Durö Böy
Assalamualaikum......
Bagaimana hukumnya Uang hasil Dari penjualan kuuciing +ibarotnya.,,atas jawabanya trima kasiiihhh.....!!
JAWABAN
Bagaimanakah hukum dari jual beli kucing, karena sekarang ini
semakin marak masyarakat yang melakukan transaksi perdagangan hewan
kucing, bahkan banyak pasar yang khusus menjual macam-macam kucing?
Diperbolehkan menjual hewan yang bisa diambil manfaatya, seperti
digunakan untuk berburu, diambil kulitnya atau madunya, disamping hewan
tersebut ada dan dapat disaksikan oleh pembeli yakni hadir pada
tempatnya juga harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
Hewan yang dijual dalam keadaan suci.
diambil manfaatnya sesuai dengan yang dimaksudkan.
Dapat diserahkan pada pihak pembeli.
Hal ini diterangkan dalam kitab:
Ihya’ Ulummu ad-din juz 2 halaman 67 penerbit hidayah dan hal 62 terbitan Darul Kutub Beirut
وَيَجُوْزُ بَيْعُ الْهِرَّةِ وَالنَّحِلِ وَبَيْعُ اْلفَهْدِ وَاْلأَسَدِ وَمَايَصْلُحُ لِصَيِّدِ اَوْيَنْتَفِعُ بِـجِلْدِهِ
Diperbolehkan menjual kucing, lebah, harimau dan hewan yang dapat digunakan untuk berburu atau diambil kemanfaatannya.
Raudhah at-Thalibin halaman 505
وَمِمَّا يَنْتـَفِعُ بِهِ اَلْقِرْدُ وَاْلفِيْلُ وَاْلهِرَّةُ
وَدُوْدُ اْلقُزِّ وَبَيْعُ النَّحِلِ فِي اْلكَوَارَةِ صَحِيْحٌ إِنْ
شَاهِدَ جَمِيْعُهُ وَإِلاَّ فَهُوَ مِنْ بَيْعِ اْلغَائِبِ .
Diantara hewan yang dapat diambil manfaatnya antara lain, kera,
kucing, ulat sutra, dan menjual lebah yang masih dalam sarangnya
hukumnya shahih apabila dapat di lihat semuanya (barang yang dijual
dapat disaksikan), apabila tidak maka termasuk kategori jual beli barang
ghaib.
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/438544416216919/?comment_id=438549362883091¬if_t=like
Saiful Sp Anyar
Ne aq mau nanyak ama teman-teman fiqh salafiyyah
al-Fattahul ulum gimana hukumnya kopi loak? dikatakan kopi loak karena
buah kopinya dimakan oleh loak itu sendiri, setelah itu buah kopinya
dikeluarkan oleh loak, dari lubangx (dhubur) maka jadilah kopi loak.
JAWABAN
Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang
diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Maka kita hanya perlu
mengkaji hukum bijian yang keluar bersama kotoran binatang. Hal ini
telah dijelaskan oleh para ulama terdahulu dalam kitab-kitab mereka
Biji-bijian yang ditelan oleh binatang kemudian dikeluarkan baik
dengan cara dimuntahkan ataupun dikeluarkan melalui anus bersama
kotorannya rincian hukumnya adalah:Mutanajis, bila ketika keluar biji
tersebut masih baik, bila ditanam akan tumbuh, maka cukup disucikan
dengan dibersihkan kotoran-kotoran yang menempel padanya kemudian di
cuci dengan air.Najis, bila telah hancur atau busuk, bila ditanam tidak
akan tumbuh. Najis tidak dapat disucikan lagi dan tidak boleh
dikonsumsi.
Nash kitabFathul Mu`in dan Hasyiah I`anatuth Thalibin jilid 1 hal 82
Cet. Haramainولو راثت أو قاءت بهيمة حيا، فإن كان صلبا بحيث لو زرع نبت،
فمتنجس يغسل ويؤكل، وإلا فنجس
Nihayatuz Zain hal 39 Cet.Haramainالرابع عشر: ما يخرج من معدة يقيناً
كقيء ولو بلا تغير نعم إن كان الخارج حباً متصلباً بحيث لو زرع لنبت
فمتنجس فإن كان بحيث لو زرع لم ينبت فنجس العين
Nas serupa juga terdapat dalam kitab Kasyifatus Saja yang juga karangan Imam Nawawy al-Bantany.
Majmuk Syarah Muhazzab jilid 2 hal 573 Cet. Dar Fikrالسادسة) قال
أصحابنا رحمهم الله إذا اكلت البهيمة حبا وخرج من بطنها صحيحا فان كانت
صلابته باقية بحيث لو زرع نبت فعينه طاهرة لكن يجب غسل ظاهره لملاقاة
النجاسة لانه وان صار غذاءا لها فمما تغير إلى الفساد فصار كما لو ابتلع
نواة وخرجت فان باطنها طاهر ويطهر قشرها بالغسل وان كانت صلابته قد زالت
بحيث لو زرع لم ينبت فهو نجس ذكر هذا التفصيل هكذا القاضى حسين والمتولي
والبغوى وغيرهم
http://lbm.mudimesra.com/2012/09/hukum-mengkonsumsi-kopi-luwak.html
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/436726929732001/?comment_id=436836376387723¬if_t=like
Ilmatul Mukarramach
Assalamualaikum
logika antara santri dan kiyai semestix santri harus
ta'dzim..... pertayaanx gmn hukumnya jika berdiri saat kiyai lewat
didepanya?apakah ad anjuran dari kitab2
JAWABAN
Kakek Jhosy >>> Mayoritas ulama’
membolehkan berdiri untuk menghormati seseorang yang datang. Mereka
berdalil dengan firman Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا إِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِي
الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيْلَ
انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوْا مِنْكُمْ
وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan
kepadamu:Berlapang-lapanglah dalam majlis Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu,Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan
(Q.S. Al-Mujadalah:11)
Mayoritas ulama’ mengatakan bahwa boleh berdiri untuk (menghormati)
orang Islam yang mulia dan baik, dengan tujuan untuk menghormatinya.
Menghormati seseorang karena agama dan kebaikannya, termasuk perbuatan
yang sangat dianjurkan oleh agama dan karena perbuatan itu merupakan
jalan untuk menambah rasa cinta dan kasih sayang. Nabi bersabda
janganlah kamu meremehkan perbuatan baik (yang dilakukan seseorang),
sekalipun (dalam bentuk) kamu berbicara kepada saudaramu dengan wajah
yang berseri-seri.
Referensi
Rawaai’ al-Bayan Fii Tafsiri Ayat al-Ahkam, juz II, hal.404
ذَهَبَ جُمْهُوْرُ اْلفُقَهَاءِ اِلَى جَوَازِ اْلقِيَامِ لِلْقاَدِمِ
اِذَا كاَنَ مُسْلِمًا مِنْ أَهْلِ الْفَضْلِ وَالصَّلاَحِ عَلَى وَجْهِ
التَّكْرِيْمِ لِأَنَّ احْتِرَامَ الْمُسْلِمِ وَاجِبٌ وَتَكْرِيْمَهُ
لِدِيْنِهِ وَصَلاَحَهُ مِمَّا يَدْعُوْ اِلَيْهِ اْلاِسْلاَمُ لِأَنَّهُ
سَبِيْلُ الْمَحَبَّةِ وَالْمَوَدَّةِ وَقَدْ قاَلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
(لاَ تَحْقَرِنْ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْأً وَلَوْ أَنْ تَكَلَّمَ أَخَاكَ
وَأَنْتَ مُنَبِّسَطٌ اِلَيْهِ بِوَجْهِكَ
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/459947574076603/?comment_id=459964744074886&offset=0&total_comments=9
Dewi Hutami
Bolehnya khutbah jumat dengan bahasa selain Arab itu dengan beberapa syarat tertentu agar khutbahnya syah.
ini yg banyak tdk memahaminya.
sehingga kadang kita dengar khotib berkhutbah sak penake uteke dewek.
kasihan..... kalok khutbahnya gaksah, jumatannyapun juga gak sah.
nah.... cobak admint membahas masalah ini
JAWABAN
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam
Khutbah merupakan rukun shalat jum’at yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengajak kepada para jama’ah untuk selalu meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah Swt. sehingga perlu adanya pemahaman pada
para jama’ah tentang isi yang akan disampaikan. Bagaimanakah
menerjemahkan khutbah dengan bahasa Indonesia selain rukun khutbah
tersebut?
Dalam hal ini terjadi perbedaan pandangan
1 Sebagian ulama’ memandang khutbah jum’at yang disampaikan dengan
bahasa Indonesia (selain bahasa Arab) dianggap tidak mencukupi
keabsahannya karena dinilai sebagai laghwun bahkan dianggap memutus
rukun-rukun khutbah.
2 Ulama’ Syafi’iyah sepakat bahwa diperbolehkan menerjemahkan selain
rukun khutbah, asal tetap pada prinsip mengajak kepada kebaikan dan
tidak keluar dari tujuan khutbah
Referensi
al-Bujairimi, juz I, hal.389.
لَوْ كاَنَ مَا بَيْنَ أَرْكاَنِهِمَا بِغَيْرِ الْعَرَبِيَّةِ لَمْ
يَضُرْ قاَلَ م ر مَحَلُهُ ماَ إِذَا لَمْ يُطِلْ الفَصْلُ بِغَيْرِ
الْعَرَبِيَةِ وَإِلاَّ ضَرَّ لِإِخْلاَلِهِ بِالْمُوَالاَةِ كَالسُّكُوْتِ
بَيْنَ اْلأَرْكاَنِ إِذَا طََالَ بِجَامِعٍ أَنَّ غَيْرَ الْعَرَبِيِّ
لَغْوٌ لاَ يُحْسَبُ لِأَنَّ غَيْرَ الْعَرَبِيِّ لاَ يُجْزِىءُ مَعَ
الْقُدْرَةِ عَلَى الْعَرَبِيِّ فَهُوَ لَغْوٌ سم وَالْقِياَسُ عَدَمُ
الضَّرَرِ مُطْلَقًا وَيُفْرَقُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ السُّكُوْتِ بِأَنَّ فِي
السُّكُوْتِ إِعْرَاضًا عَنِ الْخُطْبَةِ بِالْكُلِّيَةِ بِخِلاَفِ غَيْرِ
الْعَرَبِيِّ فَإِنَّ فِيْهِ وَعْظًا فِي الْجُمْلَةِ فَلاَ يَخْرُجُ
بِذَلِكَ عَنْ كَوْنِهِ مِنَ الْخُطْبَةِ ع ش
Yakni seandainya antara rukun-rukun khutbah memggunakan selain bahasa
Arab boleh saja, (Imam Ramli berpendapat) selama pemisahan dengan
selain bahasa Arab itu tidak panjang. Jika pemisahan tersebut panjang
maka tidak boleh karena dapat merusak ketersambungan khutbah sama
seperti diam dalam waktu yang lama di antara rukun-rukunnya.
Sesungguhnya khutbah selain bahasa Arab itu dianggap gurauan yang tidak
punya nilai, karena khutbah dengan selain bahasa Arab tidak mencukupi
selama ia (khotib) mampu berbahasa Arab. Menurut hukum qiyas penggunaan
selain bahasa arab itu diperkenankan secara mutlak, dan perbedaan
khutbah selain bahasa arab dengan diam adalah sesungguhnya dalam diam
itu menunjukkan berpaling dari khutbah secara keseluruhan, sedangkan
khutbah selain bahasa arab mengandung nasehat maka tidak keluar dari
pengertiannya sebagai khutbah.
Kakek Jhosy >>> Menurut Madzhab Hanafi
Diperbolehkan khotbah tanpa bahasa Arab meskipun mampu berbahasa Arab.
Sama saja baik bagi orang Arab maupun selain orang Arab
Menurut Madzhab Hambali Tidak syah khotbah tanpa bahasa Arab jika
mampu berbahasa arab. Maka jika tidak mampu menggunakan bahasa Arab,
boleh dengan tanpa bahasa Arab dan menggunakan bahasa yang dia kuasai.
Sama saja baik bagi orang Arab maupun selain orang Arab. Akan tetapi
ayat-ayat yang merupakan rukun dari beberapa rukun khotbah tak boleh
diucapkan dengan selain bahasa Arab. maka mendatangkan dia pada
pengganti ayat dengan peringatan/nasehat yang menghendaki dia dengan
bahasa Arab, maka jika tidak mampu juga, khotib harus diam kira-kira
sepanjang ayat
Menurut Madzhab Syafi’i Disyaratkan jika ada khotbah dalam bahasa
Arab, maka tidak cukup tanpa bahasa Arab selagi bisa mempelajari bahasa
Arab. Maka jika tidak sempat belajar bahasa Arab maka khotbah dengan
selain bahasa Arab. Ini berlaku pada orang Arab. Adapun orang selain
Arab maka tidak disyaratkan/mutlak pada kedua khotbah dengan bahasa
Arab, meskipun sempat belajar bahasa Arab, tetapi ayat-ayat harus
diucapkan berbahasa Arab. Kecuali jika tidak mampu mengucapkan dengan
bahasa Arab maka mengganti dia pada ayat dengan peringatan/nasehat
atau ajakan yang menghendaki dia dengan bahasa Arab. Maka jika tidak
mampu juga, maka dia harus berhenti (diam) kira-kita sepanjang ayat. Dan
jangan diterjemahkan
Menurut Madzhab Maliki Disyaratkan dalam khotbah dengan bahasa Arab
meskipun orang selain orang Arab yang tidak mengerti bahasa Arab. Maka
jika tidak dijumpai dikalangan mereka orang khotbah berbahasa Arab
dengan baik maka rusak jumatan tersebut.
Referensi
الفقه على المذاهب الأربعة ج ١ ص ٦٠٨ مكتبة الشاملة
أن تكونا بالعربية على تفصيل في المذاهب . فانظره تحت الخط
الحنفية قالوا : تجوز الخطبة بغير العربية ولو لقادر عليها سواء كان القوم عربا أو غيرهم
الحنابلة قالوا : لا تصح الخطبة بغير العربية إن كان قادرا عليها فإن
عجز عن الإتيان بها أتى بغيرها مما يسحنه سواء كان القوم عربا أو غيرهم لكن
الآية التي هي ركن من أركان الخطبتين لا يجوز له أن ينطق بها بغير العربية
فيأتي بدلها بأي ذكر شاء بالعربية فإن عجز سكت بقدر قراءة الآية
الشافعية قالوا : يشترط أن تكون أركان الخطبتين باللغة العربية فلا يكفي
غير العربية متى أمكن تعلمها فإن لم يمكن خطب بغيرها هذا إذا كان القوم
عربا أما إن كانوا عجما فإنه لا يشترط أداء أركانهما بالعربية مطلقا ولو
أمكنه تعلمها ما عدا الآية فإنه لا بد أن ينطق بها بالعربية : إلا إذا عجز
عن ذلك فإنه يأتي بدلها بذكر أو دعاء عربي فإن عجز عن هذا أيضا فعليه أن
يقف بقدر قراءة الآية ولا يترجم وأما غير أركان الخطبة فلا يشترط لها
العربية بل ذلك سنة
المالكية قالوا : يشترط في الخطبة أن تكون باللغة العربية ولو كان القوم
عجما لا يعرفونها فإن لم يوجد فيهم من يحسن اللغة العربية بحيث يؤدي
الخطبة بها سقطت عنهم الجمعة
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/458645214206839/?comment_id=459970300740997&offset=0&total_comments=13
Indra Nur Halim
Asslmkm wr.wb.
knp pas mengerjakan ibadah sholat ga boleh merem?
JAWABAN
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam wr wb
Jumhur Fuqoha' Syafi'iyyach Malikiyyach Hanabilah Hanafiyyach
memakruhkan memejamkan mata saat shalat berdsarkan hadist Nabi.karna
memejamkan mata saat shalat itu adalah pebuatan orang2 yahudi.terkecuali
memejamkan mata karna menggapai kehusyu'an.misalnya kalau tidak
memejamkan kedua mata dalam shalat tidak khusyu'/atau tidak consentrasi
kekhusyu'anya?
Referensi
١٠٦ - الموسوعة الفقهية الكويتية الجز ٢٨ ص ١٠٥
ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ
وَالْحَنَابِلَةُ وَبَعْضُ الشَّافِعِيَّةِ - إِلَى كَرَاهَةِ تَغْمِيضِ
الْعَيْنَيْنِ فِي الصَّلاَةِ لِقَوْل النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلاَةِ فَلاَ يُغْمِضُ
عَيْنَيْه وَاحْتَجَّ لَهُ أَيْضًا بِأَنَّهُ فِعْل الْيَهُودِ،
وَمَظِنَّةُ النَّوْمِ. وَعَلَّل فِي الْبَدَائِعِ: بِأَنَّ السُّنَّةَ
أَنْ يَرْمِيَ بِبَصَرِهِ إِلَى مَوْضِعِ سُجُودِهِ وَفِي التَّغْمِيضِ
تَرْكُهَا. وَالْكَرَاهَةُ عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ تَنْزِيهِيَّةٌ
وَاسْتَثْنَوْا مِنْ ذَلِكَ التَّغْمِيضَ لِكَمَال الْخُشُوعِ، بِأَنْ
خَافَ فَوْتَ الْخُشُوعِ بِسَبَبِ رُؤْيَةِ مَا يُفَرِّقُ الْخَاطِرَ فَلاَ
يُكْرَهُ حِينَئِذٍ، بَل قَال بَعْضُهُمْ: إِنَّهُ الأَْوْلَى. قَال ابْنُ
عَابِدِينَ: وَلَيْسَ بِبَعِيدٍ
قَال الْمَالِكِيَّةُ: وَمَحَل كَرَاهَةِ التَّغْمِيضِ مَا لَمْ يَخَفِ
النَّظَرَ لِمُحَرَّمٍ، أَوْ يَكُونُ فَتْحُ بَصَرِهِ يُشَوِّشُهُ،
وَإِلاَّ فَلاَ يُكْرَهُ التَّغْمِيضُ حِينَئِذٍ
وَاخْتَارَ النَّوَوِيُّ: أَنَّهُ لاَ يُكْرَهُ - أَيْ تَغْمِيضُ
الْعَيْنَيْنِ - إِنْ لَمْ يَخَفْ مِنْهُ ضَرَرًا عَلَى نَفْسِهِ، أَوْ
غَيْرِهِ فَإِنْ خَافَ مِنْهُ ضَرَرًا كُرِهَِ
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/459417894129571/?comment_id=459470227457671&offset=0&total_comments=4
Syafi'i Rabatly
Assalamualaikum
bolehkan menguburkan 3 mayat atau lebih di satu kuburan.....(nguburraghi mayyit disiitung kobhuren -madura)
JAWABAN
Guz Zein >>> قال المصنف رحمة الله * { ولا
يدفن ميت في موضع ميت الا ان يعلم انه قد بلى ولم يبق منه شئ ويرجع فيه الي
اهل الخبرة بتلك الارض ولا يدفن في قبر واحد اثنان لان النبي صلي الله
عليه وسلم لم يدفن في كل قبر الا واحدا فان دعت إلى ذلك ضرورة جاز لان
النبي صلي الله عليه وسلم كان يجمع الاثنين من قتلي احد في ثوب واحد ثم
يقول " ايهما كان اكثر اخذا للقرآن فإذا اشير الي احدهما قدمه الي اللحد "
وان دعت ضرورة ان يدفن مع امراة رجل جعل بينهما حائل من التراب وجعل الرجل
امامها اعتبارا بحال الحياة }
{ الشرح } قوله ان النبي صلى الله عليه وسلم لم يدفن في كل قبر الا
واحدا هذا صحيح معروف في الاحاديث الصحيحة والمراد به في حال الاختيار
(واما) قوله لان النبي صلي الله عليه وسلم كان يجمع بين الاثنين من قتلي
احد إلى آخره فرواه البخاري رحمه الله من رواية جابر بن عبد الله رضى الله
عنه
اما الاحكام ففيه مسألتان (إحداهما) لا يجوز ان يدفن ميت في موضع ميت
حتى يبلي الاول بحيث لا يبقى منه شئ لالحم ولا عظم وهذا الذى ذكرناه من
المنع من دفن ميت على ميت هو منع تحريم صرح به اصحابنا ممن صرح بتحريمه (1)
(واما) قول الرافعي رحمه الله المستحب في حال الاختيار ان يدفن كل انسان
في قبر فمتأول على موافقة الاصحاب قال اصحابنا رحمهم الله ويستدام المنع
مهما بقى من الميت شئ من لحم أو عظم وقد صرح المصنف بهذا في قوله ولم يبق
منه شئ.
فأما إذا بلي ولم يبق عظم بل انمحق جسمه وعظمه وصار ترابا فيجوز بعد ذلك
الدفن في موضعه بلا خلاف قال القاضي حسين والبغوى والمتولي وسائر الاصحاب
رحمهم الله ولا يجوز بعد البلي ان يسوى عليه التراب ويعمر عمارة قبر جديد
إن كان في مقبرة مسبلة لانه يوهم الناس انه جديد فيمتنعون من الدفن فيه بل
يجب تركه
خرابا ليدفن فيه من اراد الدفن قال المصنف والاصحاب رحمهم الله والرجوع
في مدة البلي إلى اهل الخبرة بتلك الناحية والمقبرة قالوا فلو حفره فوجد
فيه عظام الميت عاد القبر ولم يتمم حفره قال اصحابنا الا ان الشافعي رحمه
الله قال فلو فرغ من القبر وظهر فيه شئ من العظام لم يمتنع ان يجعل في جنب
القبر ويدفن الثاني معه وكذا لو دعت الحاجة إلى دفن الثاني مع العظام دفن
معها (المسألة الثانية) لا يجوز ان يدفن رجلان ولا امرأتان في قبر واحد من
غير ضرورة وهكذا صرح السرخسي بانه لا يجوز وعبارة الا كثرين لا يدفن اثنان
في قبر كعبارة المصنف وصرح جماعة بأنه يستحب ان لا يدفن اثنان في قبر.
اما إذا حصلت ضرورة بأن كثر القتلي أو الموتى في وباء أو هدم وغرق أو
غير ذلك وعسر دفن كل واحد في قبر فيجوز دفن الاثنين والثلاثة واكثر في قبر
بحسب الضرورة للحديث المذكور قال اصحابنا وحينئذ يقدم في القبر افضلهم الي
القبلة فلو اجتمع رجل وصبى وامرأة قدم الي القبلة الرجل ثم الصبي ثم الخنثى
ثم المرأه قال
اصحابنا ويقدم الاب علي الابن وان كان الابن أفضل الحرمة الابوة وتقدم
الام على البنت ولا يجوز الجمع بين المرأة والرجل في قبر الاعند تأكد
الضرورة ويجعل حينئذ بينهما تراب ليحجز بينهما بلا خلاف ويقدم الي القبلة
الرجل وان كان ابناء وإذا دفن رجلان أو امرأتان في قبر لضرورة فهل يجعل
بينهما تراب فيه وجهان (أصحهما) وبه قطع جماهير العراقين ونص عليه الشافعي
في الام يجعل
كتاب : المجموع. 5\284
Brojol Gemblung >>> Wa'alaikumussalam...
Menguburkan dua mayat atau lebih dalam satu kuburan itu tidak boleh,
kecuali dalam keadaan darurat seperti banyaknya orang mati sementara
pekuburan sempit dan penuh, dan atau sebelumnya mayat berwasiat untuk
dikebumikan bersama, maka hal ini juga bagian dari pengecualian, yakni
boleh.
Namun menurut Imam Mawardi menguburkan dua mayat dalam satu kuburan dan mayatnya sejenis itu makruh.
ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻬﺬﺏ 5 / 284
ﺍﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ: ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻥ ﻳﺪﻓﻦ ﺭﺟﻼﻥ ﻭﻻ ﺍﻣﺮﺃﺗﺎﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ
ﺿﺮﻭﺭﺓ ﻭﻫﻜﺬﺍ ﺻﺮﺡ ﺍﻟﺴﺮﺧﺴﻲ ﺑﺎﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﻻ ﻛﺜﺮﻳﻦ ﻻ ﻳﺪﻓﻦ ﺍﺛﻨﺎﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ
ﻛﻌﺒﺎﺭﺓ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﻭﺻﺮﺡ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﺑﺄﻧﻪ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺍﻥ ﻻ ﻳﺪﻓﻦ ﺍﺛﻨﺎﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ.
ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ 1 / 163
ﻧﻌﻢ ﻳﺴﺘﺜﻨﻰ ﻣﻦ ﺣﺮﻣﺔ ﺍﻟﺠﻤﻊ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺃﻭﺻﻰ ﻛﻞ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻴﺘﻴﻦ ﺑﺬﻟﻚ ﻓﻴﺠﻮﺯ ﻷﻥ ﺍﻟﺤﻖ
ﻟﻪ ﻭﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺇﺩﺧﺎﻝ ﻣﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﺧﺮ ﻗﺒﻞ ﺫﻫﺎﺏ ﺃﺛﺮﻩ ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺟﻤﻊ ﻋﻈﺎﻡ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻟﺪﻓﻦ
ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻭﻛﺬﺍ ﻭﺿﻌﻪ ﻓﻮﻗﻬﺎ ﻧﻌﻢ ﺇﻥ ﺩﻋﺖ ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﻛﺄﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻭﻋﺴﺮ
ﺇﻓﺮﺍﺩ ﻛﻞ ﻣﻴﺖ ﺑﻘﺒﺮ ﻟﻀﻴﻖ ﺍﻷﺭﺽ ﻓﻴﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﺍﻻﺛﻨﻴﻦ ﻭﺍﻟﺜﻼﺛﺔ ﻭﺍﻷﻛﺜﺮ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ ﺑﺤﺴﺐ
ﺍﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻭﻳﺤﺮﻡ ﻧﻘﻞ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻗﺒﻞ ﺩﻓﻨﻪ ﻣﻦ ﻣﺤﻞ ﻣﻮﺗﻪ ﺇﻟﻰ ﻣﺤﻞ ﺃﺑﻌﺪ ﻣﻦ ﻣﻘﺒﺮﺓ ﻣﺤﻞ
ﻣﻮﺗﻪ ﻟﻴﺪﻓﻦ ﻓﻴﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻘﺮﺏ ﻣﻜﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺃﻭ ﺑﻴﺖ ﺍﻟﻤﻘﺪﺱ ﺑﺤﻴﺚ ﺗﻜﻮﻥ
ﺍﻟﻤﺴﺎﻓﺔ ﻻ ﻳﺘﻐﻴﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻴﺠﻮﺯ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻧﻘﻠﻪ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﻏﺴﻠﻪ ﻭﺗﻜﻔﻴﻨﻪ
ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻣﺤﻞ ﻣﻮﺗﻪ ﻟﺘﻮﺟﻪ ﺍﻟﻔﺮﺽ
ﺍﻹﻗﻨﺎﻉ ﻓﻲ ﺣﻞ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﺃﺑﻰ ﺷﺠﺎﻉ -1 / 194
ﻭﻻ ﻳﺪﻓﻦ ﺍﺛﻨﺎﻥ ﺍﺑﺘﺪﺍﺀ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ ﻭﺍﺣﺪ ﺑﻞ ﻳﻔﺮﺩ ﻛﻞ ﻣﻴﺖ ﺑﻘﺒﺮ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻻﺧﺘﻴﺎﺭ
ﻟﻼﺗﺒﺎﻉ، ﻓﻠﻮ ﺟﻤﻊ ﺍﺛﻨﺎﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ ﻭﺍﺗﺤﺪ ﺍﻟﺠﻨﺲ ﻛﺮﺟﻠﻴﻦ ﺃﻭ ﺍﻣﺮﺃﺗﻴﻦ ﻛﺮﻩ ﻋﻨﺪ
ﺍﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ.
Bg Gunt #
tetap tidak boleh kalau tidak darurat, bahkan menurut Imam Romli
haram, kecuali menurut Imam al-Mawardi dan Syaihul Islam Zakariyya
al-Anshori yg menghukuminya makruh.
ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻋﻠﻰ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ -2 / 583
ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﺍﻟﺒﺮﻣﺎﻭﻱ : ﻭﻻ ﻳﺪﻓﻦ ﺍﺛﻨﺎﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﺮ ﺃﻱ ﻟﺤﺪ ﺃﻭ ﺷﻖ ﻓﻴﺤﺮﻡ ﻋﻨﺪ ﻡ ﺭ ﻭﻟﻮ
ﻣﻊ ﻣﺤﺮﻣﻴﺔ ﻛﺄﻡ ﻭﺍﺑﻨﻬﺎ ﻭﺍﺗﻔﺎﻕ ﺟﻨﺲ ﻛﺄﺏ ﻭﺍﺑﻨﻪ ، ﻭﻳﻜﺮﻩ ﻋﻨﺪ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻭﺇﻥ
ﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻟﺠﻨﺲ ﻭﺍﺧﺘﻠﻔﺖ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﻴﺔ ؛ ﻟﻜﻦ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﺠﻌﻞ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻣﺎ ﻳﻤﻨﻊ ﺍﻟﺘﻤﺎﺱّ
ﻛﺘﺮﺍﺏ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻭﻣﺎ ﺍﻋﺘﻴﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻓﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺴﺎﻗﻲ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻓﺔ ﻓﺤﺮﺍﻡ ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ
ﺇﺩﺧﺎﻝ ﻣﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﺖ ﺁﺧﺮ ، ﻭﻳﺤﺮﻡ ﺟﻤﻊ ﻋﻈﺎﻣﻬﻢ ﻟﺪﻓﻦ ﻏﻴﺮﻫﻢ ، ﻭﻛﺬﺍ ﻭﺿﻌﻪ ﻓﻮﻕ
ﻋﻈﺎﻣﻬﻢ ﺍﻩ.
Fokus :
ﻭﻟﻮ ﻣﻊ ﻣﺤﺮﻣﻴﺔ ﻛﺄﻡ ﻭﺍﺑﻨﻬﺎ ﻭﺍﺗﻔﺎﻕ ﺟﻨﺲ ﻛﺄﺏ ﻭﺍﺑﻨﻪ
walaupun beserta mahrom seperti ibu dan putranya, dan sesama jenis seperti bapak dan putranya.
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam wr wb
nyambung dikit
Referensi
الفقه على المذاهب الأربعة الجز ١ ص ٨٤٧
دفن أكثر من ميت واحد في قبر واحد فيه تفصيل في المذاهب فانظره تحت الخط
الحنفية قالوا : يكره ذلك إلا عند الحاجة فيجوز عند الحاجة دفن أكثر من واحد
المالكية قالوا : يجوز جمع أموات بقبر واحد لضرورة كضيق المقبرة ولو كان
الجمع في أوقات كأن تفتح المقبرة بعد الدفن فيها لدفن ميت آخر وأما عند
عدم الضرورة فيحرم جمع أموات في أوقات ويكره في وقت واحد
الشافعية والحنابلة قالوا : يحرم ذلك إلا لضرورة ككثرة الموتى وخوف
تغيرهم أو لحاجة كمشقة على الأحياء ) وإذا وقع ذلك جعل الأفضل جهة القبلة
ويليه المفضول ويلاحظ تقديم الكبير على الصغير والذكر على الأنثى ونحو ذلك
ويندب أن يفصل بين كل اثنين بتراب ولا يكفي الفصل بالكفن وإذا بلي الميت
وصار ترابا في قبره جاز نبش القبر وزرعه والبناء عليه وغير ذلك باتفاق إلا
عند المالكية فانظر مذهبهم تحت الخط
المالكية قالوا : إذا بلي الميت ولم يبق منه جزء محسوس جاز نبش القبر
للدفن فيه والمشي عليه وأما زرعه والبناء عليه فلا يجوز لأنه بمجرد الدفن
صار حبسا لا يتصرف فيه بغير الدفن سواء بقي الميت أو فني
Wes Qie >>> HASYIATUL JAMAL 2/201-202
-----------
WAL MU'TAMADU ANNA JAM'ATS NAINI BIQOBRIN HAROOMUN MUTHLAQON IBTIDAA
AN WADAWAAMAN ITTACHADAL JINSU AULAA KAANA HUNAA NAHWA MACHROMIYYATIN
AULAA
-----
menurut qoul muktamad mengumpulkan dua mayat dalam satu kuburan
hukumnya haram walaupun satu jinis baik itu mahram atau bukan mulai awal
sampek ahir
WAIBAAROTU SYARCHI MIM ROO WAJAROO ASY SYAARICHU 'ALAA KAROOHATI
DAFNITS NAINI MIN JINSIN BIQOBRIN WAL MU'TAMADUL CHURMATU MUTHLAQON
WALIDZALIKA QOOLA MIM RO FALAU DAFANAHUMAA MIN GHOIRI DLORUROTIN HAROMUN
WAIN ITTACHADAN NAU'U KAROJULAIN AU IROATAINI AU IKHTALAFAA WAKAANA
BAINAHUMAA MACHROMIYYATUN
----
menurut imam romli dsbtkan makruh mengubur satu mayat dalam satu
kuburan baik satu jinis karna demikian ketika tidak ada tujuan maka
hukumnya harom walaupun satu jinis atau tidak satu jinis yg msh mahram
WALAU AMMAA MA'A WALADIHAA MAINKAANA SHOGHIRON AU BAINAHUMAA
ZAUJIYYATUN AU MAMLUUKIYYATUN LIANNAHU BI'ATUN WAKHILAFUMAA WARODA
'ANISSALAFI LIANNAHU YUADDII ILAL JAM'I BAINAL BIRRI WAL FAAJIRI WAFIIHI
IDLROORUN BISHSHOOLICHI BILJAARIS SUU'I---{QOULUHU BIMACHALLIN
WAACHIDIN} KA ANNAHU IBHTIROOZUN BIHI 'AMMAA LAUKAANA BILQOBRI
MACHALLAANI KALACHDAINI AU SYIQQOINI WABAINAHUMAA CHAAJIZUN KAMAA
YU'LAMU DZALIKA MIN 'IBAAROTI SYARCHI MIM ROO
Pozank Bin Puzink >>> apabila hal tersebut
dilakukan karena terpaksa (keadaan dhorurot), seperti karena banyaknya
orang yang meninggal, dan sulit mengubur satu orang pada tiap satu
kuburan, maka diperbolehkan mengubur lebih dari satu orang dalam satu
kuburan. Alasan pelarangannya adalah bahwa nabi tidak pernah mengubur
lebih dari satu orang dalam satu kuburan kecuali dalam keadaan dhorurot,
seperti yang beliau kerjakan setelah perang uhud, sebagaimana
diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir rodhiyallohu 'anhu
;
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ
Bahwasanya Nabi shollallohu 'alaihi wasallam menggabungkan antara dua
orang diantara orang-orang yang terbunuh dalam perang Uhud" (Shohih
Bukhori, no.1345)
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/459244364146924/?comment_id=459246540813373&offset=0&total_comments=32
Supian Suri
assalamualaikum wr wb
pijemane hukum nya parfum nyang beralkohol,..boleh ngga dibawa sholat.....tengkyu...
JAWABAN
Kakek Jhosy >>>Wa'alaikum salam
Banyak sekali ditemukan minyak yang dicampur dengan campuran alkohol,
hal ini dilakukan karena berbagai fungsi, antara lain untuk menekan
udara dalam botol minyak. Bagaimanakah hukum minyak wangi yang dicampur
dengan alkohol?
1 Menjadi najis, minyak yang dicampur alkohol, sebab alkohol itu
termasuk cairan yang memabukkan, dan cairan yang memabukkan dihukumi
najis.
( قَوْلُهُ أَيْضًا نَظَرًا لِأَصْلِهِمَا ) أَيْ فَمَا كَانَ مَائِعًا
حَالَ إسْكَارِهِ كَانَ نَجِسًا ، وَإِنْ جَمَدَ وَمَا كَانَ جَامِدًا
حَالَ الْإِسْكَارِ يَكُونُ طَاهِرًا ، وَإِنْ انْمَاعَ كَالْحَشِيشِ
الْمُذَابِ وَكَالْكِشْكِ الْمُسْكِرِ حَالَ جُمُودِه (شرح الجمل على
المنهاج الجزء 1 ص 170)
2 Tidak najis, sebab tidak memabukkan dan campurannya hanya untuk menjaga kebaikan komposisi minyak.
اَلْمَبْحَثُ الثَّالِثُ فِى تَعْرِيْفِ الْكُحُوْلِ الَّذِيْ
اِسْتَفَدْناَهُ مِنْ كَلاَمِ مَنْ يَعْرِفُ حَقِيْقَتَهُ الَّذِيْ
يَقْبَلُهُ الْحِسُّ مَعَ مَا رَاَيْناَهُ مِنْ اَلاَتِ صِنَاعَتِهِ وَهُوَ
عُنْصُرُ بُخَارٍ يَجِدُ فِى الْمُتَخَمِّرَاتِ الْمُسْكِرَاتِ مِنَ
الْأَشْرِبَةِ. فَبِوُجُوْدِهِ فِيْهَا يَحْصُلُ الْأِسْكَارُ وَيُوْجَدُ
هَذَا الْكُحُوْلِ اَيْضًا فِى غَيْرِ الْأَشْرِبَةِ مِنْ مُتَخَمِّرَاتِ
نَقِيْعِ اْلاَزْهَرِ وَاْلاَثْمَارِ الَّذِى يُتَّخَذُ طِيْبًا وَغَيْرُهُ
كَمَا يُوْجَدُ مِنْ مَعْقُوْدِ الْخَشَبِ بِأَلَاتٍ حَدِيْدِيَّةٍ
مَخْصُوْصَةٍ وَهَذَا الْأَخِيْرُ أَضْعَفُ الْكُحُوْلِ كَمَا اَنَّ
اَقْوَاهُ الَّذِى يُوْجَدُ فِى الْعِنَبِ. ( المباحث الوفية للسيد عثمان
البتاوي
Pengertian alkohol sebagaimana yang kami dapatkan dari pernyataan
orang yang mengetahui hakekatnya serta yang kami lihat dari peralatan
industri pembutannya adalah merupakan sesuatu unsur yang dapat menguap
yang terdapat pada minuman yang memabukkan. Keberadaannya akan
mengakibatkan mabuk. Alkohol ini juga terdapat pada selain minuman,
seperti pada rendaman air, bunga dan buah-buahan yang dibuat untuk
wewangian dan lainnya, sebagaimana juga terdapat pada kayu-kayuan yang
diproses dengan mempergunakan peralatan khusus dari logam. Dan yang
terakhir ini merupakan alkohol dengan kadar paling rendah sedangkan yang
terdapat pada perasa anggur merupakan alkohol dengan kadar tinggi.
(al-Mabahits al-Wafiyyah Bab Najasah)
وَمِنْهَا اَىْ مِنَ الْمَعْفُوَاتِ . الْمَائِعَاتُ النَّجَسَةُ
الَّتِى تُضَافُ اِلَى الْاَدَوِيَةِ وَالرَّوَائِحِ الْعِطْرِيَّةِ
لِاَصْلَاحِهَا فَإِنَّهُ يُعْفَى عَنِ الْقَدْرِ الَّذِيْ بِهِ
اْلاِصْلَاحُ قِيَاسًا عَلَى الْاَنْفِخَةِ الْمَصْلَحَةِ لِلْجَبِيْنِ
Termasuk najis yang dima’fu (ditoleransi) adalah, cairan-cairan najis
yang dicampurkan untuk komposisi obat-obatan dan parfum, cairan
tersebut bisa ditoleransi dengan kadar yang memang diperlukan untuk
komposisi yang seharusnya. Karena hal itu diqiaskan dengan usus babat
yang digunakan untuk menambahkan kualitas mentega.
(Al-Fiqhu ‘Ala Madzahib al-Arba’ah, juz I, hal.25)
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/459254590812568/?comment_id=459259364145424&offset=0&total_comments=11