ، وَبِنَاء الْمَدَارِس وَالرُّبُط وَغَيْر ذَلِكَ . وَمِنْ الْمُبَاح : التَّبَسُّط فِي أَلْوَان الْأَطْعِمَة وَغَيْر ذَلِكَ . وَالْحَرَام وَالْمَكْرُوه ظَاهِرَانِ . وَقَدْ أَوْضَحْت الْمَسْأَلَة بِأَدِلَّتِهَا الْمَبْسُوطَة فِي تَهْذِيب الْأَسْمَاء وَاللُّغَات ، فَإِذَا عُرِفَ مَا ذَكَرْته عُلِمَ أَنَّ الْحَدِيث مِنْ الْعَامّ الْمَخْصُوص . وَكَذَا مَا أَشْبَهَهُ مِنْ الْأَحَادِيث الْوَارِدَة ، وَيُؤَيِّد مَا قُلْنَاهُ قَوْل عُمَر بْن الْخَطَّاب رَضِيَ اللَّه عَنْهُ فِي التَّرَاوِيح : نِعْمَتْ الْبِدْعَة ، وَلَا يَمْنَع مِنْ كَوْن الْحَدِيث عَامًّا مَخْصُوصًا(شرح النواوي على مسلم ج.3 ص.247)


وفي حديث العرباض بن سارية وإياكم ومحدثات الأمور فان كل بدعة ضلالة وهو حديث أوله وعظنا رسول الله صلى الله عليه و سلم موعظة بليغة فذكره وفيه هذا أخرجه احمد وأبو داود والترمذي وصححه بن ماجة وبن حبان والحاكم وهذا الحديث في المعنى قريب من حديث عائشة المشار إليه وهو من جوامع الكلم قال الشافعي البدعة بدعتان محمودة ومذمومة فما وافق السنة فهو محمود وما خالفها فهو مذموم أخرجه أبو نعيم بمعناه من طريق إبراهيم بن الجنيد عن الشافعي وجاء عن الشافعي أيضا ما أخرجه البيهقي في مناقبه قال المحدثات ضربان ما أحدث يخالف كتابا أو سنة أو أثرا أو إجماعا فهذه بدعة الضلال وما أحدث من الخير لا يخالف شيئا من ذلك فهذه محدثة غير مذمومة انتهى وقسم بعض العلماء البدعة إلى الأحكام الخمسة وهو واضح (فتح الباري ج.13 ص.253)


واستدل به على فضيلة الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم من جهة ورود الأمر بها واعتناء الصحابة بالسؤال عن كيفيتها وقد ورد في التصريح بفضلها أحاديث قوية لم يخرج البخاري منها شيئا منها ما أخرجه مسلم من حديث أبي هريرة رفعه من صلى على واحدة صلى الله عليه عشرا وله شاهد عن أنس عند احمد والنسائي وصححه بن حبان وعن أبي بردة بن نيار وأبي طلحة كلاهما عند النسائي ورواتهما ثقات ولفظ أبي بردة من صلى علي من أمتي صلاة مخلصا من قلبه صلى الله عليه بها عشر صلوات ورفعه بها عشر درجات وكتب له بها عشر حسنات ومحا عنه عشر سيئات ولفظ أبي طلحة عنده نحوه وصححه بن حبان ومنها حديث بن مسعود رفعه ان أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة وحسنه الترمذي وصححه بن حبان(فتح الباري ج.11 ص.167)

  ما قولكم في مولد النبي هل هو سنة ام لا وهل فيه نص ام لا؟ الجواب:…. ان الحكم على الشئ فرع عن تصوره ولا يمكن الان الحكم على المولد النبوى بشئ حتى يعرف ما يشتمل عليه ليظهر حكمه جليا فنقول المولد على ثلاثة اشياء. اولا: انه يحتوي على ذكر اسمه ونسبه…….انه سيرة سيد الخلق وسيلة لكمال محبته وواسطة لتمام معرفته…….او لم يقص الله علينا في كتابه سير الانبياء …..ان في ذالك لذكرى لمن كان له قلب او القى السمع وهو شهيد. الثاني: ان المولد سبب للصلاة والسلام على النبي المطلوب منا بقوله تعالى يايها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما…..الثالث انه يحتوي على ذكر اخلاقه الشريف …(مجموع فتاوي رسائل لسيد علوي المالكي ص.180)

 حدثنا محمد بن المثنى ومحمد بن بشار ( واللفظ لابن المثنى ) قالا حدثنا محمد بن جعفر حدثنا شعبة عن غيلان بن جرير سمع عبدالله بن معبد الزماني عن أبي قتادة الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم سئل عن صومه ؟ قال فغضب رسول الله صلى الله عليه و سلم فقال عمر رضي الله عنه رضينا بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد رسولا وببيعتنا بيعة قال فسئل عن صيام الدهر ؟ فقال : لا صام ولا أفطر ( أو ما صام وما أفطر ) قال فسئل عن صوم يومين وإفطار يوم ؟ قال ومن يطيق ذلك ؟ قال وسئل عن صوم يوم وإفطار يومين ؟ قال ليت أن الله قوانا لذلك قال وسئل عن صوم يوم وإفطار يوم ؟ قال ذاك صوم أخي داود ( عليه السلام ) قال وسئل عن صوم الاثنين ؟ قال ذاك يوم ولدت فيه ويوم بعثت ( أو أنزل علي فيه ) قال فقال صوم ثلاثة من كل شهر ورمضان إلى رمضان صوم الدهر قال وسئل عن صوم يوم عرفة ؟ فقال يكفر السنة الماضية والباقية قال وسئل عن صوم يوم عاشوراء ؟ فقال يكفر السنة الماضية (صحيح مسلم ج.2 ص.818)

 حدثني أحمد أو محمد بن عبيد الله الغداني حدثنا حماد بن أسامة أخبرنا أبو عميس عن قيس بن مسلم عن طارق بن شهاب عن أبي موسى رضي الله عنه قال : قدم النبي صلى الله عليه و سلم المدينة وإذا أناس من اليهود يعظمون عاشوراء ويصومونه فقال النبي صلى الله عليه و سلم ( نحن أحق بصومه ) . فأمر بصومه (صحيح البخاري ج.3 ص.1434)

  وهاك نص الامام الشافعي وهو من فضلاء السلف وخيارهم قال: كل ما له مستند من الشرع فليس ببدعة ولو لم يعمل به السلف لان تركهم للعمل به قد يكون لعذر قام لهم في الوقت , او لما هو افضل منه , او لعله لم يبلغ جميعهم علم به. (هداية الطالبين ص. 201 )

    وقال النووي في الأذكار ذكر الفقهاء والمحدثون أنه يجوز ويستحب العمل في الفضائل والترغيب والترهيب بالحديث الضعيف مالم يكن موضوعا وأما الأحكام كالحلال والحرام والمعاملات فلا يعمل فيها إلا بالحديث الصحيح والحسن إلا أن يكون في احتياط في شيء من ذلك كما إذا ورد حديث ضعيف بكراهة بعض البيوع أو الأنكحة فإن المستحب أن يتنزه عن ذلك ولكن لا يجب وخالف ابن العربي المالكي في ذلك فقال إن الحديث الضعيف لا يعمل به مطلقا  (الحطة في ذكر الصحاح الستة في ذكر الاحاديث المحتج بها ج.1 ص.113 )

 3733 – حدثنا نصر بن علي الجهضمي حدثنا علي بن جعفر بن محمد أخبرني أخي موسى بن جعفر بن محمد عن أبيه جعفر بن محمد عن أبيه محمد بن علي عن أبيه علي بن الحسين عن أبيه عن جده علي بن أبي طالب : أن رسول الله صلى الله عليه و سلم أخذ بيد حسن و حسين فقال من أحبني وأحب هذين وأباهما وأمهما كان معي في درجتي يوم القيامة   قال ابو عيسى هذا حديث حسن غريب لا نعرفه من حديث جعفر بن محمد إلا من هذا الوجه (سنن الترمذي ج 5 ص 641)

"Wallohu A'lam Bis Shawab"

Sabtu, 22 September 2012

Hukum menabur/menyiram air bunga diatas kuburan

23/09/2012


Ilmatul Mukarramach
ASSALAMUALAIKUM WR WB
bagaimana hukumnya kuburan ditaburin dengan bunga2 seperti sperti di film2 itu?


JAWABAN ke1
Ibnu Hasyim Alwi
di bolehkan menaburkan bunga-bunga segar yang masih basah di atas kuburan2 ,‘karena hal ini(menaburi bunga) dapat meringankan siksaan mayat akibat bacaan tasbih tanaman/bunga diatas pusara tersebut.
Lihat ;
I’aanah at-Thoolibiin : II/120.

Berdasarkan hadist nabi yg berbunyi ;
"Ingatlah,sesungguhnya dua mayat ini sedang disiksa tetapi bukan kerana melakukan dosa besar. Seorang dari padanya disiksa kerana dahulu dia suka membuat fitnah dan seorang lagi disiksa kerana tidak menghindari diri daripada percikan air kencing. Kemudian baginda mengambil pelepah kurma yang masih basah lalu dibelahnya menjadi dua. Setelah itu baginda menanam salah satunya pada kubur yang pertama dan yang satu lagi pada kubur yang kedua sambil bersabda: Semoga pelepah ini dapat meringankan seksanya selagi ia belum kering." (H.R.buchori&muslim).

" Para Ulama menngqiyaskan pelepah kurma dalam hadits di atas dengan segala macam tumbuh-tumbuhan yang masih basah sebagaimana yang di jelaskan dalam kitab ;
Mughni Al Muhtaj ; 1/364.

JAWABAN ke2
Aly Moback Ubriach
 ويسن أيضا وضع الجريد الأخضر على القبر وكذا الريحان ونحوه من الشيء الرطب.
(الكتاب مغنى المحتاج ج 1 ص 365)
Intinya sunnah menaruh pelapah kurma yg ijo diatas kuburan dan bau2 yg harum sperti bnga2 yg masih basah


JAWABAN ke3
Kakek Jhosy 
Ketika berziarah, rasanya tidak lengkap jika seorang peziarah yang berziarah tidak membawa air bunga ke tempat pemakaman, yang mana air tersebut akan diletakkan pada pusara. Hal ini adalah kebiasaan yang sudah merata di seluruh masyarakat. Bagaimanakah hukumnya? Apakah manfaat dari perbuatan tersebut?

Para ulama mengatakan bahwa hukum menyiram air bunga atau harum-haruman di atas kuburan adalah sunnah. Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi al-Bantani dalam Nihayah al-Zain, hal. 145

وَيُنْدَبُ رَشُّ الْقَبْرِ بِمَاءٍ باَرِدٍ تَفاَؤُلاً بِبُرُوْدَةِ الْمَضْجِعِ وَلاَ بَأْسَ بِقَلِيْلٍ مِنْ مَّاءِ الْوَرْدِ ِلأَنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ تُحِبُّ الرَّائِحَةَ الطِّيْب
Disunnahkan untuk menyirami kuburan dengan air yang dingin. Perbuatan ini dilakukan sebagai pengharapan dengan dinginnya tempat kembali (kuburan) dan juga tidak apa-apa menyiram kuburan dengan air mawar meskipun sedikit, karena malaikat senang pada aroma yang harum.
(Nihayah al-Zain, hal. 154)

Pendapat ini berdasarkan hadits Nabi
حَدثَناَ يَحْيَ : حَدَثَناَ أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الأعمش عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طاووس عن ابن عباس رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذِّباَنِ فَقاَلَ: إِنَّهُمَا لَـيُعَذِّباَنِ وَماَ يُعَذِّباَنِ فِيْ كَبِيْرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِِ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ يَمْشِيْ باِلنَّمِيْمَةِ . ثُمَّ أَخُذِ جَرِيْدَةً رَطْبَةً فَشْقِهَا بِنَصْفَيْنِ، ثُمَّ غُرِزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةٍ، فَقَالُوْا: ياَ رَسُوْلَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هٰذَا ؟ فقاَلَ: ( لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَالَمْ يَيْـبِسَا
Dari Ibnu Umar ia berkata; Suatu ketika Nabi melewati sebuah kebun di Makkah dan Madinah lalu Nabi mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi bersabda kepada para sahabat “Kedua orang (yang ada dalam kubur ini) sedang disiksa. Yang satu disiksa karena tidak memakai penutup ketika kencing sedang yang lainnya lagi karena sering mengadu domba”. Kemudian Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil pelepah kurma, kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meletakkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat lalu bertanya, kenapa engkau melakukan hal ini ya Rasul?. Rasulullah menjawab: Semoga Allah meringankan siksa kedua orang tersebut selama dua pelepah kurma ini belum kering
(Sahih al-Bukhari 1361)


Lebih ditegaskan lagi dalam I’anah al-Thalibin
يُسَنُّ وَضْعُ جَرِيْدَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى الْقَبْرِ لِلْإ تِّباَعِ وَلِأَنَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُ بِبَرَكَةِ تَسْبِيْحِهَا وَقيِْسَ بِهَا مَا اعْتِيْدَ مِنْ طَرْحِ نَحْوِ الرَّيْحَانِ الرَّطْبِ
Disunnahkan meletakkan pelepah kurma yang masih hijau di atas kuburan, karena hal ini adalah sunnah Nabi Muhammad Saw. dan dapat meringankan beban si mayat karena barokahnya bacaan tasbihnya bunga yang ditaburkan dan hal ini disamakan dengan sebagaimana adat kebiasaan, yaitu menaburi bunga yang harum dan basah atau yang masih segar.
(I’anah al-Thalibin, juz II, hal. 119)

Dan ditegaskan juga dalam Nihayah al-Zain, hal. 163
وَيُنْدَبُ وَضْعُ الشَّيْءِ الرَّطْبِ كَالْجَرِيْدِ الْأَحْضَرِ وَالرَّيْحَانِ، لِأَنَّهُ يَسْتَغْفِرُ لِلْمَيِّتِ مَا دَامَ رَطْباً وَلَا يَجُوْزُ لِلْغَيْرِ أَخْذُهُ قَبْلَ يَبِسِهِ. (نهاية الزين 163
________________________________

Berdasarkan penjelasan di atas, maka memberi harum-haruman di pusara kuburan itu dibenarkan termasuk pula menyiram air bunga di atas pusara, karena hal tersebut termasuk ajaran Nabi (sunnah) yang memberikan manfaat bagi si mayi
"Wallohu A'lam Bis shawab"

Rabu, 19 September 2012

الكتاب سُلمَ التوفيقِ

19/09/2012
Oleh : H.Taufieq Fauzie



(بسم الله الرحمن الرحميم)

الحمدُ للهِ رب العالمينَ وأشهدُ أن لا اله الا اللهُ وحْدَه لاشريكَ له وأشهدُ أن محمدً ا عبدُه ورسولُه وعلى الهِ وصحبه والتابعينَ

(اما بعد)
 فهذا جزءٌ لطيفٌ يَسَرَه الله ُتعالى فيما يجبُ تعلمُه وتعليمُه والعملُ به للخاصِ
العامِ الواجبُ ما وَعَدَ الله ُ فاعلهَ بالثوابِ وتوعَدَ تاركَه بالعقاب 
( وسميتُه سُلمَ التوفيقِ الى محبةِ اللهِ على التَحقيق ) أسألُ الله َ الكريم َ أن يجعلَ ذلك منه وله وفيه واليه ومُوجِبًا للقربِ والزُلفى لديه و أن يُوَفِقَ مَن ْوقفَ عليه للعملِ بمقتضا ه ثم اِلْتَرقى بالتودُدُ بالنَوافلِ ليحُوزَ حبُه وولاه

(فصلٌ)
 يجبُ على كافة المكلفين الدُخولُ فى دين الاسلام والثُبوتُ فيه على الدَوام ِواِلتزامُ مالزَِِمَ عليه مِن الاحْكام ِفما يجبُ علمُه واعتقادُه مطلقًا والنطقُ به فى الحال ان كان كافِرًا و الا ففى الصلاة الشهادتان وهُما أشهدُ أن لااله الا اللهُ وأشهدُ أن محمدًا رسولُ الله ِ

ومعنى أشهدُ أن لا اله الا الله ُ أن تعْلمَ وتعتقِدَ وتُؤمن َوتُصدِقَ أن لا معبودَ بحقٍ فى الوجود الا الله َالواحد الاحدَ الاولَ القديمَ الحيَ القيومَ الباقى الدائم الخالق الرازق العالمَ القديرَ الفَعال لما يريدُ ما شاءَ الله ُ كان وما لم ْ يَشَأْ لم يكُن ْولا حولَ لا قوة ض الا بالله العليِ العظيم ِمَوصُوفٌ بكل كمالٍ مُنَزَهٌ عَن كل نقصٍ ليسَ كمثلِه شئ ٌوهو السميعُ البصيرُ فهو القديمُ وما سِواه حا دِثٌ وهو الخالقُ وما سِواه مَخلوقٌ وكلامُه قديمٌ كسائر صِفاتِه لانه سُبحانَه مباين لجميع المخلوقاتِ فى تالذات ِ والصفات ِ والافعالِ سُبحانه وتعالى عما يقولُ الظالمون علوًا كبيرًا

ومَعْنى أشهدُ أن محمدًا رسولُ اللهِ أن تعْلم َوتعتقِدَ وتُصَدِق وتُؤمن َ أن سيدنا ونبيَنا محمدُ بن عبد اللهِ بن عبد المطلبِ ابن هاشم بن عبد مناف القرشى عبد الله ورسولُه الى جميع الخلقِ وُلِدَ بمكة َ وبُعِثَ بِها وهاجَرَ الى المدينة ودُفِن َ فيها

وأنه صَادِقٌ فى جميع ما أخْبَرَ به فمِن ْ ذلك عذاب ُ القبرِ ونعيمُه وسؤالُ الملكينِ منُكر َونكيرَ الحشرُ والقيامة ُ و الحسابُ والثواب ُو العذاب ُ والميزان و النار والصراط و الحوضُ والشفاعة ُوالجنة ُ والخلودُ والرؤية لله ِتعالي في ا لجنةِ وتُؤمن بملا ئكة الله ورسوله وكتُبِه ورسولهِ وبا لقدرِ خيرِه وشرِه وأنه خا تم ُ النبين وسيدُ وَلدِ أدمَ أجمعين

( فصل ) يَجبُ علي كل مسلمٍ حفظُ اسلامِه وَصْونُه عما يُفسِدُه ويُبطلِهُ ويُقطِعُه وهو الردة ُوالعياذُ با لله تعالي وقد كثرُ َفي هذا الزمان التساهل ُ في الكلام ِحتى أنه يُخرِجُ من بعضهم الفاط َ تُخرِجُهم عن الاسلام ولا يرَون َ ذالك ذنبًا فضْلاً عن كونه كفرًا

والردة ُثلاثةِ اقسام ٍاعتقا داتُ وافعالُ واقوال ُ وكلُ قسم ٍيتَشعَبُ شُعبًا كثيرةً فمِن الاول الشك ُفي الله او في رسوله او القران او يوم الاخر او ا لجنة اوا لنار اوا لثواب اوا لعقاب او نحو ذالك مما هو مُجْمَعٌ عليه او اِعْتقدَ فقد صقة من صفات الله تعالي الوا جبةِ له اجماعًا كا لعِلْم ِاو نُسِبَ له صفةَ يَجِبُ تنزيهُه عنها اجْماعًا كا لجِسم ِاو حَللَ مُحَرَمًا بلاِجْماع معلومًا من االدين با لضرورة مما لا يَخفي عليه كا لزنا واللِواط والقَتْل ِوالسَََرقة والغَصَبِ او حرَمَ حلا لاً كذالك كا لبيع ِ وا لنكاح ٍأو نفي وجوب ِمُجْمَعٌ عليه كذلك كا لصلوات الخمس او سجدة ِمنها والزكاة والصوم والحج ِ والوضوءٍ أو وجب ِ مالم يَجبْ اجماعًا كذالك او نفي مشروعيةٍ مُجْمعٌ عليه كذالك أو عزم على الكفر فى ألمستقبل أو على فعل شئ مما ذكر أو تردد فيه لاوسواسه أو انكر صحبة سيد نا أبي بكر رصي الله عنه أو رسا لة واحد من الرسل المجمع علي رسا لته أو جحد حرفا مجمعا عليه من القران أو زاد حرفا فيه مجمعا علي نفسه معتقدا أنه منه أو كذب رسولا أو عزم علي الكفر في المستقبل او على فعل شئ مما ذكر او تردد فيه لا وسواسه او انكر صحبة سيد نا ابي بكر رضي الله عنه او رسا لة واحد من الرسول المجمع على رسا لته او جحد حرفا فامجمعا عليه من القران او زاد حرفا فيه مجمعا على نفسيه معتقدا انه منه او كذب رسولا او ننقصه او صغر اسمه بقصد تحقيره او جود نبوة احد بعد نبينا محمد صلى الله عليه و سلم

والقسم الثانى الفعل كسجود لصنم او شمس او مخلوق اخر

والقسم الثالث الاقوال وهي كثيرة جدا لا تنحصر منها ان يقول لمسلم يا كفرا او يا يهودي او يا نصراني او يا عدم االدين مريدا بذالك ان الذي عليه المخاطب من الدين كفر او يهودية او نصرانية او ليس بد ين وكالسخرية باسم من اسمائه تعالى او وعده او وعيده ممن لايخفي عليه نسبة ذالك اليه سبحا نه وكأن يقولو لوامرنى الله بكذا لم افعله او لو صارت القبلة في جهة كذا ما صليت اليها او لو اعطانى الله الجنة ما دخلتها مستحقيقا او مظهرا للعناد في الكل وكان يقول لو اخذ نى الله بترك الصلاة مع ما انا فيه من المرض ظملني او قال لفعل حدث هذا بغير تقد ير الله او لوشهد عندى الانبياء او ملائكة او جمع المسلمين بكذا ما قبلتهم او قال لا افعل كذا وان كان سنة يقصد استهزاء او كان فلان نبيا ما امنت به او اعطاه عالم فنوي فقال ايش هذا الشرع مريدا لاستحفاف او قال لعنة الله علي كل عالم مريدا الاستغراق الشا مل لاحد الانبياء او قال انا برئ من الله او من الملائكة او من النبي او من القران او من الشريعة او من الاسلام او قال لحكم حكم به من الاحكام الشرعية ليس هذا الحكم او لا اعرف الحكم مستهزا بحكم الله او قال وقد ملأ وعاء وكأساد هاقا او افرغ شرابا فكانت سرابا او عند وزن اوكيل واذا كالو هم اووزنوهم يخسرون اوعند رؤية جمع وحشرناهم فلم نغادر منهم احد بقصد الاستخفاف او الاستهزاء فى الكل وكذا كل موضع استعمل فيه القران بذلك القصد فان كان بغيرذلك القصد فلا يكفر لكن قال الشيخ احمد بن حجر رحمه الله لا تبعد حرمته وكذايكفر من شتم نبيا او ميلكا او قال اكون قوادا ان صليت اوما اصبت خيرا منذ صليت او الصلاة لا تصلح لى يقصد الاستحفاف بها او الاستحزاء اواستحلال تركها او التشاؤم بها او قال لمسلم انا عدوك وعدو نبيك او لشريف انا عدوك وعد و جدك مريدا النبى صلى الله عليه وسلم او يقول شيا من نحو هذه الا لفاظ البشعة الشنيعة وقد عد الشيخ احمد بن حجر والقاضى عياض رحمهما الله تعالى فى كتابهما الاعلام والشفا اشياء كثيرة فينبغى الاطلاع عليهما فان من لم يعرف الشر يقع فيه وحاصل اكثر تلك العبارات يرجع الى ان كل عقد او فعل او قول يدل على استهانة او استحفاف با لله او كتا به او رسوله او ملا ئكته او شعائره او معالم دينه او احكامه اووعده او وعيده كفر اومعصية فليحذر الانسان من ذلك جهده

 (فصل) يَجٍبُ على مًنْ وقعت منه رِدةُ العودِ فورًا الى الاِسْلامِ بالنُطْقِ بالشَهادتين والاِقْلاعِ عما وَقعََت بِه الردةُ ويجب عليه الندم على ما صدر منه والعزم على ان لايعود لمثله وقضاء ما فاته من واجبات الشرع فى تلك المدة فان لم يتب وجبت استتابته ولا يفبل منه الا الاسلام او القتل ويبطل بها صومه وتيممه ونكاحه قبل الدخول وكذا بعده ان لم يعد الى الاسلام فىالعدة ولايصح عقد نكاحه وتحرم ذبيحته ولا يرث ولا يورث ولا يصلى عليه ولايغسل ولا يكفن ولايدفن وماله فئ

(فصل ) يجب على كل مكلف أداء جميع ما اوجب الله عليه ويجب عليه أن يؤديه على ما أمره الله به من الاتيان بأركانه وشروطه ويجتنب مبطلاته ويجب عليه أمر من ؤراه تارك شئ منها او يأتى بها على غير وجهها ويجب عليه قهره على ذلك ان قدر عليه والا فيجب عليه الانكار بقلبه ان عجز عن القهر والامر وذلك أضعف الايمان اى أقل ما يلزم الانسان عند العجز ويجب ترك جميع المحرمات ونهي مرتكبها ومنعه قهرا منها ان بنكر ذلك بقلبه ومفارقة موضع المعصية والحرام ما توعد الله مرتكبه بالعقاب ووعد تاركه بالثواب

(فصل ) فمن الواجب خمس صلوات فى اليوم والليلة الظهر ووقتها اذا زالت الشمس الى مصير ظل كل شئ مثله غير ظل الاستواء والصر ووقتهامن بعد وقت الظهر الى مغيب الشمس والمغرب ووقتها من بعد وغيب الشمس الى مغيب الشفق الاحمر والعشاء ووقتها من بعد وقت المغرب الى طلوع الفجرالصادق والصبح ووقتها من بعد وقت العشاء الى طلوع الشمس فتجب هذه الفروض فى اوقاتها على كل مسلم بالغ عاقل طاهر فيحرم تقديمها على وقتها وتاءخيرها عنه لغير عذر فان طرا ما نع كحيض بعد مامضى من وقتها ما يسعها و طهر ها لنحو سلس لزمه قضاؤها اوزوال المانع وقد بقى من الوقت قدر تكبيرة لزمته وكذا ما قبلها ان جمعت معها

(فصل) يجب على ولى الصبى والصبية المميزين ان يامر هما بالصلاة ويعلمهما احكا مها بعد سبع سنين ويضربهما على تركيها بعد عشر سنين كصوم اطاقاه ويجب عليه ايضا تعليمهما ما يجب عليهما وما يحرم ويجب على ولاةالمر قتل تتارك الصلاة كسلا ان لم يتب وحكمه مسلم ويجب عتى كل مسلم امر اهله بها وقهرهم وتعليمهم اركانها وشروطها ومبطلاتها وكل من قدر عليه من غيرهم

(فصل) ومن شروط الصلاة الوضوء وفروصه ستة لاول نية الطهارة للصلاة بالقلب او غيرها من النيات المجزئة عند غسل الوجه الثان غسل الوجه جميعه من منا بت شأر رأسه الى الذقن ومن الأذن الي الأذن شعرا وبشرا لا باطن لحية الرجل وعارضيه أذ كشفت الثالث غسل اليدين مع المرفقين وما عليهما الرابع مسح الرأس او بعضه ولو شعرة فى حده الخامس غسل الرجلين مع الكعبين او مسح الخف أذا كملت شروطه السادس الترتب هكذا


 (فصل ) وينقض الوضوء ما خرج من السبلين غير المنى ومس قبل الأدمى أو حلقة د بره ببطن الكف بلا حائل ولمس بشرة الاجنبية مع كبر وزوال العقل لانوم قاعد ممكن مقعد ته

 (فصل ) يجب الأستنجاء من كل رطب خارج من السبلين غير المنى بالماء الى ان يطهر المحل او يمسحه بثلاث مسحات او اكثر الى ان ينقى المحل وان بقى الاثر بقالع طاهر جامد غير محترم من غير انتقال وقبل جفاف

 (فصل ) ومن شروط الصلاة الطهارة من الحدث الاكبر وهو الغسل والذى يوجبه خمسة أشياء خروج المنى والجماع والحيض والنفاس والولا دة
و فروض الغسل أثنان نية رفع الحدث الاكبر ونحوها وتعميم جمع البدن بشرا وشعرا وان كشف


 ( فصل ) شروط ُ الطهارة ِ الاسلام ُ و التمييز ُو عدم ُالمانع ِمن وُصولِ الماءِ الى المغسول ِوالسيلانِ وان يكون الماءُ مطهرًا بان لا يسْلبُُُ اسمُه بمخالطة ٍطاهرٍ يَسْتغنى الماءُ عنه وان لا يتغير بنَجَسٍ ولو تغيرًا يسيرًا وان كان الماءُ دونُ القلتينِ زبد ان لا يلافيه نجس غير معفو عنه ولا استُعمل فى رفع الحدث أو ازالة نجس ومن لم يجد الماء أو كان يضره الماء تيم بعد دخول الوفت وزوال النجاسة ومعرفة الفبلة بتراب خا لص طهور له غبار فى الوجه واليدين يرتبهما بضربتين بنية استباحة فرض الصلاة مع النقل ومسح أول الوجهه

(فصل ) ومن انتقضَ وضوؤُه حُرم عليه الصلاةُ والطواف ُوحملُ المصحف ومسُه الا للصبى للدراسة وعلى الجنب هذه وقوله القران ومكس المسجد وعلى الحائض والنفساء هذه والصوم قبل االانقطعاع وتمكين الزوج والسيد من الاستمتاع بما بين سروتها وركبتها قبل الغسل

(فصل ) ومن شروط الصلاة الطهارة عن النجاسة فى البدن و الثوب و المكان و المحمول له فان لقاه نجس او لافى ثيابه أو محموله بطلت الصلاته الا أن يلقيه حالا أو يكون معفواعنه كدم جرحه ويجب ازالة نجس لم يعف عنه بازالةمن طعم واون وريح بالماء المطاهر والجكمية يجرى الماء عليها والكلبية بغسلها سبعا احد هن ممزوجة باتراب الطهور والمزيلة للعين وان تعددت واحدة ويسترط ورودالماء ان كان فليلا

 (فصل ) ومن شروط الصلاة استفبال القبلة ودحول الوفت والاسلام والتمييز والعلم بفرضيتها وان لا يعتقد فرضا من فروضها سنة والستر بما يستربه لون البشرة لجمع بدن الحرة الا الوجه والكفين وستر ما بين السرة والركبة للذكر والامة من كل جو انب لا الاسفل

(فصل ) وتبطل الصلاة بالكلم ولو بحرفين او بحرف مفهم الا ان نسى وقبل وبالافعال الكثيرة المتوالية كثلان حركات وبالحركة المفرطة زبزيادة ركن فعلى وبالحركة الواحدة للغب وبالاكل والشرب الا ان نسى وقل وبنية فطع الصلاة وبتعليف فطعبها وبالتردد فيه وبأن يمصى ركن مع الشك فى نية التحرم او يطول زمن الشك

 (فصل ) وشرط مع ما مر لقبولها عند الله سبحانه وتعالى أن يقصد بها وجه الله تعالى وحده وأن يكون مأكله وملبوسه ومصلاه حلالا وأن يحضر قلبه فيه قليس له من الصلاته الا ما عقل منها وأن لا يعجب بها

 (فصل) أركان الصلاة سبعة عشر الأول النية بالقب للفعل ويعين ذات السبب والوقت وينوى الفرصية فى الفرض ويقول بحيث يسمع نفسه ككل ركن قولى الله أكبر وهو ثانى أركانها الثالث القيام فى الفرض للقدر الرابع قراءة الفاتحه بالبسملة والتشديدات وموالاتها وترتيبها واخراج الحروف من مخارجها وعدو اللحن الذى لم يخل ولا يبطل الخامس الركوع بأن ينحنى بحيث تنال راحتاه ركبتيه السادس الطمأنينة فيه بقدر سبحانا الله السابع الأعتدال بأن ينتصب قائما الثامن الطمأنينة فيه التاسع السجود جبهته على مصلاه مكشوفة متثاقلا بها ومنكسا ويضع شيأ من ركبتيه ومن بطون كقيه ومن بطون أصابع رجليه العاشر الطمأ نينة فيه الحاد عشر الجلوس بين السجدتين الثانى عشر الطمأ نينة فيه الثالث عشر الجلوس للتشهد الأخير ما بعده الرابع عشر التشهود الأخير فيقول التحيات المباركات الصلوات الطيبات لله السلام عليك أيها النبي ورحمت الله وبركاته السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين أشهد ان لااله الاالله وأشهدان محمدارسول الله الخامس عشر الصلاة على النبى وأقلها اللهم صلى على محمد السادس عشر السلام السابع عشر الترتيب فان تعدد تركه كان سجد قبل ركوعه بطلت وان سها فليعد اليه الا ان يكون فى مثله أو بعده فتتم به ركعته ولغا ما سها به


 (فصل) الجما عة على الذكور الأحرار المقيمين البالغين غير المعذورين فرض كفاية و فى الجمغة فرض عين عليهم اذا كانوا اربعين مكلفين فى ابنية وعلى من نوى الأقامة عندهم أربعة ايام صحاح وعلى من بلعه نداء صيت من طرف يليه من بلدها وشروطها وقت الظهر وخطبتان فبلها فيه يسمعهما الأربعون وان تصلى جماعة بهم ولن لا تقارنها أخرى ببلدها واركان الخطبتين حمد الله والصلاة على النبى والوصية بالتقوى فيهما وأية مفهومة فى احداهما والدعاء للمؤمنين فى الثانية وشروطهما الطهارة عن الحدثين وعن النجاسة فى البدن والمكان والمحمول وسترل العورة والقيام والجلوس بينهما والولاء بينهما وبينهما وبين الصلاة وأن يكون بالعربية

 (فصل) يجب على كل من صلى مقتديا فى جمعة أوغيرها انلا يتفدم على امامه فى الموقف والاحرام بل تبطل المقارنة فى الاحرام وتكره فى غيره الا التأمين ويحرم تقدمه بركن فعلى وتبطل بركنين وكذا التأخر عنه بهما لغير عذر وبأكثر من ثلاثة أركان طويلة له ولن يعلم بانتقالات امامه وأن يجتمعا فى مسجد أو ثلثمائة ذراع وان لايحول بينهما حائل يمنع الأسطراق وأن يتوافق فظم صلاتيهما وان لايتخالفا فى سنة تفحش المخالفة قيها وان ينوى الاقتداء مع التحرم فى الجمعة و قبل المتابعة وطول الانتظار فى غيرها ويجب على الامام نية الامامة فى الجمعة والمعا دة وتسن فى غيرهما

(فصل) غسل الميت وتكفينه والصلاة عليه ودفنه فرض كفاية اذاكان مسلما ولد حيا ووجب لذمى تكقين ودفن ولسقط ميت غسل وكفن ودفن ولا يصلى عليهما ومن مات فى قتال الكفار بسببه كفن فى ثيابه فأنلم تكفيه زيد عليها ودفن ولايغسل ولا يصلى عليه وأقل الغسل ازالة النجاسة وتعميم جميع بشره وشعره وان كثف مرة باماء المطهر

واقل الكفن سسساتر جميع البدن و ثلاث لفائف لمن ترك تركة زائدة على دينه ولم يوص بتركها واقل الصلاة عليه أن ينوى فعل الصلاة عليه والفرض ويعين و يفول الله اكبر وخو قائم ان قدر ثم يقرأ الفاتحه ثم يقول الله اكبر ثم يقول اللهم صلى على محمد ثم يقول الله اكبر اللهم اغفر له وارحمه ثم يقول الله اكبر السلام عليكم ولا بد فيها من شروط الصلاة وترك المبطلات واقل الدفن حفرة تكتم رائحته وتحرسه من السباع ويسن ان يعمق قدر قامة وبسطة ويوسع ويجب توجيهه الى القبلة

(فصل) وتجب الزكاة فى الابل والبقر والغنم والتمر والزبيب والزروع المقتاتة حالة الاحتيار والذهب والفضة والمعدن والركاز منهما واموال التجارة والفطرة وأول نصاب الابل خمس ومن البقر ثلاثون ومن الغنم أربعون فلا زكاة فبل ذلك ولابد من الحول بعد ذلك ولابد من السوم فى كلا مباح وأن تكون عاملة قيجب فى كل خمس من الابل شاة وفى الاربعون من الغنم شاة جذع ضأن أو ثنى معز وفى كل ثلاثين من البقر تبيع ثم ان زادت ماشيته على ذلك ففى ذلك الزائد ويجب عليه أن يتعلم ما اوجبه الله تعالى عليه فيها وأما التمر والزبيب والزروع فأول نصابها خمسة أوشق وهى ثلاثمائة صاع بصاعة عليه الصلاة والسلام ويضم زرع العام بعضه الى بعض لا يكمل جنس بجنس و تجب الزكاة ببد والصلاح واشتداد الحب ويجب فيها العشرا ن لم تسق بمؤنة ونصفه ان سفيت بها وما زاد على النصاب الا ان يتطوع وأما الذهب فنصابه عشرون مثقالا والفضة مائتا درهم ويجب فيهما زبع العشر وما زاد قبحسايه ولا بد فيها من الحول الا ما حصل من معدن أو ركاز فيخرجها حالا وفى الركاز الخمس وأما زكاة التجارة فنصابها نصاب ما اشتريت به من النقدين ولا يعتبر الا أخر الحول ويجب فها ربع عشر القيمة ومال الخليطين أو الخلطاء كمال المنفرد فى النصاب والمخرج اذا كملت شروط الخلطة وزكاة الفطر تجب بادراك جزء من رمضان وجزء من شوال على كل مسلم عليه وعلى من عليه نفقتهم اذا كانوا مسلمين على كل واحد صاع من غالب قوت البلد اذا فضلت عن دينه و كسوته و مسكنه و قوت من عليه نفقتهم يوم العيد و ليلته تجب النية فى جميع أنواع الزكاة بعد الافراز ويجب صرفها الى من وجد من الفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة فلوبهم وقى الرقاب والغارمين وفى السبيل الله وابن السبيل ولا يجوز ولا يجزىء صرفها لغيرهم

(فصل) يجب صوم شهر رمضان على كل مسلم مكلف ولا يصح من حائض ونفساء ويجب عليهما القضاء ويجوز الفطار لمسافر سفر قصر وان لم يشق عليه صوم ولمريض وحامل ومرضعة يشق عليهم مشقة لاتحتمل الفطر ويجب عليهم القضاء ويجب التبييت والتعيين فى النية لكل نية والامساك عن الجماع والاستمناء ةالاستقاءة و عن الردة وعن دخول عين جوفا الاريقه الخالص الطاهر من معدنه وان لايجن ولو لحظة وانلا يغمى عليه كل اليوم ولا يصح صوم العيدين وأيام التشريق وكذا النصف الا خير من شعبان ويوم الشك الاان يصله بما قبله أو لقضاء أو نذر او ورد ومن افسد صوم يوم من رمصان ولا رخصة له فى فطره بجماع فعليه الأثم والقضاء فورا وكفارة ظهار

(فصل) يجب الحج والعمرة فى العمر مرة على المسلم الحر المكلف المستطيع بما يوصله ويرده الى وطنه فاضلا غن دينه ومسكنه وكسوته اللائقين به ومؤنة من عليه مؤنة مدة ذهابا وايابه واركان الحج الحرام والوقوف بعرفة والطواف بالبيت والسعى بينالصفا والمروة والحلق أو التقصير وهي الا الوقوف اركان للعمرة وهذه الاركان فروض وشروط لابد من مراعاتها وحرم على من احرم طيب ودهن راس ولحية وازالة ظفر وشعر وجماع ومقدماته وعقد النكاحواصتياد صيد مأكول برى وعلى رجل ستر راسه وليس مخيط عليها سترجهها وقفاز قمن فعل شيأ من هذه المحرمات فعليه الاثم والكفارة ويزيد الجماع بالافساد ووجوب القضاء فورا واتمام الفاسد ويجب ان يحرم من الميفات وفى الحج مبيت مزدلفة ومنى ورمى جمرةالعقبة يوم النحر ورمى الجمرات الثلاث أيام التشريق وطواف الوداع ويحرم صيد الحرمين ونياتهما على محرم وحلال وتزيد مكة بوجوب الفدية

(فصل) يجب على كل مسلم مكلف أن لا يدخل فى شئ حتى يعلم ما أحل الله تعالى منه وماحرم لأن الله سبحانه تعبدنا بأشياء فلا بد من مراعاة ما تعبدنا به وقد احل البيع وحرم الربا وقد فيه الشرع هذا البيع بألة التعريف بقيود ويجب على الزوج على نفقة الزوجة ومهرها وعليه لها متعة ان طلقما وعلى مالك العبيد والبهائم نفقتهم وانلا يكلفهم من العمل مالا يطيقونه ولا يضر بهم بغير حق ويجب على الزوجة طاعته فى نفسها الامالا يحل وأن لا تصوم ولا تخرج من بيته الا باذنه

 (فصل) من الواجبات القلبية الايمان با الله وبما جاء عن الله والأيمان برسول الله وبما جاء عن رسول الله والصديق والأخلاص واليقين وهو العمل لله وحده والندم على المعاصى والتواكل على الله والمراقبة لله والرضا عن الله وحسن الظن با لله وبخاف الله وتعظيم شعائر الله والشكر على نعم الله والصبر على اداء ما اوجب الله والصبر عما حرم الله تعالى وعلى ما ابتلاك الله به والثقة بالرزق واتهام النفس وعدم الرضا عنها وبغض الشيطان وبغض الدنيا وبغض أهل المعاصى ومجبة الله و محبة كلامه ورسوله والصحابةوالأل والأنصار والصالحين وفال سيدنا عبد الله بن علوى الحداد رضى الله عنه ونفعنابه فى كتابه النصائح الدينيةما معناه وهذه اوصاف يجب أن يتحلى بها كل مؤمن وهى قوله قبل هذا بقليل أن يكون خاشعا متواضعا خائفا رجلا مشفقا من خشية الله تعالى زاهدا فى الدنيا قانعا باليسير منها منفقا للفاضل عن حاجته مما فى يده ناصحا لعباد الله تعالى مشفقا عليهم رحيما بهم أمرا بالمعروف ناهيا عن المنكر مسارعا فى الخيرات ملازما للعبادات دالا على الخير داعيا الى الهدى ذاصمت وتؤدة و وقار و سكينة حسن الأخلاق واسع الصدر لين الجانب مخفوض الجناح للمؤمين لا متكبرا ولا متجبرا ولا طامعا فى اناس ولا حريصا على الدنيا ولا مؤثرا لها على الأخرة ولا جامعا للمال ولا مانعا له عن حقه ولافظا ولاجافيالهم ولا غليظا ولامماريا ولامجادلا ولامخاصما ولا قاسيا ولاسئ الاخلاق ولاضيق الصدر ولامداهنا ولامخادعا ولاغاشا ولامقدما للأغنياء على الفقراء ولامترددا على السلاطين ولاساكتا على الأنكار عليهم مع القدرة ولامحبا للجاه والمال والولايات بل يكون لها كارها ولا يلابسها الا مت حاجة أو ضرورة انتهى كلامه رضى الله عنه


(فصل) ومن معاصى القلب الرياء باعمال البر وهو العمل لا جل الناس ويحبط ثوابها كالعجب بطاعة الله وهو شهود العبادة صادرة من النفس غائبا عن المنة والشك فى الله والامن من مكر الله والقنوط من رحمة الله والتكبر على عباد الله وهو ردالحق واستحقار الناس ورؤيته أنه خير من كثير من خلق الله والحقد وهو اضمار العداوة اذا عمل بمقتضاه ولم يكرهه والحسد وهو كراهية النعمة للمسلم واستشقالها اذا لم يكرهه او عمل بمقتضاه والمن بالصدقة ويبطل ثوابها ولاصرار على الذنب وسوء الظان با الله وبعباد الله والتكذيب بالقدر والفرح بالمعصية منه أو من غيره والغدر ولو بكافر والمكر وبغض الصحابة واأل والصالحين والبخل بما اوجب الله والشح والحرص والاستهانة بما عظم الله من طاعة او معصية اوقرأن او علم او جنة او نار


(فصل) ومن معاصى البطن أكل الرباء والمكس والغصب والسرقة وكل وأخوذ بمعاملة حرمها الشرع وشرب الخمر وحد الشارب اربعون جلدة للحر ونصفها للرقيق وللأمام الزيادة تعزيرا ومنها أكل كل مسكر وكل نجس ومستقذر وأكل مال اليتيم او الاوقاف على الخلاف ما شرط الواقف والمأخوذ بوجه الحياء

 (فصل) ومن معاصى العين النظر الى النساء الجنبيات وكذا نظر هن اليهم ونظر العورات فيحرم نظر الرجل الىشئ من بدن المرأة الاجنبية غيرالحليلة ويحرم عليها كشف شئ من بدنها بحضرة من يحرم نظره اليها و يحرم عليه و عليها كشف شئ مما بين السرة والركبة بحضرةمطلع على العورات ولومع جنس ومحرمية غير حليل ويحرم عليها كشف السوأتين فى الخلوة لغير حاجة الا لحليل وحل مع المحرمية أو الجنية أو الصغر الذى لا يشتهى نظر ما عدا ما بين اسرة والركبة اذاكان بغير شهوة الا صبى أو صبية دون سن التمييز فيحل نظره ما عدا فرج الانثى لغير أمها ويحرم النظر بالاستحقار الى المسلم والنظر فى البيت الغير بغير اذنه أو شئ أخفاه كذلك ومشاهدة المنكر اذا لم ينكر أو يعذر ويفارق

(فصل) ومن معاصى اللسان الغيبه وهي ذكرك أخاك المسلم بما يكرهه وان كان فيه والنميمة وهي نقل القول للافساد والتحرش من غير نقل القول ولو بين اليها ثم والكذب وهو الكلام بخلاف الواقع واليمين الكاذبة وألفاظ القذف وهي كثيرة حاصلها كل كلمة تنسب انسانا أو واحدا من قرابته الى الزنا فهي قذف لمن نسب الزنا اليه اما صريحا مطلقا او كناية بنية وبحد القاذف الى ثمانين جلدة والرقيق نصفها ومنها سب الصحابة وشاهدة الزور والخلف ومطل الغنى والشتم والسب واللعن والاستهزاء بالمسلم وكل كلام مؤذله والكذب على الله وعلى رسول الله والدعوى الباطلة والطلاق البدعى والظهار وفيه كفارة ان لم يطلقها بعد فورا وهى عتق رقبة مؤمنة سليمة فان عجز صام شهرين متتابعين فان عجز أطعم ستين مسكينا ستين مدا ومنها اللحن فى القرأن وان لم يخل بالمعنى والسؤال للغنى بمال أو حرقة والنذر بقصد احرام الوارث وترك الوصية بدين أو عين يعلمها غيره والامتماء الى غير أبيه أو الى غير مواليه والخطبة على خطبة أخيه والفتوى بغير علم وتعليم وتعلم علم مضر والحكم بغير حكم الله والندب والنياحة وكل قول يحث على محرم أو بغير عن واجب وكل كلام يقدح فى الدين أو فى أحد من الانبياء أو فى العلماء أو العلم أو الشرع أو القرأن أو فى شئ من شعائر الله ومنها التزمير والسكوت عن الامر بالمعروف والنهى عن المنكر بغير عذروكتم العلم الواجب مع وجود الطالب والضحك فحروج الريح او على مسلم استحقاراله وكتم الشهاده او نسيان القران وترك ردالسلام الواجب عليك والقبلة المحركة للمحرم بنسك ولصائم فرضا او لمن لا تحل له قبلته


 (فصل) ومن معاصى الأذن الأستماع الى الكلام قوم اخفوه عنه و الى المزمار والطنبور وسائر الأصوات المحرمة وكالأستماع الى الغيبة والنميمة وسائر الأقوال المحرمة بخلافما اذا دخل عليه السماع قهرا وكرهة ولزمه الأنكار ان فدر

(فصل) ومن معاصى اليدين التطفيف فب الكيل والوزن والذرع والسرقة ويحدان سرق ما يساوى ربع دينار من حرزه بقطع يداه اليمنى ثم انعادى فرجله اليسرى ثم ان عاد فيده اليسرى ثم ان عاد فرجله اليمنى ومنها النهب والغصب والمكس والغلول والقتل وفيه الكفارة مطلقا وهى عتق رفبة مؤمنة سليمة فان عجز صام شهرين متتابعين وفى عمده القصاص الا ان عفا عنه على الدية او مجانا وفى الخطا وشبهه الدية وهى مائة من الأبل فى الذكر الحر المسلم ونصفها وفى الأنثى الحرة المسلمة وتختلف صفات الدية بحسب االقتل ومنها الضرب بغير حق وأخذ الرشوة او أعطاؤها واحراق الحيوان الا اذا أذى وتعين طريقا فى الدفع والمثلة بالحيوان واللعب بالنرد والطاب وكل ما فيه قمار حتى لعب الصيان بالجوز والكعاب واللعب بالات اللهو المحرمة كالطنبور والرباب والمزمار والأوتار ولمس الاجنبية عمدا بغير حائل او به بشهوة ولو مع جنس او محرمية وتصوير الحيوان ومنع الزكاة او بعضها بعد الوجوب والتمكن واخراج مالا يجزئ او اعطاؤها من لا يسيحقها ومنع الاجير اجرته ومنع المضطر ما بسده وعدم انقاذ غريقمن غير عذر فيهما وكتابة ما يحرم النطق به والخيانة وهى ضد النصيحة تشمل الافعال والاقوال والاحوال

(فصل)ومن معاصى الفرج الزنا واللواطويحد الحر المحصن ذكرا او أنثى بالرجم بالحجارة المعتدلة حتى يموت وغيره بمائة جلدة وتغريب سنةللحر وبنصف ذلك للرقيق ومنها اتيان اليها ثم ولو ملكه والاستمناء بيد غير الحليلة والوطء فى الحيض او النفاس او بعد انقطاعهما وقبل الغسل او بعد الغسل بلانية او مع فقد شرط من شروطه والتكشف عند من يحرم نظره اليه او فى الخلوة لغير غرض واستقبال القبلة او استدبارها ببول او غائط من غير حائل او كان بعد عنه اكثر من ثلاثة اذوع اوكان اقل من ثلثى ذراع ال فى المعاد لذلك والتغوط على القبر والبول فى المسجد ولو فى اناء وعلى المعظم وترك الختان بعد البلوغ

(فصل) ومن معاصى الرجال المشى فى المعصية بمسلم او فى قتله او فيها يضره بغير حق واباق العبد والزوجة ومن عليه حق عما يلزمه من قصاص او دين او نفقة او بر والديه وتربية الا طفال والتبختر فى المشى وتخطى الرقاب الا لفرجة والمرور بين يدى المصلى اذا كملت شروط السترة ومد الرجل الى المصحف اذاكان غير مرتفع وكل مشى الى محرم وتخلف عن واجب

(فصل) ومن معاصى البدن عقوقالوالدين والفرارمن الزحف وقطيعة الرحم وايذاء الجار ولو كا فرا له أمان أذى ظاهرا والتخضيب بالسواد وتشبه الرجال بالنساء وعكسه واسبال الثوب للخيلاء والحناء فى اليدين والرجاين للرجل بلا حاجة وقطع نفل الحج والعمرة ومحاكاة المؤمن استهزاء به والتجسس على عورات الناس والوشم وهجرالمسلم فوق ثلاث الالعذر شرعى و مجالسة المبتدع او الفا سق للأيناس ولبس الذهب والفضة والحرير او ما اكثره وزنا منه للرجل البالغ الا خاتم الفضة والخلوة باللأجنبية وسفر المرأة بغير نحو محرم واستخدام الحر كرها والا ستخفاف بالعلماء وبالأمام العادل وبالسائب المسلم ومعاداة الولى والاعانةعلى المعصية وترويج الزائف واستعمال او انى الذهب والفضة واتخاذها وتركالفرض او فعله مع ترك ركن له او شرط او مع فعل مبطل له وترك الجمعة مع وجوبها عليه وان صلى الظهر وترك نحو اهل قرية الجماعة فى المكتوبات وتأخيرالفرض عن وقته بغير عذر ورمى الصيد بالمثقل المذفف واتخاذ الحيوان غرضا وعدم ملازمة المعتدة للمسكن بغير عذر وعدم الاحداد على الزوج وتنجيس المسجد وتقذيره ولوبطاهر والتهاون بالحج بعد الاستطاعة الى ان يموت والاستدانة لمن لا يرجو وفاء لدينه من جهة الظاهرة ولم يعلم دائنه بذلك وعدم انظار المعسر وبذل المسال فى معصية والاستهانة بالمصحف وبكل علم شرعى وتمكين الصبى غير المميز منه وتغيير منار الارض والتصرف فى الشارع بما لايجوز واستعمال المعار فى غير المأذون له فيه او زاد على المدة المأذون له فيها او أعا ره وتحجير المباح كالمرعى والاحتطاب من الموات والملح من معدنه والنقدين وغيرهما والماء للشرب من المستخلف واستعماله اللقطة قبل التعريف بشروطه والجلوس مع مشاهدة المنكر اذا لم يعذر والتطفل فى الولائم وهو الدخول بغير اذن او ادخلوه حياء وان يكرم المرء اتفاء شره وعدم النسوبة بين الزوجات وخروج المرأة متعطرة او مزينة ولو مستورة وباذن زوجها ان كانت تمر على الرجال الاجناب والسحر والخروج عن طاعة الامام والتولى على يتيم او مسجد او لقضاء او نحو ذلك مع علمه بالعجز عن القيام بتلك الوظيفة وابواءالظالم ومنعه ممن يريد أجذ الحق منه وترويع المسلمين وقطع الطريق ويحد بحسب جنايته اما بتعزير او بقطع يد ورجل من خلاف او يقتل اوبقتل وصلب ومنها عدمالوفاء بالنذر والوصال فى الصوم وأخذ مجلس غيره او زحمته المؤذية او اخذ نوبته


(فصل) تجب التوبة من الذنوب فورا على كل مكلف وهى الندم والاقلاع والعزم على ان يعود اليها والاستغفار وان كان الذنب ترك فرض قضاه او تبعة لادمى قضاه او استرضاه انتهى ما قدر الله جمعه وأرجو منه سبحانه ان يعم نفعه ويكثر فى القلوب وقعه وأطلب ممن اطلع عليه من أولى المعرفة وأتى فيه على خطأ أو زلل ان ينبه على ذلك بالرد الصريح ليحذرالناس من اتباعى على غير الصواب فالحق أحق أن يتبع والانسان محل الخطأ والنسيان ربنا اغفرلنا ولاخواننا الذين سبقونا بلايمان ولا تجعل فى قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا انك رؤف رحيم اللهم مغفرتك أوسع من ذنوبنا ورحمتك أرجى عندنا من أعمالنا سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين

(بسم الله الرحمن الرحيم )
الحد لله رب العالمبن والصلاة والسلام على سيدنا محمد سيد المرسلين وعلى أله وصحبه أجمعين والتابعين لهم بأحسان الى يوم الدين (أما بعد) فقد تم بحمد الله تعالى طبع كتاب مرقاة صعود التصديق في شرح سلم التوفق المذكور لمؤلف اللامام الحسيب والعلامة النسيب السيد عبد الله بن حسين بن طاهر العلوى مع الكتاب الفقخ على مذهب الامام الشافعى المسمى بمتن سفينة النجا للعلامة الشيخ سالم بن سمير الحضرمى رحم الله الجميع واسكنهم المكان الرفيع

(وصلى الله على سيدنا محمد وأله وصحبه اجمعين والحمد لله رب العالمين)

متن سفينة النجا


Oleh : H.Taufieq Fauzie Mdr Smpg

متن سفينة النجا


في اصول الدين والفقه

للشيخ العالم الفاضل : سالم بن سمير الحضرمي

على مذهب الامام الشافعي

نفعنا الله بعلومه آمين

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين ،وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين ،واله وصحبه أجمعين ، ولاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم ،

فَصْلٌ 
أَرْكَانُ اُلإِسْلامِ خَمْسَةٌ: 1- شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ 2- إِقَامُ الصَّلاَةِ. 3- إِيْتَاءُ الزَّكَاةِ.4- صَوْمُ رَمَضَانَ. 5- حَجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. 
فَصْلٌ
أَرْكَانُ الإِيْمَانِ سِتَّةٌ: 1- أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ. 2- مَلاَئِكَتِهِ. 3- كُتُبِهِ. 4- رُسُلِهِ. 5- بِالْيَوْمِ الآخِرِ. 6- بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ مِنَ اللهِ تَعَالَى. 
فَصْلٌ
وَمَعْنَى لاَ إِلَهَ إَلاَّ اللهُ: لاَ مَعْبُودَ- بِحَقٍّ فِيْ الْوُجُوْدِ- إِلاَّ اللهُ.
[كتابُ الطهارةِ]

فَصْلٌ: عَلاَمَاتُ الْبُلُوْغِ ثَلاَثٌ: 
1- تَمَامُ خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً فِيْ الذَّكّرِ وَالأُنْثَى. وَ2- الاحْتِلاَمُ فِيْ الذَّكَرِ وَالأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ. وَ3- الْحَيْضُ فِيْ الأُنْثَى لِتِسْعِ سِنِيْنَ. 

فَصْلٌ
شُرُوْطُ إِجْزَاءِ الْحَجَرِ ثَمَانِيَةٌ: 1- أنْ يَكُوْنَ بِثَلاَثةِ أَحْجَارٍ. وَ2- أنْ يُنْقِيَ الْمَحَلَّ. وَ3- أنْ لاَ يَجِفَّ النَجَسُ. وَ4- أَنْ لاَ يَنْتَقِلَ. وَ5- لاَ يَطْرَأَ عَلَيْهِ آخَرُ. وَ6- أََّ يُجَاوِزَ صَفْحَتَهُ وَحَشَفَتَهُ. وَ7- أَنْ لاَ يُصِيْبَهُ مَاءٌ. وَ8- أنْ تَكُوْنَ الأَحْجَارُ طَاهِرَةً. 

فَصْلٌ
فُرُوْضُ الْوُضُوْءِ سِتَّةٌ: الأَوَّلُ: النَّيَّةُ. الثَّانِيْ:غَسْلُ الْوَجْهِ. الثَّالِثُ: غَسْلُ الْيَدَيْنِ مَعَ الْمِدَيْنِ مَعَ الْمِرْفَقَيْنِ. الرَّابعُ: مَسْحُ شَيْءٍ مِنَ الرَّأْسِ. الْخَامِسُ: غَسْلُ الِّرِّجْلَيْنِ مَعَ الْكَعْبَيْنِ. السَّادِسُ: التَّرْتِيْبُ. 

فَصْلٌ:
النِّيَّةُ: قَصْدُ الشَّيْءِ مُقْتَرِنَاً بِفِعْلِهِ. وَمَحَلُّهَا: الْقَلْبُ. وَالتَّلَفُّظُ بِهَا: سُنَّةٌ. وَوَقْتُهَا، عِنْدَ غَسْلِ أَوَّلِ جُزْءٍ مِنَ الْوَجْهِ. وَالتَّرْتِيْبُ: أَنْ لاَ يُقُدَّمَ عُضْوٌ عَلَى عُضْوٍ. 

فَصْلٌ
المَاءُ قَلِيْلٌ وَكَثِيْرٌ. 
فَالْقَلِيْلُ: مَا دُوْنَ الْقُلَّتَيْنِ. 
وَالْكَثِيْرُ: قُلَّتَانِ فَأكْثَرُ. 
وَالقَلِيْلُ: يَتَنَجَّسُ بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ فِيْهِ، وَإِن لَمْ يَتَغَيَّرْ. 
وَالْمَاءُ الْكَثِيْرُ: لاَ يَتَنَجَّسُ إِلاَّ إذا تَغَيَّرَ طَعْمُهُ، أَوْ لَوْنُهُ، أوْ رِيْحُهُ. 

فَصْلٌ 
مُوْجِبَاتُ الْغُسْلِ سِتَّةٌ: 1- إِيْلاَجُ الْحَشَفَةِ فِيْ الْفَرْجِ. وَ2- خُرُوُجُ الْمَنيِّ وَ3- الْحَيْضُ وَ4- النَّفَاسُ وَ5- الْوِلاَدَةُ وَ6- الْمَوْتُ. 

فَصْلٌ
فُرُوْضُ الْغُسْلِ اثْنَانِ: 1- النِّيَّةُ وَ2- تَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالمَاءِ. 
فَصْلٌ:
شُرُوْطُ الْوُضُوْءِ عَشَرَةٌ: 
1- الإِسْلاَمُ. وَ2- التَّمْيِيْزُ. وَ3- النَّقَاءُ عَنِ الْحَيْضِ، والنِّفَاسِ. وَ4- عَمَّا يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلَى الْبَشَرَةِ. وَ5-أَنْ لاَ يَكُوْنَ عَلَى الْعُضْوِ مَا يُغَيِّرُ الْمَاءَ. وَ6- الْعِلَمُ بِفَرْضِيَّتِهِ. وَ7- أَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فًرُوْضِهِ سُنَّةً. وَ8- الْمَاءُ الطَّهُوْرُ. وَ9- دُخُوْلُ الْوَقْتِ وَ10- الْمُوَالاَةُ لِدَائِمِ الْحَدَثِ. 
فَصْلٌ
نَوَاقِضُ الْوُضُوْءِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: الأَولُ: الْخَارجُ مِنْ أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ، مِنْ قُبُلٍ أَوْ دُبُرٍ، رِيْحٌ أَوْ غَيْرُهُ، إِلاَّ الْمَنِيَّ. الثَّانِيْ: زَوَالُ الْعَقْلِ بِنَوْمٍ أَوْ غَيْرِهِ،إِلاَّ قَاعِدٍ مُمَكِّنٍ مَقْعَدَتَهُ مِنَ الأَرْضِ. الثَّالِثُ: الْتِقَاءِ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ كَبِيْرَيْنِ أَجْنَبِيَّيْنِ مِنْ غَيْيِ حَائِلٍ. 
الرَّابعَ: مَسُّ قُبُلِ الآدَمِيِّ، أَوْ حَلْقَةِ دُبُرِهِ بِبَطْنِ الرَّاحَةِ، أِوْ بُطُوْنِ الأَصَابعِ. 
فَصْلٌ
مَنِ انْتَقَضَ وُضُوْءْهْ.. حَرُمُ عَلَيْهِ أَرْبَعَةُ أَشُيَاءَ: 
1- الصَّلاَةُ. وَ2- الطَّوَافُ. وَ3- مَسُّ الْمُصْحَفِ. وَ4- حَمْلُهُ. 
وَيَحْرُمُ عَلَى الْجُنُبِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ: 1-الصَّلاَة. وَ2- الطَّوَافُ. وَ3- مِسُّ الْمُصْحَفِ. وَ4- حَمْلُهُ. وَ5- اللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِ. وَ6- قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ. 

وَيَحْرُمُ بِالْحَيْضِ عَشَرِةُ أَشْيَاءَ: 1- الصَّلاَةُ. وَ2- الطَّوَافُ. وَ3- مِسُّ الْمُصْحَفِ. وَ4- حَمْلُهُ. وَ5- اللُّبْثُ فِيْ الْمَسْجِدِ. وَ6- قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ. وَ7- الصَّوْمُ. 
وَ8- الطَّلاَقُ. وَ9- المُرُوْرُ فٍيْ المَسْجِدِ إِنْ خَافَتْ تَلْوِيْثَهُ. وَ10- الاسْتِمْتَاعُ بَيْنَ السُّرَةِ وَالُّركُبَةِ. 
فَصْلٌ
أَسْبَابُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ: 1- فَقْدُ الْمَاءِ وَ2- الْمَرَضُ. وَ3-الاحْتِيَاجُ إِلَيْهِ لِعَطَشِ حَيَوَانٍ مُحْتَرِمٍ. 
غَيْرُ الْمُحْتَرَم سِتَّةٌ: 1- تَارِكُ الصَّلاَةِ. وَ2- الزَّانِيْ الْمُحْصَنُ. وَ3- الْمُرْتَدُّ. وَ4-الكَافِرُ الْحَرْبِيُّ. وَ5- الْكَلْبُ الْعَقُوْرُ. وَ6- الْخِنْزِيْرُ. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ التَّيَمُّمِ عَشَرَةٌ: 
1- أَنْ يَكُوْنَ بِتُرَابٍ. وَ2- أَنْ يَكُوْنَ التُّرَابُ طَاهِرَاً. وَ3- أَنْ يَكُوْنَ مُسْتَعْمَلاٍ. وَ4- أنْ لاَ يُخَالِطَهُ دَقِيْقٌ وَنَحْوُهُ. وَ5- أَنْ يَقْصِدَهُ. وَ6- أنْ يَمْسََ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ بِضَرْبَتَيْنِ. وَ7- أَنْ يُزِيْلَ النَّجَاسَةَ أَوَّلاً. وَ8- أَنْ يَجْتَهِدَ فِيْ الْقِبْلَةِ قَبْلَهُ. وَ9- أنْ يَكُوْنَ التَّيَمُّمُ بَعْدَ دُخُوْلِ الْوَقْتِ. وَ10- أَنْ يَتَيَمَّمَ لِكُلِّ فَرْضٍ. 
فَصْلٌ
فُرُوْضُ التَّيَمُّمِ خَمْسَةٌ: الأَوَّلُ: نَقْلُ التُّرَابِ. الثَّانِيْ: النِّيَّةُ. الثَّالِثُ: مَسْحُ الْوَجْهِ.
الرَّابعُ: مَسْحُ الْيَدَيْنِ إَلَى الْمِرْفَقَيْنِ. الْخَامِسُ: التَّرْتِيْبُ بَيْنَ الْمَسْحَتَيْنِ. 
فَصْلٌ
مُبْطِلاَتُ التَّيَمُّمِ ثَلاَثَةٌ: 
1- مَا أَبْطَلَ الْوَضُوْءَ. وَ2- الرِّدَّةَ. وَ3- تَوَهُّمُ الْمَاءِ إِنْ تَيَمَّمَ لِفَقْدِهِ. 
فَصْلٌ
الَّذِيْ يَطْهُرُ مِنَ النَّجَاسَاتِ ثَلاَثَةٌ: 1- الْخَمْرُ إِذَا تَخَلَّلَتْ بِنَفْسِهَا. وَ2- جِلْدُ الْمَيْتَةِ إِذَا دُبغَ وَ3- مَا صَارَ حَيَوانَاً. 
فَصْلٌ
النَّجَاسَاتُ ثَلاَثٌ: مُغَلَّظَةٌ، وَمُخَفَّفَةٌ، وَمُتَوَسِّطَةٌ. 
الْمُغَلَّظَةُ: نَجَاسَةُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْغُ أَحدِهِمَا. 
وَالْمُخَفَّفَة: بَوْلُ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَطْعِمْ غَيْرَ اللَّبَنِ وَلَمْ يَبْلُغِ الْحَوْلَيْنِ. 
وَالْمُتُوَسَّطَةُ: سَائِرُ النَّجَاسَاتِ. 
فَصْلٌ
الْمُغَلَّظَةُ تَطْهُرُ بِسَبْعِ غَسَلاَتٍ بَعْد إِزَالَةِ عَيْنِهَا إِحْدَاهُنَّ بِتُرَابٍ. 
وَالْمُخَفّفَةُ تَطْمُرُ بِرَشَّ الْمَاءِ عَلَيْهَا مَعَ الْغَلَبَةِ وَإِزَالَةِ عَيْنِها. 
وَالْمُتَوَسَّطَةُ تَنْقَسِمُ إِلَى قِسْمَيْنِ: عَيْنِيَّةٌ، وَحُكْمِيَّةٌ. 
الْعَيْنِيَّةُ: الَّتِيْ لَهَا لَوْنٌ وَرِيْحٌ وَطَعْمٌ، فَلاَ بُدَّ مِنْ إِزَالَةِ لَونِهَا وَريِحِهَا وَطَعْمِهَا. 
وَالْحُكْمِيَّةُ: الَّتِيْ لاَ لَوْنَ وَلاَ ريْحَ وَلاَ طَعْمَ لَهَا، يَكْفِيْكَ جَرْيُ الْمَاءِ عَلَيْهَا. 
فَصْلٌ:
أًقَلُّ الْحَيْضِ: يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ. وَغَالِبُهُ: سِتٌّ أَوْ سَبْعٌ. وَأَكْثَرُهُ: خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْماً بِلَيَالِيْهَا. 
أَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ الْحَيْضَتَيْنِ: خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمَاً. وَغَالِبُهُ: أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً، أَوْ ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ يَوْمَاً. وَلاَ حَدَّ لأَكْثَرِهِ. أَقَلُّ النِّفَاسِ: مَجَّةٌ. وَغَالِبُهُ: أَرْبَعُوْنَ يَوْمَاً. وَأَكُثَرُهُ: سِتُّوْنَ يَوْمَاً.
[كتابُ الصلاةِ]
فَصْلٌ
أَعْذَارُ الصَّلاةِ اثْنَانِ: 1- النَّوْمُ. وَ2- النِّسْيَانُ. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ الصَّلاَةِ ثَمَانِيَةٌ: 1- طَهَارَةُ الْحَدَثَيْنِ. وَ2- الطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسَةِ فِيْ الثَّوْبِ وَالْبَدَنِ وَالْمَكَانِ. وَ3- سَتْرُ الْعَوْرَةِ. وَ4- اسْتِقْبَالُ الْقِبْلَةِ. وَ5- دُخُوْلُ الْوَقْتِ. 
وَ6- الْعِلْمُ بِفَرْضِيَّتِهَا. وَ7- أَنْ لاَ يَعْتَقِدَ فَرْضَاً مِنْ فُرُوْضِهَا سُنَّةً. وَ8- اجْتِنَابُ الْمُبْطِلاَتِ. 
الأَحْدَاثُ اثْنَانِ: أَصْغَرُ، وَأَكْبَرُ. 
فَالأَصْغَرُ: مَا أوْجَبَ الْوُضُوْءَ. 
وَالأَكبَرُ: مَا أَوْجَبَ الْغُسْلَ. 
الْعَوْرَاتُ أَرْبَعٌ: 
1- عَوْرَةُ الرَّجُلِ مُطْلَقَاً. وَالأَمَةِ فِيْ الصَّلاَةِ مَا بَيْنَ السُّرَةِ والرُّكْبَةِ. 
وَ2- عَوْرَةُ الْحُرَّةِ فِيْ الصَّلاَةِ: جَمِيْعُ بَدَنِهَا مَا سِوَى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ. 
وَ3- عَوْرَةُ الْحُرَّةِ وَالأَمَةِ عِنْدَ الأَجَانِبِ: جَمِيْعُ الْبَدَنِ. 
وَ4- عِنْدَ مَحَارِمِهمَا وَالنِّسَاءِ: مَا بَيْنَ السُّرَةِ وَالرُّكْبَةِ.

الشيخ سيف العصري

المشاركات: n/a

فَصْلٌ
أَرْكَانُ الصَّلاَةِ سَبْعَةَ عَشَرَ: الأَوَّلُ: النِّيَّةُ. الثَّانِيْ: تَكْبِيْرةُ الإِحْرَامِ. الثَّالِثُ: الْقِيَامُ عَلَى القَادِرِ فِيْ الْفَرْضِ. الرَّابعُ: قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ. الْخَامِسُ: الرَّكُوْعُ. السَّادِسُ: الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. السَّابعُ: الاعْتِدَالُ. الثَّامِنُ: الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. التَّاسِعُ: السُّجُوْدُ مَرَّتَيْنِ. الْعَاشِرُ: الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. الْحَادِيْ عَشِرَ: الْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ. الثَّانِيْ عَشَرَ: الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. الثَّالِثَ عَشَرَ: التَّشَهُدُ الأَخِيْرُ. الرَّابعَ عَشَرَ: الْقُعُوْدُ فِيْهِ. الْخَامِسَ عَشَرَ: الصَّلاَةُ عَلَىَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِيْهِ. السَّادِسَ عَشَرَ: السَّلاَمُ. السَّاِبَعَ عَشَرَ: التَّرْتِيْبُ. 
فَصْلٌ
النِّيَّةُ ثَلاَثُ دَرَجَاتٍ: 
1-إنْ كَانَتِ الصَّلاَةُ فَرْضَاً. وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ، وَالتَّعْيِيْنُ، وَالْفَرْضِيَّةُ. 
و2- إِنْ كَانَتْ نَافِلَةً مُؤقَّتَةً؛ كَرَاتِبَةٍ، أَوْ ذَاتِ سَبَبٍ. وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ، وَالتَّعْيِيْنُ. 
وَ3- إِنْ كَانَتْ نَافِلَةً.. وَجَبَ قَصْدُ الْفِعْلِ فَقَطْ. 
الْفِعْلُ: أُصَلِّيْ. وَالتَّعْيِيْنُ: ظُهْرَاً، أَوْ عَصْرَاً. وَالْفَرْضِيَّةُ: فَرْضَاً. 
فَصْلٌ:
شُرُوْطُ تَكْبِيْرَةِ الإِحْرامِ سِتَّةَ عَشَرَ: 
1- أَنْ تَقَعَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِيْ الْفَرْضِ. وَ2- أَنْ تَكُوْن بِالْعَرَبِيَّةِ. وَ3وَ4- أَنْ تَكُوْنَ بِلَفْظِ » الْجَلاَلَةِ « وَلَفْظِ » أَكْبَرُ « وَ5- التَّرْتِيْبُ بَيْنَ اللَّفْظَيْنِ. وَ6- أَنْ لاَ يَمُدَّ هَمْزَةَ » الْجَلاَلَةِ « وَ7- عَدَمُ مَدِّ بَاءِ » أَكْبَرُ «. وَ8- أَنْ لاَ يُشَدِّدَ » الْبَاءَ « وَ9- أَنْ لاَ يَرِيْدَ وَاوَاً سَاكِنَةً، أَوْ مُتَحَرِّكَةً بَيْنَ الْكَلِمَتَيْنِ. وَ10- أَنْ لاَ يَزِيْدَ وَاوَاً قَبْلَ » الْجَلاَلةِ « وَ11- أَنْ لاَ يَقِفَ بَيْنَ كَلِمَتَيِ التَّكْبِيْرِ وَقْفَةً طَوِيْلَةً وَلاَ قَصِيْرَةً. وَ12- أَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ جَمِيْعَ حُرُوْفِها.. وَ13- دُخُوْلُ الْوَقْتِ فِيْ الْمُؤَقَّتِ. وَ14- إِيْقَاعُهَا حَالَ الاسْتِقْبَال. 
وَ15- أَنْ لاْ يُخِلَّ بِحَرْفٍ مِنْ حُرُوْفِهَا. وَ16- تَأْخِيْرُ تَكُبِيْرَةِ الْمَأمُوْمِ عَنْ تَكْبِيْرَةِ الإِمَام. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ الْفَاتِحَةِ عَشَرَةٌ: 1- التَّرْتِيْبُ. وَ2- الْمُوَالاَةُ وَ3- مُرَاعَاةُ حُرُوْفِهَا. 
وَ4- مُرَاعَاةُ تَشْدِيْدَتِهَا. وَ5- أَنْ لاَ يَسْكُتَ سَكْتَةً طَوِيْلَةً، وَلاَ قَصِيْرَةً يَقْصِدُ بِهَا قَطْعَ الْقِرَاءَةِ. وَ6- قِرَاءَةُ كُلِّ آيَاتِهَا، وَمِنْهَا الْبَسْمَلَةُ. وَ7- عَدَمُ اللَّحْنِ الْمُخِلِّ بِالْمَعْنَى وَ8- أَنْ تَكُوْنَ حَالَةَ الْقِيَامِ فِيْ الْفَرْضِ. وَ9- أَنْ يُسْمِعَ نَفْسَهُ الْقِرَاءَةَ. وَ10- أَنْ لاَ يَتَخَلَلَهَا ذِكْرٌ أَجْنَبِيٌّ. 
فَصْلٌ
تَشْدِيْدَاتُ الْفَاتِحَةِ أَرْبَعَ عَشَرَةَ: 
1- بِسْمِ اللهِ فَوْقَ الَّلامِ. 2- الرَّحْمنِ فَوْقَ الرَّاءِ. 3- الرَّحِيْمِ فَوْقَ الرَّاءِ. 4- الْحَمْدُ للهِ فَوْقَ لاَمِ الْجَلاَلَةِ. 5- رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَوْقَ الْبَاءِ. 
6- الرَّحْمنِ فَوْقَ الرَّاءِ. 7- الرَّحِيْمِ فَوْقَ الرَّاءِ. 8- مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ فَوْقَ الدِّالِ. 9- إِيَّاكَ نَعْبُدُ فَوْقَ الْيَاءِ. 10- إِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ فَوْقَ الْيَاءِ. 
11- إِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقٍيْمَ فَوْقَ الصَّادِ. 12- صِرَاطَ الَّذِيْنَ فَوْقَ اللاَّمِ. 
13- و14- أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ فَوْقَ الضَّادِ وَاللاَّمِ. 
فَصْلٌ
يُسَنُّ رَفْعُ الْيَدَيْنِ فِيْ أَرْبَعَةِ مَوَاضِعَ: 1- عِنْدَ تَكْبِيْرَةِ الإِحْرَامِ. وَ2- عِنْدَ الرُّكُوْعِ. 
وَ3- عِنْدَ الإِعْتِدَالِ. وَ4- عِنْدَ الْقِيَامِ مِنْ التَشَهُدِ الأَوَّلِ. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ السُّجُوْدِ سَبْعَةٌ: 1- أَنْ يَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْضَاءٍ. وَ2- أَنْ تَكُوْنَ جَبْهَتَهَ مَكْشُوْفَةٍ. وَ3- التَّحَامُلُ بِرَأْسِهِ. وَ4- عَدَمُ الْهُوِيِّ لِغَيْرِهِ. وَ5- أَنْ لاَ يَسْجُدَ عَلَى شَيْءٍ يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَتِهِ. وَ6- ارْتِفَاعُ أَسَافِلِهِ عَلَى أَعَالَيْهِ. وَ7- الطُّمَأْنِيْنَةُ فِيْهِ. 
خَاتِمَةٌ 
أَعْضَاءُ السُّجُوُدِ سَبْعَةٌ: 1- الْجَبَهَةُ. وَ2- وَ3- بُطُوْنُ أَصَابعِ الْكَفَّيْنِ. وَ4- وَ5- الرُّكْبَتَانِ. وَ6- وَ7- بُطُوْنُ أًصَابعِ الرَّجْلَيْنِ. 
فَصْلٌ
تَشْدِيْدَاتُ التَّشَهُّدِ إِحِدَى وَعِشْرُوْنَ: 
خَمْسٌ [زَائِدَةٌ] فِيْ أَكْمَلِهِ، وَسِتَّ عِشْرَةَ فِيْ أَقَلِّهِ. 
1- و2- » التَّحِيَّاتُ «: عَلَى التَّاءِ وَالتَاءِ. 3- » الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ « عَلَى الصَّادِ. 4- وَ5- » الطَّيِّبَاتُ «: عَلَى الطَّاءِ وَالْيَاءِ. 6- » للهِ « :عَلَى لاَمِ الْجَلاَلَةِ.
7- » السَّلاَمُ «: عَلَى السَّيْنِ. 8- وَ9- وَ10- » عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ « عَلَى الْيَاءِ، وَالنُّوْنِ، وَاليَاءِ. 11- » وَرَحْمَةُ اللهِ « عَلَى لاَمِ الْجَلاَلَةِ. 12- » وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ « عَلَى السِّنْنِ. 13- » عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ «: عَلَى لاَمِ الْجَلاَلةِ. 14- » الصَّالِحِيْنَ «: عَلَى الصَّادِ.15- » أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ «: عَلَى لاَمِ أَلفٍ. 16- و17- » إلاَّ اللهُ «: عَلَى لاَمِ أَلِفٍ وَلاَمِ الْجَلاَلَةِ. 18- » وَأَشْهَدُ أَنْ «: عَلَى النُّوْنِ. 19- وَ20- و21- » مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ «: عَلَى مِيْمِ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى الرَّاءِ، وَعَلَى لاَمِ الْجَلاَلَةِ. 
فَصْلٌ
تَشْدِيْدَاتُ أَقَلِّ الصَّلاةِ عَلَى النَّبِيِّ أَرْبَعٌ: 
1- » اللًّهُمَّ «: عَلَى اللاَّمِ وّالمِيْمِ. 2- » صَلِّ « عَلَى اللاَّمِ. 3- » عَلَى مُحَمَّدٍ «: عَلَى الْمِيْمِ. 
فَصْلٌ
أَوْقَاتِ الصَّلاَةِ خَمْسَةٌ: 
1- أَوَّلُ وَقْتِ الظُّهْرِ: زَوَالُ الشَّمْسِ. وّآخِرُهُ: مَصِيْرُ ظِلَّ الشَّيْءِ مِثْلَهُ، غَيْرَ ظِلِّ الاسْتِوَاءِ. 
وَ2- أَوَّلُ وَقْتِ الْعَصْرِ: إِذَا صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ وَزَادَ قَلِيْلاً. وَآخِرُهُ: عِنْدَ غُرُبُ الشَّمْسِ. 
وَ3- أَوَّلُ وَقْتِ الْمَغْرِبِ: غُرُوْبُ الشَّمْسِ. وَآخِرُهُ: غُرُوْبُ الشَّفَقِ الأَحْمَرِ. 
وَ4- أَوَّلُ وَقْتِ العِشَاءِ: غُرُوْبُ الشَّفَقِ الأَحْمَرِ. وَآخِرُهُ. طُلُوْعُ الْفَجْرِ الصَّادِقِ.
وَ5- أَوَّلُ وَقْتِ الصُّبْحِ: طُلُوْع الْفَجْرِ الصَّادِقِ. وَأَخِرُهُ: طُلُوْعُ الشَّمْسِ. 
الأَشْفَاقُ ثَلاَثَةٌ: 
1- أَحْمَرُ . وَ2- أَصْفَرُ. وَ3- أَبْيَضُ. 
الأَحْمَرُ: مَغْرِبٌ. والأَصْفَرُ وَالأَبْيَضْ: عِشَاءٌ. 
وَيُنْدَبُ تَأْخِيْرُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَغِيْبَ الشَّفَقُ الأَصْفَرلإ والأَبْيَضُ. 
فَصْلٌ
تَحْرُمُ الصَّلاَةُ الَّتِيْ لَيْسَ لَهَا سَبَبُ مُتَقَدِّمٌ وَلاَ مُقَارِنٌ فِيْ خَمْسَةَ أَوْقَاتٍ: 

1- عِنْدَ طُلُوْعِ الشِّمْسِ حَتَّى تَرْتَفِعَ قَدْرَ رُمْحٍ. 
وَ2- عِنْدَ الاسْتِوَاءِ فِيْ غِيْرِ يَوْمِ الْجُمُعَةِ حَتَّى تَزُوْلَ. 
وَ3- عِنْدَ الاصفرار حتى تغرب . 
وَ4- بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.
وَ5- بَعْدَ صَلاَةِ الْعَصْرِ حَتْى تَغْرُبَ. 
فَصْلٌ
سَكْتَاتُ الصَّلاَةِ سِتٌ: 1- بَيْنَ تَكْبِيْرَةِ الإِحْرَامِ وَدُعَاءِ الافْتِتَاح. وَ2- بَيْنَ دُعَاءِ الافَتِتَاحِ وَالتَّعَوُّذِ. وَ3- بَيْنَ الْفَاتِحَةْ وَالتَّعَوُّذِ. وَ4- بَيْنَ آخِرِ الْفَاتِحَةِ وَآمِيْنَ. وَ5- بَيْنَ آمِيْنَ وَالسُّوْرَةْ. وَ6- بَيْنَ السُّوْرَةِ وَالرُّكُوْعِ. 
فَصْلٌ
الأَرْكَانُ الَّتِيْ تَلْزَمُ فِيْهَا الطُّمَأْنِيْنَةُ أَرْبَعَةٌ: 1- الرُّكُوْعُ. وَ2- الاعْتِدَالُ. وَ3- السُّجُوْدُ. وَ4-الْجُلُوْسُ السَّجْدَتَيْنِ . 
الظُّمَأْنِيْنَةُ هِيَ: سُكُوْنٌ بَعْدَ حَرَكَةٍ؛ بِحَيْثُ يَسْتَقِرُّ كُلُ عُضْوٍ مَحَلَّةُ بِقَدْرِ » سُبْحَانَ اللهِ 
فَصْلٌ
أَسْبَابُ سُجُوْدِ السَّهْوِ أَرْبَعَةٌ: الأوَّلُ: تَرْكُ بَعْضٍ مِنْ أَبْعَاضِ الصَّلاةِ، أَوْ بَعْضِ الْبَعْضِ. 
الثَّانِيْ: فِعْلُ مَا يُبْطِلُ عَمْدُهُ وَلاَ يُبْطلُ سَهْوُهُ، إِذَا فَعَلَهُ نَاسِيَاً. الثَّالِثُ: نَقْلُ رُكْنٍ قَوْلِيٍّ غَيْرِ مَحَلِّهِ. الرَّابعُ: إِيْقَاعُ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ مَعَ احْتِمَالِ الزِّيَادِةِ. 
فَصْلٌ
أَبْعَاضُ الصَّلاَةِ سَبْعَةٌ: 1-التَّشَهُدُ الأَوَّلُ. وَ2- قُعُوْدُهُ. وَ3- الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ r فِيْهِ. وَ4- الصَّلاَةُ عَلَى الآلِ فِيْ التَّشَهُدِ الأخِيْرِ. وَ5- الْقُنُوْتُ. وَ6- قِيَامُهُ. وَ7- الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِيِّ r وَآلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْهِ. 
فَصْلٌ
تَبْطُلُ الصَّلاَةُ بِأَرْبَعَ عَشْرَةَ خَصْلَةً: 
1- بِالْحَدَثِ. وَ2- بِوُقُوْعِ النَّجَاسَةِ إِنْ لَمْ تُلْقَ حَالاً مِنْ غَيْرِ حَمْلٍ. وَ3- انْكِشَافِ الْعَوْرَةِ إِنْ لَمْ تُسْتَرْ حَالاً. وَ4- النُّطْقِ بِحَرْفَيْنِ أَوْ حَرْفٍ مُفْهِمٍ عَمْدَاً. وَ5- بِالْمُفَطِّرِ عَمْدَاً. وَ6- بِالأُكْلِ الْكَثِيْرِ نَاسِيَاً. وَ7- ثَلاَثِ حَرَكَاتٍ مُتِوِالِيَاتٍ وَلَوْ سَهْوَاً. وَ8- الْوَثْبَةِ الْفَاحِشَةِ. وَ9- الضَّرْبَةِ الْمُفْرِطَةِ. وَ10- زِيَادَةِ رُكْنٍ فِعْلِيٍّ عَمْدّاً. وَ11- التَّقَدُّمِ عَلَى إِمَامِهِ بِرُكْنَيْنِ، وَالتَّخَلُّفِ بِهِمَا بِغَيْرِ عُذْرٍ. وَ12- نِيَّةِ قَطْعِ الصَّلاَةِ. وَ13- تَعْلِيْقِ قَطْعِهَا بِشيءٍ. وَ14- التَّرَدُّدِ فِيْ قَطْعِهَا



فَصْلٌ
الَّذِيْ يَلْزَمُ فِيْهِ نِيَّةُ الإمَامَةِ أَرْبَعٌ: 1- الْجُمُعَةُ. وَ2- الْمُعَادَةُ. وَ3- الْمَنْذُوْرَةُ جَمَاعَةً. وَ4-الْمُتَقَدِّمَةُ فِيْ الْمَطَرِ. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ الْقُدْوَةِ أَحَدَ عَشَرَ: 
1- أَنْ لاَ يَعْلَمَ بُطْلاَنَ صلاَةِ إِمَامِهِ بِحَدَثٍ أَوْ غَيْرِهِ. وَ2- أَنْ لاَ يَعْتَقِدَ وُجُدْبَ قَضَائِهَا عَلَيْهِ. وَ3- أَنْ لاَ يَكُوْنَ مَأْمُوْمَاً. وَ4- لاَ أُمِّيَّاً. وَ5- أَنْ لاَ يَتَقَدَّمَ عَلَى إَمَامِهِ فِيْ الْمَوْقِفِ. وَ6- أَنْ يَعْلَمَ انْتِقَالاَتِ إِمَامِهِ. وَ7- أَنْ يَجْتَمِعَا فِيْ مَسْجِدٍ، أَوْ ثَلاَثِ مِئَةِ ذِرَاعٍ تَقْرِيبَاً. وَ8- أَنْ يَنْوِيَ الْقُدْوَةَ أَوِ الْجَمَاعَةَ. وَ9- أَنْ يَتَوَافَقَ نَظْمُ صَلاَتَيْهِمَا. وَ10- أَنْ لاَ يُخَالِفَهُ فيْ سُنَّةٍ فَاحِشَةٍ الْمُخَالَفَةِ. وَ11- أَنْ يُتَابِعَهُ. 
فَصْلٌ
صُوَرُ الْقُدْوَةِ تِسْعٌ: 
تَصِحُّ فِيْ خَمْسٍ: 1- قُدْوَةُ رَجُلٍ. وَ2- قًدْوَةُ امْرَأَةٍ بِرَحُلٍ. وَ3-قُدْوَةُ خُنْثَى بِرَحُلٍ. وَ4- قُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِخُنْثَى. وَ5- قُدْوَةُ امْرَأَةٍ بِامْرَأَةٍ. 
وَتَبْطُلُ فِيْ أَرْبَعٍ: 
1- قُدْوَةُ رَجُلٍ بِامْرَأَةٍ. وَ2- قُدْوَةُ رَجُلٍ بِخُنْثَى. وَ3- قُدْوَةُ خُنْثَى بِامْرَأَةٍ. وَ4- قُدْوَةُ خُنْثَى بِخُنْثَى. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ جَمْعِ التَّقْدِيْمِ أَرْبَعَةٌ: 
1- الْبَدَاءَةُ بِالأُوْلَى. وَ2- نِيَّةُ الْجَمْعِ فِيْهَا. وَ3- الْمُوَالاَةُ بَيْنَهُمَا. وَ4-دَوَامُ الْعُذْرِ. 

فَصْلٌ
شُرُوْطُ جَمْعِ التَّأْخِيْرِ اثْنَانِ: 
1- نِيَّةُ التَّأْخِيْرِ وَقَدْ بَقِيَ مَنْ وَقْتِ الأُوْلَى مَا يَسَعُهَا. وَ2- دَوَامُ الْعَذْرِ إِلَى تَمَامِ الثَّانِيَةِ. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ الْقَصْرِ سَبْعَةٌ: 
1- أَنْ يَكُوْنَ سَفَرُهُ مَرْحَلَتَيَنِ. وَ2- أَنْ يَكُوْنَ مُبَاحَاً. وَ3- الْعِلْمُ بِجَوَازِ الْقَصْرِ. وَ4- نِيَّةُ الْقَصْرِ عِنْدَ الإِحْرامِ. وَ5- أَنْ تَكُوْنَ الصَّلاَةُ رُبَاعِيَّةً. وَ6- دَوَامُ السَّفَرِ إِلَى تَمَامِهَا. 
وَ7- لاَ أَنْ يَقْتَدِيَ بِمُتِمٍّ فِيْ جُزْءٍ مِنْ صَلاَتِهِ. 
فَصْلٌ
شُرَوْطُ الْجُمُعَةِ سِتَّةٌ: 
1- أَنْ تَكُوْنَ كُلُّهَا فِيْ وَقْتِ الظُّهْرِ. وَ2- أَنْ تُقَامَ فِيْ خُطَّةِ الْبَلَدِ. وَ3- أَنْ تُصَلَّى جَمَاعَةً. وَ4- أَنْ يَكُوْنُوْا أَرْبَعِيْنَ أَحْرَارَاً، ذُكُوْرَاً، بَالِغِيْن، مُسْتَوْطِنِيْنَ. وَ5- أَنْ لاَ تَسْبِقَهَا وَلاَ تُقَارِنَهَا جُمُعَةٌ فِيْ ذلكَ الْبلَدِ. وَ6- أَنْ يَتَقَدَّمَهَا خُطْبَتَانِ.
فَصْلٌ
أَرْكَانُ الْخُطْبَتَيْنِ خَمْسَةٌ: 
1- حَمْدُ للهِ فْيْهِمَا. وَ2- الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ r فِيْهِمَا. وَ3- الْوَصِيَّةُ بِالتَّقْوَى فِيْهِمَا. 
وَ4- قِرَاءَةُ آيَةٍ مِنَ الْقُرْآنِ فِيْ إِحْداهُمَا. وَ5- الدُّعَاءُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فِيْ الأَخِيْرَةِ. 
فَصْلٌ
شُرُوْطُ الْخُطْبَتَيْنِ عَشَرَةٌ: 
1- الطَّهَارَةُ عَنِ الْحَدَثَيْنِ الأَصْغَرِ وَالأَكْبَرِ. وَ2- الطَّهَارَةُ عَنِ النَّجَاسِةِ فِيء الثَّوْبِ، وَالْبَدَن، وَالْمَكَانِ. وَ3- سَتْرُ الْعَوْرَةِ. وَ4- الْقِيَامُ عَلَى الْقَادِرِ. وَ5- الْجُلُوْسُ بَيْنَهُمَا فَوْقَ طُمَأْنِيْنَةِ الصَّلاَةِ. وَ6- الْموَالاَةُ بَيْنَهُمَا. وَ7- الْمُوَالاَةُ بَيْنَهُمَا وَبَيْنَ الصَّلاَةِ. 
وَ8- أَنْ تَكُوْنَا بِالْعَرَبِيَّةِ. وَ9- أَنْ يُسْمِعَهَا أَرْبَعِيْنَ. وَ10- أَنْ تَكُوْنَ كُلُهَا فِيْ وَقْتِ الْظُهْرِ.
كتابُ الجَنائز ]
فَصْلٌ
الذِيْ يَلْزَمُ لِلْمَيِّتِ أَرْبَعُ خِصَالٍ: 1- غُسْلَهَ. وَ2- تَكْفِيْنُهُ. وَ3- الصَّلاَةُ عَلَيْهِ. وَ4- دَفْنُهُ. 
فَصْلٌ
أَقَلُّ الغُسْلِ: تَعْمِيْمُ بَدَنِهِ بِالمَاءِ. وأَكْمَلُهُ: أَنْ يَغْسِلَ سَوْأَتَيْهِ، وأَنْ يُزِيْلَ الْقَذَرَ مِنْ أَنْفِهِ، وأَنْ يُوَضِّئَهُ، وأَنْ يَدْلُكَ بِالسِّدْرِ، وأَنْ يَصُبَّ الْمَاءَ عَلَيْهِ ثَلاَثَاً. 
فَصْلٌ
أَقَلُّ الْكَفَنِ: ثَوْبٌ يَعُمُّهُ. وَأَكْمَلُهُ لِلرَّجُلِ: ثَلاَثُ لَفَائِفَ. وَلِلْمَرْأَةِ: قَمِيْصٌ، وَخِمَارٌ، وَإِزَارٌ، وَلِفَافَتَانِ. 
فَصْلٌ
أَرْكَانُ صَلاَةِ الْجَنَازَةِ سَبْعَةٌ: الأَوَّلُ: النِّيَّةُ. الثَّانِيْ: أَرْبَعُ تَكْبِيُرَاتٍ. الثَّالِثُ: القِيَامُ عَلَى القَادِرِ. الرَّبعُ: قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ. الْخَامِسُ: الصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ r بَعْدَ الثَّانِيَةِ. السَّادِسُ: الدُّعَاءُ لِلْمَيِّتِ بَعْدَ الثَّالِثَةِ. السَّابعُ: السَّلاَمُ. 
فَصْلٌ
أَقَلُّ الْقَبْرِ: حُفْرَةٌ تَكْتُمُ رَائِحَتَهْ وَحْرُسُهُ مِنَ السِّبَاعِ. وَأَكْمَلُهُ: قَامَةٌ وَبَسْطَةٌ. 
وَيُوْضَعُ خَدُّهُ عَلَى التُّرَابِ، وَيَجِبُ تَوْجِيْهُهُ إِلَى الْقِبلَةِ. 
فَصْلٌ
يُنْبَشُ الْمَيِّتُ لأَرْبَعِ خِصَالٍ: 1- لِلْغُسْلِ إذَا لَمْ يَتَغَيَّرْ. 2- لِتَوْجِيْهِهِ إِلَى الْقِبْلَةِ. 
3- لِلْمَالِ إذَا دُفِنَ مَعَهُ. 4- لِلْمَرْأةِ إذَا دُفِنَ جَنِيْنُهَا مَعَهَا، وَأمْكَنَتْ حَيَاتُهُ. 
فَصْلٌ
الاسْتِعَانَاتُ أرْبَعُ خِصَالٍ: 1- مُبَاحَةٌ.وَ2- خِلاَفُ الأَولَى. و3- مَكْرُوْهَةٌ. 
وَ4- وَاجِبَةٌ. فَالْمُبَاحَةُ: هِيَ تَقْرِيْبُ الْمَاءِ. وَخِلاَفُ الأوْلَى: هِيَ صَبُّ الْمَاءِ عَلَى نَحْوِ الْمُتَوَضِّىءِ. وَالْمَكْرُوْهَةُ: هِيَ لِمَنْ يَغْسِلُ أعْضَاءَهُ. وَالْوَاجِبَةُ: هِيَ لِلْمَرِيْضِ عِنْدَ الْعَجْزِ.
[كتابُ الزَّكَاةِ]
فَصْلٌ
الأمْوَالُ الَّتِيْ تَلْزَمُ فِيْهَا الزَّكَاةُ سِتَّةُ أنْوَاعٍ: 1- النَّعَمُ. وَ2- النَّقْدَانِ. وَ3- الْمُعَشَّرَاتُ. 
وَ4- أمْوَالُ التِّجَارَةِ؛ وَاجِبُهَا: رُبُعُ عُشْرِ قِيْمَةِ عُرُوْضِ التِّجَارَةِ. وَ5- الرِّكَازُ. 
وَ6- الْمَعْدِنُ.
[ كتابُ الصَّوْمِ ]
فَصْلٌ
يَجِبُ صَوْمُ رَمَضَانَ بِأحَدِ أمُوْرِ خَمْسَةٍ: أحَدُهَا: بِكَمَالِ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمَاً. 
وَثَانِيْهَا: بِرُؤْيَةِ الْهِلاَلِ فِيْ حَقِّ مَنْ رَآهُ، وَإنْ كَانَ فَاسِقَاً. وَثَالِثُهَا: بِثُبُوْتِهِ فِيْ حَقِّ مَنْ لَمْ يَرَهُ بِعَدْلِ شَهَادَةٍ. وَرَابِعُهَا: بِإِخْبَارِ عَدْلِ رِوَايَةٍ مَوْثُوْقٍ بِهِ، سَوَاءٌ وَقَعَ فِيْ الْقَلْبِ صِدْقُهُ أمْ لاَ. أوْ غَيْرِ مَوْثُوْقٍ بِهِ، إِنْ وَقَعَ فِيْ الْقَلْبِ صِدْقُهُ. وَخَامِسُهَا: بِظَنِّ دُخُوْلِ رَمَضَانَ بِالاجْتِهَادِ فِيْمَن أشْتَبَهَ عَلَيْهِ ذَلِكَ. 
فَصْلٌ
شَرُوطُ صِحَّتِهِ أرْبَعَةُ أشْيَاءَ: 
1-إٍسْلاَمٌ. وَ2- عَقْلٌ. وَ3- نَقَاءٌ عَنْ نَحْوِ حَيْضٍ. وَ4- عِلْمٌ بِكَوْنِ الْوَقْتِ قَابِلاً لِلصَّوْمِ. 
فَصْلٌ
شَرُوْطُ وُجُوْبِهِ خَمْسَةٌ: 1- إسْلاَمٌ. وَ2- تَكْلِيْفٌ. وَ3- إطَاقَةٌ. وَ4- صِحَّةٌ. 
وَ5- إقَامَةٌ 
فَصْلٌ
أرْكَانُهُ ثَلاَثَةٌ: 1- نِيَّةٌ لَيْلاً لِكُّلِ يَوْمٍ فِيْ الْفَرْضِ. وَ2- تَرْكُ مُفِطّرٍ ذَاكِرَاً مُخْتَارَاً غَيْرَ جَاهِلٍ مَعْذُوْرٍ. وَ3- صَائِمٌ.
 

الشيخ سيف العصري

المشاركات: n/a

فَصْلٌ
وَيَجِبُ مَعَ الْقَضَاءِ لِلْصَّوْمِ الْكَفَّارَةُ الْعُظْمَى وَالْتَعْزِيْزُ عَلَى مَنْ أفْسَدَ صَوْمَهُ فِيْ رَمَضَانَ يَوْمَاً كَامِلاً بِجِمَاعٍ تَامٍّ آثِمٍ بِهِ لِلْصَّوْمِ. وَيَجِبُ مَعَ الْقَضَاءِ: الإمْسَاكُ لِلصَّوْمِ فِيْ سِتَّةِ مَوَاضِعَ: 
الأوَّلُ: فِيْ رَمَضَانَ، لاَ فِيْ غَيْرِهِ عَلَى مُتَعَدٍّ بِفِطْرِهِ. وَالثَّانِي: عَلَى تَارِكِ النِّيَّةِ لَيْلاً فِيْ الْفَرْضِ. وَالثَّالِثُ: عَلَى مَنْ تَسَحَّرَ ظَانَّاً بَقَاءَ اللَّيْلِ، فَبَانَ خِلاَفُهُ. وَالرَّابعُ: عَلَى مَنْ أَفْطَرَ ظَانَّاً الْغُرُوْبَ، فَبَانَ خِلاَفُهُ أيْضَاً. والْخَامِسُ: عَلَى مَنْ بَانَ لَهُ يَوْمُ ثَلاَثِيْنَ شَعْبَانَ أنَّهُ مِنْ رَمَضَانَ؟ وَالسَّادِسُ: عَلَى مَنْ سَبَقَهُ مَاءُ الْمُبَالَغَةِ مِنْ مَضْمَضَةٍ وَاسْتِنْشَاقٍ. 
فَصْلٌ
يَبْطُلُ الصَّوْمُ: 
1- بِرِدَّةٍ. وَ2- حَيْضٍ. وَ3- نِفَاسٍ. وَ4- وِلاَدَةٍ. وَ5- جُنُوْنٍ وَلَوْ لَحْظَةً. 
وَ6- وَ7- بِإِغْمَاءٍ. وَسُكْرٍ تَعَدَّى بِهِما إنْ عَمَّا جَمِيْعَ النَّهَارِ. 
فَصْلٌ
الإفْطَارُ فِيْ رَمَضَانَ أَرْبَعَةُ أنْوَاعٍ: 
1- وَاجِبٌ كَمَا فِيْ الْحَائِضِ وَالنُّفَسَاءِ. وَ2- جَائِزٌ كَمَا فِيْ الْمُسَافِرِ وَالْمَرِيْضِ. 
وَ3- لاَ وَلاَكَمَا فِيْ الْمَجْنُوْنِ. وَ4- مُحَرَّمٌ؛ كَمَنْ أخَّرَ قَضَاءَ رَمَضَانَ مَعَ تَمَكُّنِهِ حَتَّى ضَاقَ الْوَقْتُ عَنْهُ. 
وَأقْسَامُ الإفْطَارِ أرْبَعَةٌ أيْضَاً: 
أ وَّلُهَا: مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْقَضَاءُ وَالْفِدْيَةُ، وَهُوَ اثْنَانِ: الأوَّلُ: الإفْطَارُ لِخَوْفٍ عَلَى غَيْرِهِ. 
وَالثَّانِيْ: الإفْطَارُ مَعَ تَأْخِيْرِ قَضَاءٍ مَعَ إمْكَانِهِ حَتَّى يَأْتِيَ رَمَضَانُ آخَرُ. 
وَثَانِيْهَا: مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْقَضَاءُ دُوْنَ الْفِدْيَةِ، وَهُوَ يَكْثُرُ؛ كَمُغْمَى عَلَيْهِ. 
وَثَالِثُهَا: مَا يَلْزَمُ فِيْهِ الْفِدْيَةُ دُوْنَ الْقَضَاءِ، وَهُوَ شَيْخٌ كَبِيْرٌ. 
وَرَابِعُهَا: لاَ وَلاَ، وَهُوَ الْمَجْنُوْنُ الَّذِيْ لَمْ يَتَعَدَّ بِجُنُوْنِهِ. 
فَصْلٌ
الَّذَيْ لاَ يُفَطِّرُ مِمَّا يَصِلُ إلَى الْجَوْفِ سَبْعَةُ أفْرَادٍ: 
1- مَا يَصِلُ إلَى الْجَوْفِ بِنِسْيَانٍ. 2- أوْجَهْلٍ. 3- أوْ إكْرَهٍ. وَ4- بِجَرَيَانِ رِيْقٍ بِمَا بَيْنَ أسْنَانِهِ وَقَدْ عَجَزَ عَنْ مَجِّهِ لِعُذْرِهِ. 5- وَمَا وَصَلَ إِلَى الْجَوْفِ وَكَانَ غُبَارَ طَرِيْقٍ. 
وَ6- مَا وَصَلَ إِلَيْهِ وَكَانَ غَرْبَلَةً دَقِيْقٍ. 7- أوْ ذُبَابَاً طَائِرَاً أوْ نَحْوَهُ
. وَالله أعْلَمُ بِالصَّوَابِ