Firdauz Al-khaf >>>
assalamu alaikum, saya mau nanya bagaimana hukumnya jk kt mnjadi makmum atau sholat sendiri truz mmbaca al fatihah tp bacaan kita itu tdk terdengar oleh telinga kt sendiri/menggerakkan bibir tp tak terdengar oleh kuping kt sendiri itu gmn hukumnya? Monggo yg tau maju tuk menjawab
JAWABAN
Kakek Jhosy >>> Firdauz Al-khaf >>>
Imam An-Nawawi mengemukakan,Minimal dari bacaan sirriyah (pelan) ialah didengar oleh diri sendiri jika pendengarannya normal dan suasana tidak bising. Ini meliputi bacaan (Al-Qur’an) takbir, dan tasbih dalam rukuk dan lainnya, juga tahiyyat, salam dan doa. Baik bacaan wajibnya maupun sunnahnya tidak dianggap kecuali jika terdengar oleh diri sendiri melalui pendengaran yang normal dan tidak ada penghalang atau gangguan. Jika ada gangguan, maka suara ditinggikan agar dapat didengar oleh diri sendiri. Jika seperti itu keadaannya, maka tidaklah dianggap cukup jika bacaannya tidak seperti itu. Demikian Syafi’i menegaskan yang disepakati oleh teman-teman kami
Referensi
المجموع - محيى الدين النووي ج ٣ ص ٢٥٦
وأدنى الإِسرار : أن يسمع نفسه ، إذا كان صحيح السّمع ، ولا عارض عنده من لغطٍ وغيره ، و هذا عام فى القراءة ، و التكبير ، و التسبيح فى الركوع و غيره ، و التشهد ، و السلام ، و الدعاء ، سواء واجبها و نفلها ، لا يحسب شىء منها حتى يسمع نفسه ، إذا كان صحيح السمع و لا عارض ، فإن لم يكن كذلك ، رفع ، بحيث يسمع لو كان كذلك ، لا يجزئه غير ذلك هكذا نصّ عليه الشافعى. و اتّفق عليه الأصحاب
Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/580873805317312/?comment_id=584859201585439¬if_t=like
assalamu alaikum, saya mau nanya bagaimana hukumnya jk kt mnjadi makmum atau sholat sendiri truz mmbaca al fatihah tp bacaan kita itu tdk terdengar oleh telinga kt sendiri/menggerakkan bibir tp tak terdengar oleh kuping kt sendiri itu gmn hukumnya? Monggo yg tau maju tuk menjawab
JAWABAN
Kakek Jhosy >>> Firdauz Al-khaf >>>
Imam An-Nawawi mengemukakan,Minimal dari bacaan sirriyah (pelan) ialah didengar oleh diri sendiri jika pendengarannya normal dan suasana tidak bising. Ini meliputi bacaan (Al-Qur’an) takbir, dan tasbih dalam rukuk dan lainnya, juga tahiyyat, salam dan doa. Baik bacaan wajibnya maupun sunnahnya tidak dianggap kecuali jika terdengar oleh diri sendiri melalui pendengaran yang normal dan tidak ada penghalang atau gangguan. Jika ada gangguan, maka suara ditinggikan agar dapat didengar oleh diri sendiri. Jika seperti itu keadaannya, maka tidaklah dianggap cukup jika bacaannya tidak seperti itu. Demikian Syafi’i menegaskan yang disepakati oleh teman-teman kami
Referensi
المجموع - محيى الدين النووي ج ٣ ص ٢٥٦
وأدنى الإِسرار : أن يسمع نفسه ، إذا كان صحيح السّمع ، ولا عارض عنده من لغطٍ وغيره ، و هذا عام فى القراءة ، و التكبير ، و التسبيح فى الركوع و غيره ، و التشهد ، و السلام ، و الدعاء ، سواء واجبها و نفلها ، لا يحسب شىء منها حتى يسمع نفسه ، إذا كان صحيح السمع و لا عارض ، فإن لم يكن كذلك ، رفع ، بحيث يسمع لو كان كذلك ، لا يجزئه غير ذلك هكذا نصّ عليه الشافعى. و اتّفق عليه الأصحاب
Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/580873805317312/?comment_id=584859201585439¬if_t=like
Tidak ada komentar:
Posting Komentar