Senin, 17 Februari 2014

HUKUM SHOLAT DI KAMAR MANDI



613 HUKUM SHOLAT DI KAMAR MANDI

Oleh Raden Madura BlogSpot pada 10 Februari 2014 pukul 1:41

En Malk
Assalamu'alaikum. slamat siang! maaf, sy ingn brtny BOLEHKAH/SAHKAH BILA SHOLAT DIKAMAR MANDI KERING? KARNA prnah ada seorang TMAN BILANG pd sy, klau dia sholatnya dkamar mandi, dia bralasan klau SIBOS LIHAT, dia khawatir diPECAT dr krjanya krn bru msuk kerja & masih potongan dan SELURUH PENJURU RUANGAN ADA KAMERA KECUALI KAMAR MANDI. DIA BILANG DARI PADA G' SHOLAT, itu bagaimana?

JAWABAN :

Raden Madura BlogSpot
Wa'alaikumsalam

( و ) تكره ( الصلاة في ) الأسواق .. وفي ( الحمام ) ولو في مسلخه لحديث صحيح أسنده ابن حبان : الأرض كلها مسجد إلا المقبرة والحمام واختلف في علة النهي على أقوال : أصحها لأنه مأوى الشياطين وقيل : خوف النجاسة وقيل : لاشتغال المصلي بدخول الناس وقيل غير ذلك

Dan dimakruhkan shalat di pasar... dan di kamar mandi meskipun hanya dipintu lewatnya berdasarkan hadits shahih yang disanadkan oleh Ibn Hibbaan “Segala bumi adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi”.Terdapat perbedaan pendapat alasan kemakruhannya, yang paling shahih karena kamar mandi adalah tempat syetan, pendapat lain karena dikhawatirkan najisnya, pendapat lain karena dapat terganggunya kekhusyuan akibat masuknya orang kedalamnya, pendapat lain karena selain alasan diatas.Mughni al-Muhtaaj I/203

HUKUM MENGKOMSUMSI HEWAN YANG DI TEMBAK DENGAN SENAPAN ANGIN



616 HUKUM MENGKOMSUMSI HEWAN YANG DI TEMBAK DENGAN SENAPAN ANGIN

Oleh Raden Madura BlogSpot pada 17 Februari 2014 pukul 10:11

El Rhazaq
assalamualaikum wr wb 

bagaimana hukumnya pemburuan dg senapan ? 

Wassalam

Raden Madura BlogSpot >>
Mengkonsumsi hewan yang ditembak dengan senapan angin hukumnya ditafsil:

1. Jika binatang yang ditembak itu jinak hukumnya haram2. Jika binatangnya tidak jinak ( binatang buruan ):

* Menurut jumhur ulama' haram* Menurut Malikiyyah halal dengan syarat membaca basmalah ketika menembak.

Dasar Pengambilan Hukum

Fathul Mu'in wa Khasyiyah tarsyikhul Mustafidin Hal: 50وَيَحْرُمُ قَطْعًا رَمْيُ الصَّيْدِ بِالْبُنْدُقِ الْمُعْتَادِ الْانَ وَهُوَ مَا يَضَعُ بِالْحَدِيْدِ وَيَرْمِيْ بِالنَّارِ لِأَنَّهُ مُحْرِقٌ مُدَقِّقٌ سَرِيْعًا غَالِبًا قَوْلُهُ ( قَطْعًا ) أَيْ بِلاَ خِلاَفٍ عِنْدَنَا بِخِلاَفِ الرَّمْيِ بِبُنْدُقِ الطِّيْنِ فَفِيْهِ خِلاَفٌ يَأْتِيْ. وَقَالَ الْمَالِكِيَّةُ بِجَوَازِ الرَّمْيِ بِبُنْدُقِ الرَّصَاصِ الْمَعْرُوْفِ الَْأَنَ وَحِلٌّ أَكْلُ مَا صِيْدَ بِهِ بِشَرْطِ التَّسْمِيَّةِ بِهِ عَنْدَ ( الرَمْيِ ) فَإِنْ تَرَكَهَا سَهْوًا لَمْ يَضُرَّ.

Dan haram secara pasti menembak binatang buruan dengan senapan yang sudah biasa sekarang ini, yaitu apa yang diletakkan dengan besi dan dilemparkan dengan api karena senapan itu membakar dan menghancurkan dengan cepat pada umumnya. Ucapan mushonnif secara pasti artinya tanpa ada perbedaan pendapat diantara kitab berbeda dengan melempar, menembak dengan senapan tanah dalam hal ini ada perbedaan pendapat yanga akan datang. Madzhab Maliki berpendapat mengenai kebolehan menembak dengan senapan timah yang telah diketahui sekarang ( senapan angin ) dan halal memakan apa yang diburu dengannya dengan syarat membaca basmalah pada waktu menembak, jika meninggalkan bacaan basmalah karena lupa tidak berbahaya.

Khasyiyah ad-Dasuqi Juz II hal: 103اَلْحَاصِلُ أَنَّ الصَّيْدَ بِبُنْدُقِ الرَّصَاصِ لَمْ يُوْجَدْ فِيْهِ نَصٌّ لِلْمُتَقَدِّمِيْنَ لِحُدُوْثِ الرَّمْيِ بِهِ لِحُدُوْثِ الْبَارُوْدِ فِيْ وَسَطِ الْمِائَةِ الثَّامِنَةِ وَاخْتَلَفَ فِيْهِ الْمُتَأَخِّرُوْنَ فَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ بِالْمَنْعِ قِيَاسًا عَلَى بُنْدُقِ الطِّيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ بِالْجَوَازِ كَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْقُوْرِيْ وَابْنِ الْمَنْجُوْرِ وَسَيِّدِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْفَاسِيْ لِمَا فِيْهِ مِنَ الْإِنْهَارِ وَالْإِجْهَازِ بِسُرْعَةٍ الّذِيْ شُرِعَتِ الذَّكَاةُ لِأَجْلِهِ وَقِيَاسُهُ عَلَى بُنْدُقِِ الطِّيْنِ فَاسِدٌ لِوُجُوْدِ الْفَارِقِ وَهُوَ وُجُوْدُ الْخَرْقِ وَالنُّقُوْدِ فِي الرِّصَاصِ تَحْقِيْقًا وَعَدَمُ ذَالِكَ فِي بُنْدُقِ الطِّيْنِ وَإِنَّمَا شَأْنُهُ الرَّضُّ وَالْكَسْرُ وَمَاكَانَ هَذَا لَا يُسْتَعْمَلُ لِأَنَّهُ مِنَ الْوَفْدِ الْحَرَامِ بِنَصِّ الْقُرْأَنِ ِ.ا ه.

Pada hasilnya bahwa berburu dengan senapan angin tidak didapati padanya nash/ketetapan hukum daripada ulama terdahulu karena menembak dengan senapan angin itu adalah hal yang baru karena kebaharuan bahan peledak pada pertengahan abad kedua. Dalam hal ini ulama' mutaakhir berbeda pendapat, diantara mereka ada yang berpendapat dengan kebolehan seperti Abu Abdillah al-Fauri Ibnul Manjur, Sayyid Abdur Rohman, Abdul Qodir al-Fasi, karena dalam peluru timah tersebut ada pengaliran darah dan pembunuhan yang cepat yang penyembelihan disyariatkan karenanya. Pengqiasan peluru timah dengan peluru tanah adalah rusak (tidak benar) karena wujud perbedaaan yaitu wujud lubang dan pecah pada peluru timah secara nyata dan ketiadaan hal tersebut pada peluru tanah. Hanyasanya kepentingan peluru tanah adalah meremukkan dan apa yang ada seperti ini tidak boleh dipergunakan karena peluru tanah itu melemparkan benda yang diharamkan menurut nash al-Qur'an.

Syarah Shohih Muslim Fi Hamisy Irsyad as-Sari Juz II Hal: 136وَقَالَ مَحْكُوْلٌ وَالْأَوْزَعِيِّ وَغَيْرُهُمَا مِنْ فُقَهَاءِ الشَّافِعِيِّ بِحِلٍّ مُطْلَقًا كَذَا قَالَ هَؤُلاَءِ وَابْنُ أَبِيْ لَيْلَى أَنَّهُ يَحِلُّ مَاقَتَلَهُ بِالْبُنْدُقَةِ. إلخ

Makhqul, Auzai'i dan selainnya berkata tentang kehalalan secara mutlak demikian pula pendapat mereka dan Ibnu Abi Laila bahwa sesungguhnya halal memakan binatang yang dibunuh dengan peluru.

Al-Bujairimi alal Iqna' Juz IV hal: 275وَأَفْتَي ابْنُ عَبْدِ السَّلاَمِ بِحُرْمَةِ الرَّمْيِ بِالْبُنْدُقِ وَبِهِ صَرَحَ الدَّخَائِرُ لِكَيْ أَفْتَي النَّوَاوِيْ بِجَوَازِهِ---إِلَى أَنْ قَالَ---وَهَذَا كُلُّهُ بِالنّسْبَةِ لِحِلِّ الْمَرْمَى الَّذِيْ هُوَ الصَّيْدُ فَإِنَّهُ حَرَامٌ مُطْلَقًا.

Ibnu Abdis Salam telah memberi fatwa tentang keharaman menembak dengan peluru, dengan keharaman tersebut Ad-Dakhoir menjelaskan agar imam Nawawi memberi fatwa dengan kebolehannya, sampai katanya ini seluruhnya dibangsakan kepada kehalalan menembak. Adapun dihubungkan dengan kehalalan binatang yang ditembak yaitu binatang buruan maka binatang itu adalah haram secara mutlak.
  1. hukumnya ditafsil:

1. Jika binatang yang ditembak itu jinak hukumnya haram2. Jika binatangnya tidak jinak ( binatang buruan ):

* Menurut jumhur ulama' haram* Menurut Malikiyyah halal dengan syarat membaca basmalah ketika menembak.

Dasar Pengambilan Hukum

Fathul Mu'in wa Khasyiyah tarsyikhul Mustafidin Hal: 50وَيَحْرُمُ قَطْعًا رَمْيُ الصَّيْدِ بِالْبُنْدُقِ الْمُعْتَادِ الْانَ وَهُوَ مَا يَضَعُ بِالْحَدِيْدِ وَيَرْمِيْ بِالنَّارِ لِأَنَّهُ مُحْرِقٌ مُدَقِّقٌ سَرِيْعًا غَالِبًا قَوْلُهُ ( قَطْعًا ) أَيْ بِلاَ خِلاَفٍ عِنْدَنَا بِخِلاَفِ الرَّمْيِ بِبُنْدُقِ الطِّيْنِ فَفِيْهِ خِلاَفٌ يَأْتِيْ. وَقَالَ الْمَالِكِيَّةُ بِجَوَازِ الرَّمْيِ بِبُنْدُقِ الرَّصَاصِ الْمَعْرُوْفِ الَْأَنَ وَحِلٌّ أَكْلُ مَا صِيْدَ بِهِ بِشَرْطِ التَّسْمِيَّةِ بِهِ عَنْدَ ( الرَمْيِ ) فَإِنْ تَرَكَهَا سَهْوًا لَمْ يَضُرَّ.

Dan haram secara pasti menembak binatang buruan dengan senapan yang sudah biasa sekarang ini, yaitu apa yang diletakkan dengan besi dan dilemparkan dengan api karena senapan itu membakar dan menghancurkan dengan cepat pada umumnya. Ucapan mushonnif secara pasti artinya tanpa ada perbedaan pendapat diantara kitab berbeda dengan melempar, menembak dengan senapan tanah dalam hal ini ada perbedaan pendapat yanga akan datang. Madzhab Maliki berpendapat mengenai kebolehan menembak dengan senapan timah yang telah diketahui sekarang ( senapan angin ) dan halal memakan apa yang diburu dengannya dengan syarat membaca basmalah pada waktu menembak, jika meninggalkan bacaan basmalah karena lupa tidak berbahaya.

Khasyiyah ad-Dasuqi Juz II hal: 103اَلْحَاصِلُ أَنَّ الصَّيْدَ بِبُنْدُقِ الرَّصَاصِ لَمْ يُوْجَدْ فِيْهِ نَصٌّ لِلْمُتَقَدِّمِيْنَ لِحُدُوْثِ الرَّمْيِ بِهِ لِحُدُوْثِ الْبَارُوْدِ فِيْ وَسَطِ الْمِائَةِ الثَّامِنَةِ وَاخْتَلَفَ فِيْهِ الْمُتَأَخِّرُوْنَ فَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ بِالْمَنْعِ قِيَاسًا عَلَى بُنْدُقِ الطِّيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ بِالْجَوَازِ كَأَبِيْ عَبْدِ اللهِ الْقُوْرِيْ وَابْنِ الْمَنْجُوْرِ وَسَيِّدِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْفَاسِيْ لِمَا فِيْهِ مِنَ الْإِنْهَارِ وَالْإِجْهَازِ بِسُرْعَةٍ الّذِيْ شُرِعَتِ الذَّكَاةُ لِأَجْلِهِ وَقِيَاسُهُ عَلَى بُنْدُقِِ الطِّيْنِ فَاسِدٌ لِوُجُوْدِ الْفَارِقِ وَهُوَ وُجُوْدُ الْخَرْقِ وَالنُّقُوْدِ فِي الرِّصَاصِ تَحْقِيْقًا وَعَدَمُ ذَالِكَ فِي بُنْدُقِ الطِّيْنِ وَإِنَّمَا شَأْنُهُ الرَّضُّ وَالْكَسْرُ وَمَاكَانَ هَذَا لَا يُسْتَعْمَلُ لِأَنَّهُ مِنَ الْوَفْدِ الْحَرَامِ بِنَصِّ الْقُرْأَنِ ِ.ا ه.

Pada hasilnya bahwa berburu dengan senapan angin tidak didapati padanya nash/ketetapan hukum daripada ulama terdahulu karena menembak dengan senapan angin itu adalah hal yang baru karena kebaharuan bahan peledak pada pertengahan abad kedua. Dalam hal ini ulama' mutaakhir berbeda pendapat, diantara mereka ada yang berpendapat dengan kebolehan seperti Abu Abdillah al-Fauri Ibnul Manjur, Sayyid Abdur Rohman, Abdul Qodir al-Fasi, karena dalam peluru timah tersebut ada pengaliran darah dan pembunuhan yang cepat yang penyembelihan disyariatkan karenanya. Pengqiasan peluru timah dengan peluru tanah adalah rusak (tidak benar) karena wujud perbedaaan yaitu wujud lubang dan pecah pada peluru timah secara nyata dan ketiadaan hal tersebut pada peluru tanah. Hanyasanya kepentingan peluru tanah adalah meremukkan dan apa yang ada seperti ini tidak boleh dipergunakan karena peluru tanah itu melemparkan benda yang diharamkan menurut nash al-Qur'an.

Syarah Shohih Muslim Fi Hamisy Irsyad as-Sari Juz II Hal: 136وَقَالَ مَحْكُوْلٌ وَالْأَوْزَعِيِّ وَغَيْرُهُمَا مِنْ فُقَهَاءِ الشَّافِعِيِّ بِحِلٍّ مُطْلَقًا كَذَا قَالَ هَؤُلاَءِ وَابْنُ أَبِيْ لَيْلَى أَنَّهُ يَحِلُّ مَاقَتَلَهُ بِالْبُنْدُقَةِ. إلخ

Makhqul, Auzai'i dan selainnya berkata tentang kehalalan secara mutlak demikian pula pendapat mereka dan Ibnu Abi Laila bahwa sesungguhnya halal memakan binatang yang dibunuh dengan peluru.

Al-Bujairimi alal Iqna' Juz IV hal: 275وَأَفْتَي ابْنُ عَبْدِ السَّلاَمِ بِحُرْمَةِ الرَّمْيِ بِالْبُنْدُقِ وَبِهِ صَرَحَ الدَّخَائِرُ لِكَيْ أَفْتَي النَّوَاوِيْ بِجَوَازِهِ---إِلَى أَنْ قَالَ---وَهَذَا كُلُّهُ بِالنّسْبَةِ لِحِلِّ الْمَرْمَى الَّذِيْ هُوَ الصَّيْدُ فَإِنَّهُ حَرَامٌ مُطْلَقًا.

Ibnu Abdis Salam telah memberi fatwa tentang keharaman menembak dengan peluru, dengan keharaman tersebut Ad-Dakhoir menjelaskan agar imam Nawawi memberi fatwa dengan kebolehannya, sampai katanya ini seluruhnya dibangsakan kepada kehalalan menembak. Adapun dihubungkan dengan kehalalan binatang yang ditembak yaitu binatang buruan maka binatang itu adalah haram secara mutlak.

DO'A MENYEMBELIH HEWAN



614 DO'A MENYEMBELIH HEWAN

Oleh Raden Madura BlogSpot pada 10 Februari 2014 pukul 0:32

Fatkur Rofiq
Assalmualaikum, mau naxa.ni, adakah doa untuk menyembelih hewan, .?
  •  
JAWABAN : Raden Madura BlogSpot
  •  wa'aaikum salam Do'a Menyembelih Bag 1
  • 1. Do'a Menyembelih Unta
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺰﺍ ﺍﻟﺤﻤﻞ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzal hamala lillahita'ala
  • Artinya :
  •  Saya berniat menyembelih unta inikarena Allah Ta'ala

  • 2. Do'a Menyembelih Kerbau
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺰﺍ ﺍﻟﺠﻤﻮﺱ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzal jamuusu lillahita'ala
  • Artinya :
  •  Saya berniat menyembelih kerbauini karena Allah Ta'ala

  • 3. Do'a Menyembelih Sapi
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺰﺍ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzal baqaratalillahi ta'ala
  • Artinya :
  •  Saya berniat menyembelih sapi inikarena Allah Ta'ala

  • 4. Do'a Menyembelih Kambing
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺰﺍ ﺍﻟﻐﻨﻢ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzal ganama lillahita'ala
  • Artinya : Saya berniat menyembelihkambing ini karena Allah Ta'ala

  • 5. Do'a Menyembelih Ayam Betina
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺰﻩ ﺍ ﺍﻟﺪﺟﺎ ﺟﺔ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzal ganamalillahi ta'ala
  • Artinya : Saya berniat menyembelih ayambetina ini karena Allah Ta'ala

  • 6. Do'a Menyembelih Ayam Jantan
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺎﺯﺍ ﺍﻟﺪﻳﻚ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzad dayka lillahita'ala
  • Artinya : Saya berniat menyembelih ayanjantan ini karena Allah Ta'ala

  • 6. Do'a Menyembelih itik
  • ﻧﻮﻳﺖ ﺍﻥ ﺍﺯﺑﺢ ﻫﺰﻩ ﺍﻟﺒﺘﺔ ﻟﻠﻪ ﺛﻌﺎﻟﻰ
  • Nawaitu An Adzbaha haadzihil batata lillahita'ala
  • Artinya : Saya berniat menyembelih itik inikarena Allah Ta'ala
Link Asal

HUKUM LAKI LAKI MEMAKAI CINCIN



615 HUKUM PRIA MEMAKAI KALUNG

Oleh Raden Madura BlogSpot pada 17 Februari 2014 pukul 9:48

Waluyo El Muttaqin Hady
Assalamu'alaikum

Bagaimana hukum pria memakai kalung gelang anting tidak brupa emas, hanya untuk menghias saja kata remaja zman skarang gaul


  1. Raden Madura Blogspot >> ETIKA : Pria Memakai KalungPERTANYAAN

Adhe Maniez

Assalamu'alaikum,,Mf, mw ta'x,, klo laki'' mmkai kalung hkum'x ap?? Kalung mas/klung prak/klung mainan /bhkn klung dr stenlis, mnrut pndngn islam gmn??

JAWABAN

Masaji AntoroWa'alaikumsalam

Diperbolehkan dengan catatan :

1. Bukan terbuat dari bahan emas atau perak menurut mayoritas ulama sedangkan al-Mutawally dan al-Ghozaly memperbolehkan kalung dari bahan perak bagi laki-laki2. Bukan tergolong perhiasan yang khusus dipakai oleh wanita

قال أصحابنا يجوز للرجل خاتم الفضة بالاجماع وأما ما سواه من حلي الفضة كالسوار والمدملج والطوق ونحوها فقطع الجمهور بتحريمها وقال المتولي والغزالي في الفتاوى يجوز لانه لم يثبت في الفضة الا تحريم الاواني وتحريم التشبه بالنساء والصحيح الاول لان في هذا تشبها بالنساء وهو حرام

Berkata Para Pengikut Madzhab Suafi’i “Boleh bagi laki-laki memakai cincin perak dengan kesepakatan ulama sedang untuk perhiasan lainnya semacam gelang tangan, gelang lengan, kalung dsb menurut mayoritas ulama mengharamkannya.Berkata al-Mutawally dan al-Ghozali “Boleh memakai perhiasan-perhiasan diatas yang terbuat dari perak karena yang diharamkan dalam barang yang terbuat dari perak sebatas barang-barang perkakas dan adanya unsure penyerupaan dengan wanita”Namun yang shahih adalah pendapat pertama karena dalam masalah ini terjadi penyerupaan dengan wanita yang diharamkan.Al-Majmu’ alaa Syarh al-Muhadzdzab IV/444

يجوز للرجل التختم بالفضة لما روى أنه (اتخذ خاتما من فضة) وهل له لبس ما سوى الخاتم من حلي الفضة كالسوار والدملج والطوق لفظ الكتاب يقتضي المنع حيث قال ولا يحل للرجال إلا التختم به وبه قال الجمهور وقال ابو سعيد المتولي إذا جاز التختم بالفضة فلا فرق بين الاصابع وسائر الاعضاء كحلي الذهب في حق النساء فيجوز له لبس الدملج في العضد والطوق في العنق والسوار في اليد وغيرها وبهذا أجاب المصنف في الفتاوى وقال لم يثبت في الفضة إلا تحريم الاواني وتحريم التحلي علي وجه يتضمن التشبه بالنساء –إلى أن قال- ويحرم علي النساء تحلية آلات الحرب بالذهب والفضة جميعا لان في استعمالهن لها تشبها بالرجال وليس لهن التشبه بالرجال هكذا ذكره الجمهور واعترض عليه صاحب المعتمد بأن آلات الحرب من غير ان تكون محلاة إما ان يجوز للنساء لبسها واستعمالها أو لا يجوز (والثانى) باطل لان كونه من ملابس الرجال لا يقتضى التحريم إنما يقتضي الكراهة ألا ترى انه قال في الام ولا اكره للرجل لبس اللؤلؤ إلا للادب وانه من زى النساء لا للتحريم فلم يحرم زى النساء علي الرجال وإنما كرهه فكذلك حكم العكس

Boleh bagi laki-laki memakai cincin perak karena diriwayatkan bahwa baginda nabi memakai cincin dari perak, bolehkah baginya memakai perhiasan selain cincin semacam gelang tangan, gelang lengan, kalung dsb yang terbuat dari perak ? Redaksi Kitab mengarah pada tidak bolehnya seperti ungkapan Pengarang “Dan tidak boleh bagi laki-laki kecuali perhiasan cincin dari perak” Dan yang demikian juga pendapat mayoritas Ulama namun Abu Sa’id al-Mutawally menyatakan “Bila memakai cincin perak dihalalkan maka tidak dibedakan kehalalan memakainya baik terpakai dijemari atau anggauta tubuh lainnya sebagaimana kelegalan perhiasan emas bagi wanita, maka boleh bagi laki-laki memakai gelang lengan, kalung dileher, gelang ditangan dsb” dst……..Syarh al-Wajiiz VI/28

(مسألة: ي): ضابط التشبه المحرم من تشبه الرجال بالنساء وعكسه ما ذكروه في الفتح والتحفة والإمداد وشن الغارة، وتبعه الرملي في النهاية هو أن يتزيا أحدهما بما يختص بالآخر، أو يغلب اختصاصه به في ذلك المحل الذي هما فيه.

Batasan penyerupaan yang di haramkan pada kasus penyerupaan orang laki-laki pada perempuan dan sebaliknya adalah apa yang diterangkan oleh Ulama Fiqh dalam kitab Fath aljawaad, Tuhfah, Imdaad dan kitab syun alghooroh. Imam Romli juga mengikutinya dalam kitab Annihaayah, Batasannya adalah

"Bila salah satu dari lelaki atau wanita tersebut berhias memakai barang yang dikhususkan untuk lainnya atau pakaian yang jamak di gunakan pada tempat tinggal lelaki dan wanita tersebut".Bughyah Almustarsyidiin 604Wallaahu A'lamu Bis Showaab


HUKUM OPRASI PLASTIK


617 HUKUM OPRASI PLASTIK
Oleh Raden Madura BlogSpot pada 17 Februari 2014 pukul 10:16

Fendy Lophely Elmadridiesta
Assalamu'alaikum . . Mau nyak . . Hukum.a operasi plastic gmn m'nurut islam ?

 Raden Madura BlogSpot>>
 wa'alaikum salam

Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim 1986 di PP. Asembagus SitubondoBagaimana hukumnya operasi plastik di wajah? Dan Sahkah wudlunya?

Jawab :

Operasi plastic pada wajah termasuk katagori تغيير خلق الله (merubah ciptaan Allah) yang dilarang oleh syara’. Kecuali ada kebutuhan yang dibenarkan oleh syara’, seperti dalam rangka pengobatan atau pemulihan akibat kecelakaan dan sejenisnya. Tentang wudlunya ditafsil. Apabila sudah التحام (menyatu/melekat) maka sah, dan apabila belum, maka tidak sah.

Dasar pengambilan:

1. QS. An-Nisa’: 119

وَلأضِلَّنَّهُمْ وَلأمَنِّيَنَّهُمْ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الأنْعَامِ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا

Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya. Barang siapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.

1. Is’adu ar-Rofiq, Juz I, Hlm. 122

فىِ خَبَرِ الصَّحِيْحَيْنِ: لَعَنَ اللهُ الْوَاصِلَةَ وَاْلوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ وَالْوَاشِرَةَ وَالْمُسْتَوْشِرَةَ وَالنَّامِصَةَ وَالْمُنْتَمِصَةَ.

Di dalam hadits Imam Bukhori dan Muslim: (yang artinya) Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dengan rambut orang lain, dan orang yang membuat tato dan yang ditatonya, dan orang yang meruncingkan (memangir) giginya dan yang dipangurnya. Dan orang yang menghilangkan rambut muka (mengerik alis/bulu lentik) dan yang dikeriknya.

1. Is’adu ar-Rofiq, Juz I, Hlm. 123

أَمَّا لَوِ احْتَاجَتْ إِلَيْهِ لِنَحْوِ عَيْبٍ فِى السِّنِّ أَوْ عِلاَجٍ فَلاَ بَأْسَ بِهِ كَمَا قَالَهُ الْكُرْدِىّ.

Adapun apabila ada hajat/kebutuhan yang mendesak dalam memangur giginya, seperti cacat didalam gigi, atau untuk mengobati maka tidak apa-apa (boleh) perbuatan tersebut, seperti yang telah dikatakan oleh Imam Kurdi.

1. Fathu al-Bari, Juz X, Hlm. 273

قَوْلُهُ: (وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ) يُفْهَمُ مِنْهُ أَنَّ الْمَذْمُومَةَ مَنْ فَعَلَتْ ذَلِكَ ِلأَجْلِ الْحُسْنِ فَلَوْ اِحْتَاجَتْ إِلَى ذَلِكَ لِمُدَاوَاةٍ مَثَلاً جَازَ.

(Dan orang-orang yang merenggangkan giginya, untuk memperindah). Dari situ dapat diambil kefahaman, bahwa yang tercela (tidak boleh) itu, merenggangkan gigi yang bertujuan untuk mempercantik/memperindah. Namun seandainya hal itu diperlukan, seperti untuk mengobati, maka diperbolehkan.

1. al-Qulyubi, Juz I, Hlm. 39

وَيَجِبُ غَسْلُ يَدٍ الْتَصَقَتْ فِي مَحَلِّ يَدِهِ وَلَوْ مِنْ غَيْرِ صَاحِبِهَا بَعْدَ قَطْعِهَا بِحَرَارَةِ الدَّمِ، بِحَيْثُ يُخْشَى مِنْ إزَالَتِهَا مَحْذُورُ تَيَمُّمٍ، وَيَجِبُ غَسْلُ ظَاهِرِ كَفٍّ أَوْ أُصْبُعٍ مِنْ نَحْوِ نَقْدٍ، وَغَسْلُ مَوْضِعِ شَوْكَةٍ إنْ كَانَ لَوْ قُلِعَتْ لاَ يَنْطَبِقُ مَوْضِعُهَا، وَلاَ يَصِحُّ الْوُضُوءُ مَعَهَا وَإِلاَّ فَلاَ

Wajib membasuh tangan yang sudah melekat pada tempatnya tangan meskipun bukan tangan muliknya, setelah diputuskan dengan menyatunya/mengalirkan darah, sekira membahayakan apabila dihilangkan sampai batas bahaya yang memperbolehkan tayammum. Dan wajib membasuh luarnya telapak tangan pada tempatnya, dan tidak sah wudlu bersama penghalang, kalau tidak menjadi penghalang tetapi sudah menjadi satu maka tidak wajib membasuh bekas dzohir potongan.

Nambahi ibarat

ذكر فيه حديث ابن مسعود الماضي في «باب المتفلجات» قال الطبري: لا يجوز للمرأة تغيير شيء من خلقتها التي خلقها الله عليها بزيادة أن نقص التماس الحسن لا للزوج ولا لغيره كمن تكون مقرونة الحاجبين فتزيل ما بينهما توهم البلج أو عكسه، ومن تكون لها سن زائدة فتقلعها أو طويلة فتقطع منها أو لحية أو شارب أو عنفقة فتزيلها بالنتف، ومن يكون شعرها قصيراً أو حقيراً فتطوله أو تغزره بشعر غيرها، فكل ذلك داخل في النهي. وهو من تغيير خلق الله تعالى. قال: ويستثنى من ذلك ما يحصل به الضرر والأذية كمن يكون لها سن زائدة تؤذيها أو تؤلمها فيجوز ذلك، والرجل في هذا الأخير كالمرأة، وقال النووي: يستثنى من النماص ما إذا نبت للمرأة لحية أو شارب أو عنفقة فلا يحرم عليها إزالتها بل يستحب. قلت: وإطلاقه مقيد بإذن الزوج وعلمه، وإلا فمتى خلا عن ذلك منع للتدليس. وقال بعض الحنابلة: إن كان النمص أشهر شعاراً للفواجر امتنع وإلا فيكون تنزيهاً، وفي رواية يجوز بإذن الزوج إلا إن وقع به تدليس فيحرم، قالوا ويجوز الحف والتحمير والنقش والتطريف إذا كان بإذن الزوج لأنه من الزينة. وقد أخرجه الطبري من طريق أبي إسحق عن امرأته أنها دخلت على عائشة وكانت شابة يعجبها الجمال فقالت: المرأة تحف جبينها لزوجها فقالت: أميطي عنك الأذى ما استطعت. وقال النووي: يجوز التزين بما ذكر، إلا الحف فإنه من جملة النماص.

فتح الباري ج 11 ص 575

HUKUM MEMBERI ZAKAT PADA NON MUSLIM

619 HUKUM MEMBERI ZAKAT PADA NON MUSLIM

Oleh Raden Madura BlogSpot pada 17 Februari 2014 pukul 11:05

Mufa Az-zahrotus Syitta
ASSALAMUALAIKUM Adakah dalil yg memperbolehkan org kafir menerima zakat??


Raden Madura BlogSpot>>
 PERTANYAAN :

Indah AzzaAssalamualaikum wr wb,Bolehkah zakat fitra pada orang fakir miskin tapi non muslim?Mohon penjelasanya.sertai ibaroh dan tarjamahkan...

JAWABAN :

>> Abdullah Afif Dalam madzhab syafi'i tidak boleh.Ta'bir sebagaimana dalam kitab Kifayatul Akhyar juz I halaman 195 (Maktaah Syamilah)

والكافر ) أي لا يجوز دفع الزكاة إلى كافر

WAL KAAFIRU AY LAAYAJUUZU DAF'UZZAKAATI ILAA KAAFIRINdan orang kafir maksudnya tidak boleh memberikan zakat kepada orang kafir..............dalam madzhab Hanafi boleh, tapi khusus kafir Dzimmi.Ta'bir dalam kitab al 'Inaayah Syarhul Hidaayah juz III halaman 201-202 (Maktabah Syamilah)

( وَلَا يَجُوزُ أَنَّهُ يَدْفَعُ الزَّكَاةَ إلَى ذِمِّيٍّ ) { لِقَوْلِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ و

َالسَّلَامُ لِمُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خُذْهَا مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ وَرُدَّهَا فِي فُقَرَائِهِمْ } " .قَالَ ( وَيَدْفَعُ مَا سِوَى ذَلِكَ مِنْ الصَّدَقَةِ ) وَقَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ : لَا يَدْفَعُ وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ أَبِي يُوسُفَ رَحِمَهُ اللَّهُ اعْتِبَارًا بِالزَّكَاةِ .وَلَنَا قَوْلُهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ " { تَصَدَّقُوا عَلَى أَهْلِ الْأَدْيَانِ كُلِّهَا } " وَلَوْلَا حَدِيثُ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لَقُلْنَا بِالْجَوَازِ فِي الزَّكَاةِ .

وَقَوْلُهُ ( وَيُدْفَعُ مَا سِوَى ذَلِكَ مِنْ الصَّدَقَةِ ) يَعْنِي إلَى الذِّمِّيِّ لِأَنَّهُ هُوَ الْمَذْكُورُ أَوَّلًا دُونَ الْحَرْبِيِّ وَالْمُسْتَأْمَنِ وَفُقَرَاءُ الْمُسْلِمِينَ أَوْلَى

حَدِيثُ مُعَاذٍ فِي الزَّكَاةِ وَالْآخَرُ فِيمَا سِوَاهَا مِنْ الصَّدَقَاتِ الْوَاجِبَةِ كَصَدَقَةِ الْفِطْرِ وَالصَّدَقَةِ الْمَنْذُورَةِ وَالْكَفَّارَاتِ

Wallaahu A'lam

>> Masaji Antoro Wa'alaikumsalam Wr WbKalangan Syafi’iyyah sepakat tidak membolehkan pemberian zakat fitrah pada Non Muslim, tapi menurut sebagian madzhab lain terdapat pendapat yang membolehkannya

ولايجوز دفع شئ من الزكوات الي كافر سواء زكاة الفطر وزكاة المال وهذا لا خلاف فيه عندنا قال ابن المنذر: أجمعت الامة أنه لا يجزئ دفع زكاة المال إلى الذمي واختلفوا في زكاة الفطر فجوزها أبو حنيفة وعن عمرو بن ميمون وعمر بن شرحبيل ومرة الهمذاني أنهم كانوا يعطون منها الرهبان* وقال مالك والليث وأحمد وأبو ثور لا يعطون ونقل صاحب البيان عن ابن سيرين والزهرى جواز صرف الزكاة إلى الكفار

Dan tidak boleh memberikan harta-harta zakat pada orang kafir baik zakat mal atau fitrah dan yang demikian tidak ada perbedaan pendapat dikalangan syafi’iyyah.

Ibn Mundzir berkata “Ulama sepakat tidak boleh memberikan zakat mal pada kafir dzimmi (kafir yang telah tunduk dengan peraturan islam) sedang dalam permasalahan zakat fitrah mereka berbeda pendapat, Abu Hanifah dan dari Amr Bin Maimun, Umr bin Syarhabiil dan Marrah al-Hamdaani memberikannya pada para pendeta.

Imam Malik, al-Laits, Ahmad, Abu Tsaur tidak memberikannya, dinukil dari pengarang kitab Shohib al-Bayaan dari Ibn Siriin dan az-Zuhri membolehkan diberikan pada orang-orang non Muslim.Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhadzdzab VI/228

HUKUM MEMAINKAN ALAT MUSIK DAN BERSHOLAWAT YANG DI IRINGI ALAT MUSIK YANG DI HARAMKAN



618 HUKUM MEMAIKAN ALAT MUSIK DAN BERSHOLAWAT YANG DI IRINGI ALAT MUSIK YG DI HARAM KAN

Oleh Raden Madura BlogSpot pada 17 Februari 2014 pukul 10:40

Ramuna Alvarisie
Assalamualaikum... Saya mau menanyakan ttg hukum memainkan alt musik gitar, klo mmg ada larangan, ap alasanny.. Terima kasih

Raden Madura BlogSpot>>
Hukum alat-alat Musick seperti seruling Gitar Piano dll dengan segala macam jenisnya lainnya, kesemuanya itu hukumnya haram.

Referensi

الموسوعة الفقهية الكويتية الجزء ٣٩ ص ١١١

نصّ الفقهاء على أنّ استعمال آلات اللّهو كالمزمار والعود وغيرهما محرّم من حيث الجملة

واستدلّ الفقهاء على حرمة استعمال المزمار بحديث أبي أمامة عن النّبيّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال ( إنّ اللّه عزّ وجلّ بعثني رحمةً وهدىً للعالمين وأمرني أن أمحق المزامير والكيارات والمعازف

حكم الاستماع للمزمار ونحوه من الآلات النّفخيّة

ذهب جمهور الفقهاء من الحنفيّة والشّافعيّة والحنابلة إلى عدم جواز الاستماع للمزمار وغيره من آلات اللّهو المحرّمة

حكم بيع المزمار

ذهب جمهور الفقهاء : المالكيّة والشّافعيّة والحنابلة والصّاحبان من الحنفيّة إلى تحريم بيع المزمار وآلات اللّهو المحرّمة كالمعازف

Referensi

الفقه الإسلامي وأدلته، للزحيلي الجزء الرابع ص ٢٢٦٥ مكتبة الشاملة

فالمشهور عند الأئمة من المذاهب الأربعة (الحنفية، والمالكية، والشافعية، والحنابلة) تحريم استعمال الآلات التي تطرب كالعود والطنبور والمعزفة والطبل والمزمار والرباب وغيرها من ضرب الأوتار والنايات والمزامير كلها

Referensi

كفاية الأخيار الجزء الثاني ص ٧٥

وأما آلات اللهو المشغلة عن ذكر الله فإن كانت بعد كسرها لا تعد مالا كالمتخذة من الخشب ونحوه فبيعها باطل لأن منفعتها معدومة شرعا ولا يفعل ذلك إلا أهل المعاصي وذلك كالطنبور والمزمار والرباب وغيرها

Referensi

إعانة الطالبين الجزء الثاني ص ٢٨٠

بخلاف الصوت الحاصل من آلات اللهو والطرب المحرمة - كالوتر - فهو حرام يجب كف النفس من سماعه
    ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
    1.Hukum solawat yang didendangkan dengan diiringi alat musik yang diharamkan hilaf :• Haram secara mutlak• Musiknya haram sholawatnya tetap sunnah

    Referensi1. الجمل على المنهج الجزء الخامس ص: 380( كغناء ) بكسر الغين والمد ( بلا آلة واستماعه ) فإنهما مكروهان لما فيهما من اللهو أما مع الآلة فمحرمان وتعبيرى بالاستماع هنا وفيما يأتى أولى من تعبيره بالسماع. قوله ( فإنهما مكروهان ) أي ولو من أجنبية أو أمراد إلا إن خاف فتنة أو نظرا محرما وإلا حرم وليس من الغناء ما اعتيد عند محاولة عمل وحمل ثقيل كحدو الأعراب لإبلهم وغناء النساء لتسكيت صغارهم فلا شك فى جوازه قال الغزالى الغناء إن قصد به ترويح القلب ليقوى على الطاعة فهو طاعة أو على المعصية فهو معصية أو لم يقصد به شيئ فهو لهو معفو عنه. إهـ ح ل ( قوله أما مع الآلة فهو محرما ) وهذا ما مشى عليه الشارح والذى مشى عليه م ر فى شرحه أن الغناء مكروه وعلى ما هو عليه والآلة محرمة وعبارته ومتى اقترن بالغناء آلة محرمة فالقياس كما قاله الزركشى تحريم الآلة فقط وبقاء الغناء على الكراهة إهـ.2. إحياء علوم الدين الجزء الثانى ص : 279فإن قلت فهل له حالة يحرم فيها. فأقول إنه يحرم بخمسة عوارض عارض فى المسمع وعارض فى آلة الإسماع وعارض فى نظم الصوت وعارض فى نفس المستمع أو فى مواظبته وعارض من كون الشخص من عوام الخلق لأن أركان السماع هى المسمع والمستمع وآلة الإسماع العارض الأول :أن يكون امرأة لا يحل النظر إليه وتخشى الفتنة من سماعها وفى معناها الصبى الأمراد - إلى أن قال - العارض الثانى :فى الآلة بأن تكون من شعار أهل الشرب أو المخنثين وهو المزامير والأوتار وطبل الكوبة فهذه ثلاثة أنواع ممنوعة وما عدا على ذلك يبقى على أصل الإباحة كالدف وإن كان فيه الجلاجل وكالطبل والشاهين والضرب بالقضيب وسائر الآلات." إذا اجتـمـع الـحـــــلال والـــحــــــرام غـــــــلب الـــــحــــرام "

    2.Hilaf :- Menurut Qoul Ashoh tidak dapat pahala- Menurut Muqobilul Ashoh dapat pahalaالجمل على المنهج الجزء الخامس ص: 380( قوله أما مع الآلة فهو محرمان ) وهذا ما مشى عليه الشارح والذى مشى عليه م ر فى شرحه أن الغناء مكروه وعلى ما هو عليه والآلة محرمة وعبارته ومتى اقترن بالغناء آلة محرمة فالقياس كما قاله الزركشى تحريم الآلة فقط وبقاء الغناء على الكراهة إهـ.2. غاية الوصول ص: 31(و) الأصح ( أنه ) اى فاعلها على القول بصحتها ( لا يثاب ) عليها عقوبة له عليها من جهة الغصب وقيل يثاب عليها من جهة الصلاة وإن عوقب من جهة الغصب فقد يعاقب بغير حرمان الثوب أو بحرمان بعضه.

    >> Hakam Ahmed ElChudrie 

    cuma mau nambahin ta'bir,

    المفتيعطية صقر .مايو 1997

    المبادئالقرآن والسنة

    السؤالما حكم الدين فيما نراه فى بعض حلقات الذكر من الضرب بالدفوف والمزامير وغيرها؟

    الجوابنقل القرطبى عن أبى بكر الطرطوشى رحمهما اللّه تعالى أنه سئل عن قوم يجتمعون فى مكان يقرءون شيئا من القرآن ، ثم ينشد لهم منشد شيئا من الشعر فيرقصون ويطربون ويضربون بالدف والشبابة ، هل الحضور معهم حلال أم لا؟ فأجاب : مذهب الصوفية أن هذا بطالة وجهالة وضلالة إلى آخر كلامه ، قلت : وقد رأيت أنه أجاب بلفظ غير هذا، وهو أنه قال :مذهب الصوفية بطالة وجهالة وضلالة ، وما الإِسلام إلا كتاب اللّه وسنة رسوله صلى الله عليه وسلم وأما الرقص والتواجد فأول من أحدثه أصحاب السامرى لما اتخذ لهم عجلا جسدا له خوار قاموا يرقصون حوله ويتواجدون ، فهو دين الكفار وعبَّاد العجل ، وإنما كان مجلس النبى صلى الله عليه وسلم مع أصحابه كأنما على رءوسهم الطير من الوقار. فينبغى للسلطان ونوابه أن يمنعوهم من الحضور فى المساجد وغيرها، ولا يحل لأحد يؤمن باللّه واليوم الآخر أن يحضر معهم ولا يعينهم على باطلهم .هذا مذهب مالك والشافعى وأبى حنيفة وأحمد وغيرهم من أئمة المسلمين . "حياة الحيوان الكبرى للدميرى- العجل "فتاوى الأزهر ج 10 ص 310

    Pertanyaan :Bagaimana hukumnya kejadian yang kita lihat disebagian perkumpulan dzikir yang disertai dengan alunan terbang, seruling dan selainnya ?

    Jawaban :

    Al Qurthubi telah menuqil dari Abu Bakar al Thurthusyi rha, beliau pernah ditanya mengenai kaum yang berkumpul dalam suatu tempat yang disitu mereka membaca sebagian ayat Qur’an kemudian mereka melantunkan syair lalu mereka menari dan memukul terbang. Apakah menghadiri perkumpulan mereka itu dihalalkan atau tidak? Beliau menjawab, “Menurut mazhab shufi bahwa perbuatan itu adalah suatu kebodohan dan kesesatan…….dst.” namun, aku berkata, “Aku telah melihat kalau beliau pernah menjawab permasalahan itu dengan perkataan selain itu. Yaitu beliau pernah berkata, “Menurut mazhab shufi bahwa perbuatan itu adalah suatu kebodohan dan kesesatan.

    Tidaklah dalam Islam melainkan kitabullah dan sunnah Rasulullah saw. Adapun menari dan berkasih-kasihan, maka orang yang memulainya adalah teman-teman Samiri disaat dia telah berhasil membuat patung anak sapi bisa bersuara. Mereka berdiri, menari disekeliling anak sapi itu dan berkasih-kasihan, dan itu adalah perbuatan agama orang-orang kafir dan para penyembah anak sapi. Sedangkan majlis Nabi saw bersama para sahabat adalah seakan-akan diatas kepala mereka terdapat burung, karena ketenangan dan keantengan mereka. Sebaiknya, bagi para penguasa dan para wakilnya untuk melarang mereka dari mendatangi masjid-masjid dan lainnya, dan tidaklah halal bagi seorangpun yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menghadirinya dan tidak juga membantu kebatilan mereka.Demikian itu adalah mazhab Malik, syafi’I, Abu Hanifah, Ahmad dan dan para imam lainnya.“Hayatul Hayawanan al Kubra lil Damiri – al ‘Ajal (anak sapi jantan).”

    LINK asal
    LINK asal