Jumat, 29 November 2013

SEPUTAR NIAT

Seputih Awan >>> 
Assalamu'alaikum..
Mau tnya ustdz.
Apakah ada perbedaan antar madzab,
tentang niat..?
Misal,kalo ga salah=
niat sholat(katanya berbarengan dgn
takbirotul ikhrom), niat wudhu(berbareng
dgn membasuh muka), niat mandi wajib
(berbareng dgn mengalirkan air ke badan).
Tolong jawabannya. Trmkasih..



JAWABAN   
Ardi Dhoank Ajach >>> 
 Waalaikumsalam Warohmatullahi...................

Yai Romo Raden Madura BlogSpot ditunggu Kang Mufa Az-zahrotus Syitta

ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﻭﺍﻟﺘﻨﻘﻴﺢ ﺍﻟﻤﺨﺘﺎﺭ ﻣﺎ
ﺍﺧﺘﺎﺭﻩ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻭﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ : ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﻲ
ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻤﻘﺎﺭﻧﺔ ﺍﻟﻌﺮﻓﻴﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻌﻮﺍﻡ
ﺑﺤﻴﺚ ﻳﻌﺪ ﻣﺴﺘﺤﻀﺮﺍ ﻟﻠﺼﻼﺓ “

Didalam kitab Al-Majmu dan Tanqihul Mukhtar yang telah di pilih oleh Al-Imam Ghazali, bahwa “bersamaan” itu cukup dengan kebiasaan umum (‘Urfiyyah/ ﺍﻟﻌﺮﻓﻴﺔ ), sekiranya (menurut kebiasaan umum) itu sudah bisa disebut mencamkan shalat (al-Istihdar al-‘Urfiyyah)” Imam Al-Ibnu Rif’ah dan A-Imam As- Subki membenarkan pernyataan diatas, dan Al-Imam As-Subki mengingatkan bahwa yang tidak menganggap/menyakini bahwa praktek seperti atas (Muqaranah Urfiyyah ( ﻣﻘﺎﺭﻧﻪ ﻋﺭﻓﻴﻪ )) tidak cukup menurut kebiasaan), maka ia telah terjerumus kepada kewas-wasan. Pada dasarnya “bersamaan” atau biasa disebut Muqaranah (ﻣﻘﺎﺭﻧﻪ ) adalah berniat yang bersamaan dengan takbiratul Ihram mulai dari awal takbir sampai selesai mengucapkannya, artinya keseluruhan takbir, inilah yang dinamakan Muqaranah Haqiqah ( ﻣﻘﺎﺭﻧﻪ ﺣﻘﻴﻘﺔ ). Namun, jika hanya dilakukan pada awalnya saja atau akhir dari bagian takbir maka itu sudah cukup dengan syarat harus yakin bahwa yang demikian menurut kebiasaan (Urfiyyah) sudah bisa dinamakan bersamaan, inilah yang dinamakan Muqaranah Urfiyyah ( ﻣﻘﺎﺭﻧﻪ ﻋﺭﻓﻴﻪ ). Menurut pendapat Imam Madzhab selain Imam Syafi’i, diperbolehkan mendahulukan niat atas takbiratul Ihram dalam selang waktu yang sangat pendek. Tempatnya niat adalah di dalam hati. Sebagaimana diterangkan dalam Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq, pada pembahasan ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺼﻼﺓ
ﻭﻣﺤﻠﻬﺎ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻻ ﺗﻌﻠﻖ ﺑﻬﺎ ﺑﺎﻟﻠﺴﺎﻥ
ﺃﺻﻼ
“niat tempatnya didalam hati, pada asalnya tidak terikat dengan lisan"

SUAMI MASUK ISLAM DAN ISTRI PERTAMA MASIH KRISTEN


Taufieq FJ >>> 
Suami Masuk Islam dan Istri Pertama Masih Kristen

Keterangan Imam asy-Syafii berikut,

إذا كان الزوجان مشركين وثنيين أو مجوسيين عربيين أو أعجميين من غير بني إسرائيل ودانا دين اليهود والنصارى أو أي دين دانا من الشرك إذا لم يكونا من بني إسرائيل أو يدينان دين اليهود والنصارى فأسلم أحد الزوجين قبل الآخر وقد دخل الزوج بالمرأة فلا يحل للزوج الوطء والنكاح موقوف على العدة

Apabila ada suami istri yang musyrik, atau penyembah berhala, atau orang Arab beragama Majusi, atau non-Arab yang bukan Bani Israil dan beragama Yahudi atau Nasrani, atau agama musyrik apapun, dan dia bukan Bani Israil, kemudian salah satu masuk Islam, sementara yang lain masih beragama sebelumnya, dan telah terjadi hubungan badan, maka (ketika salah satu masuk Islam) sang suami tidak lagi boleh melakukan hubungan badan denagn istrinya. Dan status nikahnya menggantung selama masa iddah. (al-Umm, 5:48).

Kemudian Imam asy-Syafii menjelaskan batasan iddahnya,

وعدتها عدة المطلقة
Masa iddahnya sama dengan iddah wanita yang ditalak. (al-Umm, 5:48)

Seperti yang kita ketahui, masa iddah wanita yang ditalak adalah selama 3 kali haid.

Bagaimana jika si Istri menyusul masuk Islam?

Kita simak penjelasan lanjutan dari Imam asy-Syafii:

فإن أسلم المتخلف عن الإسلام منهما قبل انقضاء العدة فالنكاح ثابت وإن لم يسلم حتى تنقضي العدة فالعصمة منقطعة بينهما وانقطاعها فسخ بلا طلاق

Jika si istri atau si suami menyusul masuk islam, sebelum masa iddah selesai maka status pernikahannnya tidak batal (tidak perlu nikah ulang). Namun jika yang dia baru menyusul masuk islam setelah masa iddah selesai maka ikatan pernikahan telah putus. Putusnya ikatan pernikahan ini statusnya fasakh dan bukan talak
(al-Umm, 5:48)


Berdasarkan keterangan Imam asy-Syafii di atas, penerapan untuk kasus yang Anda tanyakan adalah sebagai berikut:

Status pernikahan suami Anda dengan istri pertamanya menggantung selama masa iddah istri pertama, sejak suami anda masuk Islam.

Jika sampai saat ini istri pertama suami anda telah mengalami 3 kali haid (selesai masa iddah), maka hubungan pernikahannya putus, sehingga dia bukan lagi istri bagi suami anda.

Jika setelah selesai masa iddah, istri pertama suami Anda masuk Islam, maka dia tidak otomatis bisa kembali kepada suami, kecuali melalui pernikahan baru, dengan akad nikah baru.

Kedua, status pernikahan anda dengan suami Anda

Jika Anda menikah setelah suami masuk Islam, maka pernikahan Anda sah. Sebaliknya, jika Anda menikah dengan suami Anda sebelum dia masuk Islam maka, pernikahan anda batal dan wajib diulangi. Karena muslimah tidak boleh menikah dengan lelaki non muslim, apapun agamanya. Allah berfirman,

لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ
“Para wanita muslimah itu tidaklah halal bagi mereka (lelaki kafir), sebaliknya para lelaki kafir itu tidak halal bagi para wanita muslimah itu.

(QS. Al-Mumtahanah: 10)

HUKUM BERDEHEM SETELAH BUANG AHAJAT

Taufieq FJ >>> 
Adakah Sunnah Berdehem setelah Buang Hajat?

Anjuran ini terdapat dalam kitab Bidayatul Hidayah karya Abu Hamid al-Ghazali. Dalam buku tersebut, al-Ghazali mengatakan,

والا تستنجي بالماء في موضع قضاء الحاجة، وأن تستبرىء من البول بالتنحنح والنتر ثلاثا، وبإمرار اليد اليسرى على أسفل القضيب

Tidak boleh cebok dengan air di tempat buang hajat, hendaknya menghentikan buang air kecil dengan berdehem dan disentil 3 kali, serta mengurutkan tangan kiri dari bagian bawah batang kemaluan 
(Bidayatul Hidayah, hlm. 3)

HUKUM SHALAT- MAKMUM MENDAHULUI IMAM DARI RUKUN FI'LI

Nizam Al Farisy
Mw tanxa nie . Giman hukum x apabila makmum mendahului imam dalam rukun fi'li?


JAWABA
Kakek Jhosy >>>
 
وعن أنس قال ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( أيها الناس ، إني إمامكم فلا تسبقوني بالركوع ولا بالسجود ولا بالقيام ولا بالقعود ولا بالانصراف ) رواه أحمد ومسلم

Wahai manusia, aku adalah imam kalian, maka janganlah kalian mendahului aku dengan rukuk, sujud, berdiri, dan berpaling dari sholat

قال ابن قدامة في (المغني ) فإن ركع ورفع قبل ركوع إمامه، فقال أبو الخطاب: إن فعله عمداً فهل تبطل صلاته ( على وجهين ) وإن فعله سهوا, لم تبطل صلاته; لأنه معذور
Menurut perkataan Ibnu Qodamah dalam kita Mughni jika makmum rukuk sebelum imam melakukan rukuk . dan bila perbuatn tersebut disengaja maka shalatnya batal
jika tidak sengaja (lupa) tidak batal 

Lanjut dulu Referensi selengkapnya

 Referensi

KESIMPULAN : Bila makmum tesebut mendahului atau mengakhiri imam tanpa adanya udzur (lupa) dengan dua rukun fi'li maka shalatnya batal 

الموسوعة الشاملة - الفقه الإسلامي وأدلته (2/398)
وكذا تبطل الصلاة إن تقدم المأموم على إمامه أو تأخر بركنين فعليين بلا عذر أي أنه يشترط تيقن تأخر جميع تكبيرته للإحرام عن جميع تكبيرة إمامه، وألا يتقدم أو يتأخر عن إمامه بركنين فعليين لغير عذر وألا يتقدم سلامه عن سلام الإمام

Selengkapnya 
وعلى هذا لا تبطل الصلاة إن قارنه في غير التحرم، أو تقدم عليه بركن فعلي، أو تأخر عنه به، في الأصح، لكن المقارنة في السلام مكروهة فقط، والسلام قبل الإمام مبطل للصلاة، وإن سبق الإمام بركنين فعليين بلا عذر كأن سجد والإمام في القراءة، بطلت الصلاة. ولا يضر السبق بركنين غير فعليين كتشهد وصلاة على النبي صلّى الله عليه وسلم ، ولكن يكره بلا عذر، ولا يضر السبق بركنين أحدهما قولي والآخر فعلي كقراءة الفاتحة والركوع ولكن يحرم الركن الفعل

PANDANGAN ULAMAK TENTANG PAKAIAN WARNA HITAM

Oleh : Kakek Jhøsy II

Pandangan Ulama tentang masalah pakaian berwarna hitam
Referensi
إحياء علوم الدين لأبي حامد الغزالي 
وقال الشافعي رضي الله عنه من نظف ثوبه قل همه ومن طاب ريحه زاد عقله 
أما الكسوة فأحبها البياض من الثياب إذ أحب الثياب إلى الله تعالى البيض ولا يلبس ما فيه شهرة 
ولبس السواد ليس من السنة ولا فيه فضل بل كره جماعة النظر إليه لأنه بدعة محدثة بعد رسول الله صلى الله عليه و سلم

Dan berkata Imam Syafi’i r.a : “Barang siapa yang bersih pakaiannya,maka sedikit kegelisahannya. Dan barang siapa yang harum baunya, maka bertambah akalnya. Dan adapun pakaian yang paling disukai adalah pakaian yang berwarna putih. Karena pakaian yang paling dicintai Allah Swt adalah pakaian berwarna putih, yang tidaklah dipakai karena ingin mendapat ketenaran. Dan adapun pakaian berwarna hitam bukanlah bagian dari sunnah dan tidak keutamaan didalamnya, tetapi pakaian berwarna hitam dimakruhkan oleh sekelompok ulama’ untuk dilihat,karena sesungguhnya ia adalah bid’ah yang muncul setelah Rasulullah meninggal


Referensi
كتاب بشرى الكريم
و في موضع من الإحياء يكره السواد أي خلاف الأولى وقال الشيخ عز الدين إدامة لبسه بدعة وقضيته أن لابدعة في غير إدامته للأحاديث الصحيحة بلبسه صلى الله علبه وسلم له في مواضع عديدة لكن لاينافى ذالك أفضلية البياض

Di dalam suatu bab dalam kitab Ihya terdapat keterangan yang memakruhkan pakaian berwarna hitam,yakni karena ia menyalahi yang utama. Dan berkata Syekh ‘Izzuddin bin ‘Abdis Salam, jika pakaian berwarna hitam sering dipakai terus menerus maka hal tersebut adalah bid’ah, tetapi tidak dikategorikan bid’ah jika tidak dipakai secara terus menerus berdasarkan hadits sahih bahwa Rasulullah Saw sering memakai pakaian hitam. Namun semua hal tersebut tidak meniadakan bahwa yang paling utama tetaplah pakaian putih


Referensi
كتاب بغية المسترشدين
إدامة لبس السواد ولو في النعال خلاف الأولى

Sering memakai pakaian berwarna hitam, meskipun dalam hal sandal, maka ia menyalahi yang utama


Referensi
المجموع شرح المهذب للنووي
وأفضل ثيابه البيض كغيره هذا هو المشهور وذكر الغزالي في الاحياء كراهة لباسه السواد وقاله قبله أبو طالب المكى

Dan tetaplah yang paling afdlal kesemuanya itu berwarna putih,seperti yang lainnya juga,inilah pendapat yang masyhur. Dan telah berkata imam Ghazali dalam kitab ihya’,tentang makruhnya pakaian berwarna hitam, dan itulah perkataan yang diucapkan sebelumnya oleh Abu Thalib al-Makki

Sumber : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/593389337399092/?notif_t=like

Rabu, 27 November 2013

HIKMAH PERBEDAAN RAKA'AT SHALAT

Taufieq FJ >>> 
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIIM . . . . .

HIKMAH PERBEDAAN RAKA'AT SHALAT 

1. Sholat subuh dikerjakan 2 rokaat, hikmahnya adalah karena sholat shubuh dikerjakan setelah bangun dari tidur, dimana orang biasanya masih malas untuk melakukan sesuatu.

2. Sholat dhuhur dan ashar dikerjakan 4 roka’at, hikmahnya adalah karena kedua sholat tersebut dikerjakan pada saat kemalasan yang ditimbulkan setelah tidur malam sudah hilang, sehingga energinya sudah pulih kembali dan sudah semangat untuk mengerjakan aktifitas

3. Sholat maghrib dikerjakan 3 roka’at, hikmahnya adalah karena sholat maghrib dikerjakan pada waktu penghujung hari/ganjil siang hari (witrun nahar)

4.Sholat isya’ dikerjakan 4 roka’at, hikmahnya adalah karena biasanya pada malam hari seseorang sudah tidak terlalu memiliki kesibukan sekaligus mengganti kekurangan sholat dimalam hari, sebab dimalam hari hanya diwajibkan 2 kali sholat, sedangkan disiang hari 3 kali sholat

Referensi   
نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج    
وكان حكمة كون الصبح ركعتين بقاء كسل النوم والعصرين أربعا توفر النشاط عندهما بمعاناة الأسباب والمغرب ثلاثا أنها وتر النهار ولم تكن واحدة لأنها بتيراء من البتر وهو القطع ، وألحقت العشاء بالعصرين لينجبر نقص الليل عن النهار إذ فيه فرضان وفي النهار ثلاثة لكون النفس على الحركة فيه أقوى 

Referensi   
حاشية الجمل على المنهج لشيخ الإسلام زكريا الأنصاري   
ومنها حكمة كون الصبح ركعتين بقاء كسل النوم والعصرين أي الظهر والعصر أربعا توفر النشاط عندهما بمعاناة الأسباب والمغرب ثلاثا لأنها وتر النهار ولم تكن واحدة لأنها بتيرا تصغير بترا من البتر وهو القطع وألحقت العشاء بالعصرين لينجبر نقص الليل عن النهار زاد فيه فرضان وفي النهار ثلاثة لكون النفس على الحركة فيه أقوى ومنها حكمة كون عددها سبع عشرة ركعة أن ساعات اليقظة سبع عشرة منها النهار اثنتا عشرة ساعة ونحو ثلاث ساعات أول الليل وساعتين آخره فكل ركعة تكفر ذنوب ساعة ا ه

Referensi   
تحفة الحبيب على شرح الخطيب    
حكمة كون الصبح ركعتين بقاء كسل النوم والعصرين أي الظهر والعصر أربعاً توفر النشاط عندهما بمعاناة الأسباب والمغرب ثلاثاً لأنها وتر النهار ولم تكن واحدة لأنها بتيراء تصغير بتراء من البتر وهو القطع ، وألحقت العشاء بالعصرين لينجبر نقص الليل عن النهار ، إذ فيه فرضان وفي النهار ثلاثة لكون النفس على الحركة فيه أقوى

Referensi   
حكمة التشريع وفلسفته    
وقد قيل في هذالموضوع ما معناه : إن الشارع الحكيم فرض الصبح ركعتين لأن في هذاالوقت لم يكن نشطا فيكفيه ركعتان, وفي الظهر أربع لأنه في هذاالوقت يكون قدذهب عنه الكسل, وكذلك الأمر في العصر وفرض ثلاثا في صلاة المغرب لأنها وتر النهار كما ورد في الحديث الشريف, ولما كان المرء في العشاء خاليا من الأعمال والأشغال عادة فرض عليه أربع

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/591586854246007/?notif_t=like

Kamis, 21 November 2013

GERAKAN RINGAN DALAM SHALAT SEPERTI LISAN DZAKAR (TIDAK MEMBATALKAN SHALAT)

Raden Madura BlogSpot >>> 
Bismillahirrohmanirrohiim

Pertnya. An titipan 

Kronologi masalah 
Kata den Dimas Brawijaya hihihi nama samaran
Saat sholat dalam pikiran terlintas hal hal yang membuat mulut ingin tertawa hingga senyam senyum saat sedang sholat ... pertanya.an nya .. apakah sholat nya sah atau bagaimana..?

Ke 2 →→ kata. Gus Ardi Dhoank Ajach nama samaran di waktu sholat dzakar/burung selalu bergerak sampai melebihi tiga kali gerakan ... pertanya.an nya

Apakah gerakan dzakar/burung tersebut dapat membatalkan sholat atau tidak

Mohon jawaban


JAWABAN  
Kakek Jhosy >>> Gerakan yang ringan seperti jari jemari mata bibir lisan dzakar itu tidak membatalkan shalatnya

Referensi   
مغني المحتاج - محمد بن أحمد الشربيني - ج ١ - الصفحة ١٩٩   
لا الحركات الخفيفة المتوالية كتحريك أصابعه) بلا حركة كفه (في سبحة) أو عقد, أو حل (أو حك) أو نحو ذلك, كتحريك لسانه, أو أجفانه, أو شفتيه, أو ذكره مرارًا ولاء, فلا تبطل بذلك (في الأصح) إذ لا يخل ذلك بهيئة الخشوع والتعظيم فأشبه الفعل القليل، والثاني: تبطل بذلك لأنها أفعال كثيرة متوالية, فأشبهت الخطوات. اهـ
Referensi  
فتح المعين بشرح قرة العين  
لا) تبطل (بحركات خفيفة) وإن كثرت وتوالت، بل تكره، (كتحريك) أصبع أو (أصابع) في حك أو سبحة مع قرار كفه، (أو جفن) أو شفة أو ذكر أو لسان، لانها تابعة لمحالها المستقرة كالاصابع

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/588340487903977/?comment_id=588633501208009&notif_t=like

MEMBANGUN MASJID DENGAN BAHAN CAMPURAN MUTTANAJIS

Mufa Az-zahrotus Syitta >>> 
Asalamualaikum. . bagaimana hukumnya membangun masjid dgan batu/bata yg cara pembuatanya dicampuri bhan najiz

panjelasanya ya

wasalamualaikum

JAWABAN  
Ifas Irama >>> Wa'alaikum salam wr wb

mohon dikoreksi 


Dalil   
Nihayatu Zain hal.8  
لو بنى المسجد بالاجر المعجون بالزبل و فرشت ارض المسجد به عفي عنه فتجوز الصلاة عليه و المشى عليه و لو مع رطوبة الرجل

Apabila sebuah masjid dibangun dengan batu merah yang bahan dasarnya bercampur dengan kotoran hewan, kemudian lantai masjid dipasangi dgn batu tersebut, maka dima'fu dan diperbolehkan melakukan sholat dan berjalan diatasnya meskipun kaki dalam keadaan basah.

وهل يجوز بيع الطوب المعجون بالزبل إذا أحرق وبناء المساجد به وفرش أرضها به ويصلى عليه بلا حائل وإذا اتصل به شيء من بدن المصلي أو ملبوسه في شيء من صلاته هل تصح صلاته أو لا أفتونا مأجورين أثابكم الله الجنة فأجاب بما صورته الحمد لله نعم الخزف وهو الذي يؤخذ من الطين ويضاف إليه السرجين مما عمت به البلوى فيحكم بطهارته وطهارة ما وضع فيه من ماء أو مائع لأن المشقة تجلب التيسير ....وأما الآجر الم

عجون بالسرجين ونحوه فيجوز بيعه وبناء المساجد به وفرش أرضها به وتصح الصلاة عليه بلا حائلBolehkah menjual batu bata yang diadon dengan kotoran binatang bila dibakar ?
Bolehkah digunakan membangun masjid ?
Dijadikan lantai masjid ?
Dikerjakan shalat diatasnya dengan tanpa penghalang (semacam sajadah) ?
Bila bertemu dengan badan, pakaian orang shalat apakah sah shalatnya ?

Jawaban :
Tembikar yang dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran saat membuatnya maka dihukumi suci....
Sedang batu bata yang dicampur dengan kotoran hewan dan sejenisnya maka boleh menjualnya dan boleh pula membangun masjid dengannya, menjadikannya alas masjid serta sah shalat diatasnya meski tanpa memakai kain penghalang
Hasyiyah al-Jamal alaa al-Manhaj I/555

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/588435864561106/?comment_id=588637207874305&notif_t=like

Senin, 18 November 2013

HUKUM PINJAM UANG KE BANK

Maulana Fahri Maghriby >>> 
Assalamu'alaikum
sy mo tanx.
Gmna hukum pnjem uang d bank tuk usaha yg ad bunganya,tp hitung2 sy tdk mrasa d rugikan bahkn banyak manfa'atnx d banding mudhorrotnxa.
Misal sya pnjem 1 juta dlam sbulan bsa hsil 500rb sdang bunga d bank cman 20rb prbulan gmna


JAWABAN   
Husni Mubarok Cllutrzyummzkiedzkityy >>> trasksi dgn bank hukumya di princi..1.hrm bila bunganya di srtkn dlm akad. 2 mkruh .jka. tdk mnsrtkn bngga dlm akad.akn ttpi mghrpkn adya ke untunggan ( ziyadah) nmun myorits ulmak hukumnya harom.3.mubah jk tdk mnsrtkn bgga dlm akd dn tdak mghrpkan ke untuggan. ketentuan rimcian di ats jka trlpas dri unsur i anah ala al mksiah sdgkn ianah ala al maksiah yg di lkukan nsbah ktka transksi dgn bank hkumnya tdak hrom slma tdak ada kykinan( thaqquq) atau dgaan yg kuat yg di akad i trsbut. digunkn untuk suatu yg di hramkan.... rfernsi . bgyatul murtsidin. h . 221 dan asbh wnnadoiir . imm sfii h.96 dan tuhftul muhtj jus 7 h180


JAWABAN   
Ifas Irama >>> Wa'alaikum salam wr wb

Referensi   
I’aanah at-Thoolibiin III/53  
و ) جاز لمقرض ( نفع ) يصل له من مقترض كرد الزائد قدرا أو صفة والأجود في الرديء ( بلا شرط ) في العقد بل يسن ذلك لمقترض لقوله صلى الله عليه وسلم إن خياركم أحسنكم قضاء ولا يكره للمقرض أخذه كقبول هديته ولو في الربوي
والأوجه أن المقرض يملك الزائد من غير لفظ لأنه وقع تبعا وأيضا فهو يشبه الهدية وأن المقترض إذا دفع أكثر مما عليه وادعى أنه إنما دفع ذلك ظنا أنه الذي عليه حلف ورجع فيه
( قوله ولو في الربوي ) غاية لعدم الكراهة
أي لا يكره أخذ الزائد ولو وقع القرض في الربوي كالنقد ( قوله والأوجه أن المقرض يملك الزائد إلخ ) أي ولو كان متميزا كأن اقترض دراهم فردها ومعها نحو سمن
( قوله من غير لفظ ) أي إيجاب وقبول
( قوله لأنه وقع تبعا ) علة لكون الزائد يملك من غير لفظ أي وإنما يملك كذلك لأنه تابع للشيء المقترض
( قوله وأيضا فهو ) أي الزائد
( وقوله يشبه الهدية ) أي وهي تملك من غير لفظ

Referensi   
al-Asybah wa an-nazhooir I/175    
الْمَبْحَثُ الثَّالِثُ الْعَادَةُ الْمُطَّرِدَةُ فِي نَاحِيَةٍ ، هَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ ، فِيهِ صُوَرٌ مِنْهَا : لَوْ جَرَتْ عَادَةُ قَوْمٍ بِقَطْعِ الْحِصْرِمِ قَبْلَ النُّضْجِ ، فَهَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ حَتَّى يَصِحَّ بَيْعُهُ مِنْ غَيْرِ شَرْطِ الْقَطْعِ .وَجْهَانِ ، أَصَحُّهُمَا : لَا وَقَالَ الْقَفَّالُ : نَعَمْ .وَمِنْهَا : لَوْ عَمَّ فِي النَّاسِ اعْتِيَادُ إبَاحَةِ مَنَافِعِ الرَّهْنِ لِلْمُرْتَهِنِ فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ شَرْطِهِ حَتَّى يَفْسُدَ الرَّهْنُ ، قَالَ الْجُمْهُورُ : لَا ، وَقَالَ الْقَفَّالُ : نَعَمْ .وَمِنْهَا : لَوْ جَرَتْ عَادَةُ الْمُقْتَرِضِ بِرَدِّ أَزْيَدَ مِمَّا اقْتَرَضَ ، فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ ، فَيَحْرُمُ إقْرَاضُهُ وَجْهَانِ ، أَصَحُّهُمَا : لَا 



Referensi   
Ghooyah Talkhiish alMuraad hal. 129    
مسألة: اعطاء الربوي عند الاقتراض ولو للضرورة بحيث انه لو لم يعط لم يقرضه لا يدفع الاثم اذ له طريق الى حل اعطاء الزائد بطريق النذر او غيره من الاسباب المملكة لا سيما اذا قلنا بالمعتمد ان النذر لا يحتاج الى القبول لفظ

Kesimpulanya : 
Hukum meminjam uang di bank secara agama memang bertentangan dengan syariat kecuali bila tidak disebutkan adanya bunga dalam aqad meskipun itu tidak ada ijab qabul antara pihak Bank dan peminjam.
Namun keberadaan Bank yang diperlakukan dalam rangka membangun taraf kehidupan masyarakat memang masih teramat diperlukan. Untuk menghindari terjadinya ribawi dalam perbankan terdapat beberapa solusi secara fiqh :

Hindari terjadi bunga dalam akad
Bila memungkinkan jalani akad dengan dua majlis
Bunga dijanjikan dengan cara nadzar atau hibah atau lainnya

AIB AIB NIKAH

Oleh : Kakek Jhosy >>> 

Aib-aib yang membolehkan khiyar

Dan mushonnif memulai menerangkan aib-aib dalam nikah yang memungkinkan pemilihan dalamnya, maka ia berkata (dan perempuan boleh dikembalikan) yakni istri (dengan adnya lima aib) salah satunya (karena sebab gila) baik ituterus menerus atau terputus-putus dan bisa disemnbuhkan atau tidak. Keluar dari kata ayan, maka disitu tidak ada ketetapan khiyar dalam fasakhnya nikah walupun kekal, berbeda bagi Imam Mutawalli (dan) yang kedua, dengan sebab adanya (kusta) dengan huruf dzal yang bertitik dan adalah sebuah penyakit ;memerahnya anggota badan, lalu menghitam kemudian terputus-putus dan selanjutnya bertebaran (dan) yang ketiga sebab adanya (penyakita vitiligo) dan itu memutihnya kulit, hilangnya darah kulit dan apa yang ada dibawahnya dari daging, dan ini bukan panu. Dan bahaq itu yang merubah kulit tanpa menghilangkan darahnya. Untuk panu tidak ada ketetapan khiyar (dan) yang ke empat, dengan sebab (rotaq) yaitu tersumbatnya tempat jimak dengan daging (dan) yang kelima dengan sebab (qorn) yaitu tersumbatnya tempat jimak dengan tulang. Dan selain aib-aib tersebut seperti bau mulut dan ketiak tidak ada ketetapan khiyar

(laki dikembalikan) juga, yakni suami (karen alima aib: gila, judam, vitiligo) maknanya telah berlalu (dan) dengan adanya (jabb) yaitu terpotongnya dzakar semuanya atau sebagianya, dan sisanya bukan hasafah. Dan jika masih ada sisa hasafah sekedarnya atau lebih maka tidak ada khiyar (dan) dengan sebab (impoten) dengan dlommahnya a’ain, yitu tidak mampu melakukan wati’ di qubul dikarenakan tidak adanya kekuatan yang membuatnya ereksi, karena kejiwaannya ataupun alat kelaminnya. Dan disyaratkan dalam aib-aib tersebut melaporkannya pada qodli. Dan tidak hanya suami istri yang bersangkutan saja yang saling rela dalam fasakh. Ini dalam apa yang dimaksud oleh Imam Mawardi dan lainya, tapi dhohir nasnya bertentangan dengan itu.


Referensi   
فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب     
العيوب التي تجوز رد المرأة والرجل
 ثم شرع في عيوب النكاح المثبتة للخيار فيه، فقال: (وترد المرأة) أي الزوجة (بخمسة عيوب): أحدها (بالجنون)، سواء أطبق أو تقطع قبل العلاج أو لا، فخرج الإغماء؛ فلا يثبت به الخيار في فسخ النكاح ولو دام، خلافا للمتولي. (و) ثانيها بوجود (الجُذام) بذال المعجمة، وهو علة يحمر منها العضو ثم يسود ثم يتقطع ثم يتناثر. (و) الثالث بوجود (البرص)، وهو بياض في الجلد يذهب دم الجلد وما تحته من اللحم؛ فخرج البهق، وهو ما يُغيِّر الجلد من غير إذهاب دمِّه؛ فلا يثبت به الخيار. (و) الرابع بوجود (الرتق)، وهو انسداد محل الجماع بلحم. (و) الخامس بوجود (القَرن)، وهو انسداد محل الجماع بعَظْم. وما عدا هذه العيوب كالبخر والصنان لا يثبت به الخيار

ويرد الرجل) أيضا أي الزوج (بخمسة عيوب: بالجنون، والجذام، والبرص). وسبق معناها. (و) بوجود (الجَبِّ)، وهو قطع الذكر كله أو بعضه والباقي منه دون الحشفة؛ فإن بقي قدرها فأكثر فلا خيار. (و) بوجود (العُنة) بضم العين، وهو عجز الزوج عن الوطء في القبل لسقوط القوة الناشرة لضعف في قلبه أو آلته
ويشترط في العيوب المذكورة الرفع فيها إلى القاضي. ولا ينفرد الزوجان بالتراضي بالفسخ فيها كما يقتضيه كلام الماوردي وغيره، لكن ظاهر النص خلافه

Sabtu, 16 November 2013

HUKUM NON MUSLIM MASUK KEDALAM MASJID

Hero Ibnoe
Ass wr wb mau tanya blhkah seorng non muslim msuk masjd

JAWABAN 
Ifas Irama >>> Wa'alaikum salam wr wb

Ifas Irama bin Rhoma Irama nyumbang jawaban sedikit ya 
Referensi 
Kitab Al-fiqhul islami Wa'adilatuhu juz 1/482 Maktabah syamillah

وقال المالكية يمنع دخول الكافر المسجد وإن أذن له مسلم إلا لضرورة عمل، ومنها قلة أجرته عن المسلم في عمل ما، وإتقانه العمل على الظاهر

Kalangan Malikiyyah melarang masuknya non muslim dalam masjid meski seizin orang muslim kecuali ada darurat pekerjaan diantaranya murahnya ongkos kerjanya dibanding orang muslim dan lebih profesional dalam bekerja


وأجاز أبو حنيفة لكافر دخول كل مسجد

Abu Hanifah menyatakan kebolehan non muslim masuk masjid


ويجوز عند الشافعية للكافر دخول المسجد غير المسجد الحرام وحرم مكة، وله أن يبيت فيه، ولو كان جنباً في الأصح، ولكن بإذن المسلمين

Kalangan Syafi’iyyah juga membolehkannya kecuali memasuki masjidil haram dan haram makkah, boleh baginya menginap didalamnya meskipun dalam keadaan junub menurut pendapat paling shahih dikalangan ini asalkan seizin orang muslim



Referensi
Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 20/244

 اختلف الفقهاء في جواز دخول الكافر المسجد ، فذهب الشافعية والحنابلة ومحمد بن الحسن من الحنفية إلى أنه يحرم دخوله المسجد الحرام ، ولا يكره دخوله غيره . إلا أن جواز الدخول مقيد بالإذن على الصحيح عند الشافعية والحنابلة ، سواء أكان جنبا أم لا ، لأنه لا يعتقد حرمته . فلو جلس الحاكم فيه للحكم ، فللذمي دخوله للمحاكمة ، وينزل جلوسه منزلة إذنه

Para Ulama fiqh berbeda pendapat tentang hukum kebolehan masuknya non muslim dalam masjid.
Kalangan Syafi’iyyah, Hanabilah dan Muhammad Bin Hasan dari madzhab Hanafiyyah menyatakan masuknya non muslim dimasjidil haram hukumnya haram dan tidak memakruhkan memasuki masjid lainnya dengan catatan mendapat izin resmi dari orang muslim menurut kalangan Syafi’iyyah dan Hanabilah, baik mereka sedang junub atau tidak karena mereka tidak meyakini akan kemulyaan masjid.
Bila seorang hakim berada dalam masjid untuk memberi keputusan sebuah hukum maka bagi kafir dzimmi boleh memasukinya demi mencari keadilan hukum dan duduk didalamnya atas sesuai izin hakim

ويرى الحنفية جوازه مطلقا إلى المسجد الحرام وغيره ، لما روي أنه صلى الله عليه وسلم أنزل وفد ثقيف في المسجد ، وكانوا كفارا ، وقال : ليس على الأرض من نجسهم شيء  وكرهه المالكية وهو رواية عند الحنابلة مطلقا إلا لضرورة ، كعمارة لم تمكن من مسلم ، أو كانت من الكافر أتقن 

Kalangan Hanafiyyah bahkan menyatakan kebolehan mereka memasuki semua masjid secra mutlak termasuk masjidil haram dan masjid-masjid lainnya berdasarkan riwayat hadits bahwa Rasulullah SAW menyinggahkan para tetamu dari tanah Tsaqif dalam masjid padahal mereka berstatus non muslim seraya bersabda “Tidaklah bumi sebab mereka sedikitpun menjadi najis . Sementara kalangan Malikiyyah dan juga merupakan sebagian pendapat dikalangan Hanabilah tidak menyukai yang demikian keculai dalam kondisi darurat seperti pembangunan yang tidak dapat dikerjakan oleh orang muslim atau mereka lebih profesional dalam pekerjaannya

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/584926648245361/?comment_id=584956981575661&notif_t=like

Jumat, 15 November 2013

HUKUM MAKAN ULAR

Oemaem Al Habbs >>> 
Assalamualaikum...mau tnya masalah belut sama ular...ke2 nya kan aga'2 miripx ..knapa belut halal sdangkan ular haram???


JAWABAN  
Wesqie >>> TARSYIICHUL MUFSIDIIN 207 >>> WAQOOLA MAALIKUN BIKAROOHATI AKLI CHASYAROOTIL ARDLI KAAL FA'RI MIN GHOIRI TACHRIIMIN, WAQOOLA LAA BA'SA BIAKLIL KHULDI WAAL CHAYAATI IDZAA DZUKIAT, WAQOOLA BIKAROOHATI AKLIL HIRROTIL WACHSYIYYATI WAABNI AWAA WALIACHMADA FIIL HIRROTIL WACHSYIYYATI RIWAAYATAANI ACHADUHUMAA AL IBAACHATU WAATS TSAANIYATUT TACHRIIMU

Menurut imam malik makan binatang melata d atas bumi hukumnya makruh seperti tikus. Beliyau jg brfatwa d halalkannya memakan tikus turi dan ular asalkan d sembelih, sedangkan makan daging kucing hutan anjing hutan (srigala) hukumnya makruh.. Adapun mengenai kucing hutan ini, trdapat dua riwayat dari imam ahmad. 1. Boleh.. 2. Haram

MEMBACA FATIHAH DALAM SHALAT HARUSKAH TERDENGAR OLEH DIRINYA SENDIRI

Firdauz Al-khaf >>>
assalamu alaikum, saya mau nanya bagaimana hukumnya jk kt mnjadi makmum atau sholat sendiri truz mmbaca al fatihah tp bacaan kita itu tdk terdengar oleh telinga kt sendiri/menggerakkan bibir tp tak terdengar oleh kuping kt sendiri itu gmn hukumnya? Monggo yg tau maju tuk menjawab


JAWABAN
Kakek Jhosy >>> Firdauz Al-khaf >>> 

Imam An-Nawawi mengemukakan,Minimal dari bacaan sirriyah (pelan) ialah didengar oleh diri sendiri jika pendengarannya normal dan suasana tidak bising. Ini meliputi bacaan (Al-Qur’an) takbir, dan tasbih dalam rukuk dan lainnya, juga tahiyyat, salam dan doa. Baik bacaan wajibnya maupun sunnahnya tidak dianggap kecuali jika terdengar oleh diri sendiri melalui pendengaran yang normal dan tidak ada penghalang atau gangguan. Jika ada gangguan, maka suara ditinggikan agar dapat didengar oleh diri sendiri. Jika seperti itu keadaannya, maka tidaklah dianggap cukup jika bacaannya tidak seperti itu. Demikian Syafi’i menegaskan yang disepakati oleh teman-teman kami


Referensi    
المجموع - محيى الدين النووي ج ٣ ص ٢٥٦     
وأدنى الإِسرار : أن يسمع نفسه ، إذا كان صحيح السّمع ، ولا عارض عنده من لغطٍ وغيره ، و هذا عام فى القراءة ، و التكبير ، و التسبيح فى الركوع و غيره ، و التشهد ، و السلام ، و الدعاء ، سواء واجبها و نفلها ، لا يحسب شىء منها حتى يسمع نفسه ، إذا كان صحيح السمع و لا عارض ، فإن لم يكن كذلك ، رفع ، بحيث يسمع لو كان كذلك ، لا يجزئه غير ذلك هكذا نصّ عليه الشافعى. و اتّفق عليه الأصحاب

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/580873805317312/?comment_id=584859201585439&notif_t=like

HUKUM THALAQ DALAM HATI (tidak melafadzkan)

Husni Mubarok Cllutrzyummzkiedzkityy
ミ★αѕѕαℓαмυ'αℓαιкυм..★彡 
ana mau tya .....nich .
gmna hukum mentholak istri di utrakan leewat dlam hati.....
mohon jwabnya



JAWABAN   
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam wr wb 

Walaupun ada niat dalam hati namun tidak ada lafadz maka tidak jatuh thalaq



Referensi 
كشاف القناع   
لا يقع الطلاق بغير لفظ، فلو نواه بقلبه، من غير لفظ لم يقع خلافاً لابن سيرين والزهري انتهى

Referensi   
مغني المحتاج - محمد بن أحمد الشربيني - ج ٣ - الصفحة ٢٨٠  

تنبيه : أفهم كلامه أنه لا يقع طلاق بنية من غير لفظ وهو كذلك ولا بتحريك لسانه بكلمة الطلاق إذا لم يرفع صوته بقدر ما يسمع نفسه مع اعتدال سمعه وعدم المانع ؛ لأن هذا ليس بكلام

Link asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/584834314921261/?comment_id=584918388246187&notif_t=like

WAKTUNYA SHALAT TAHIYATUL MASJID

Vidi Aldian >>> 
Assalamualaikum wr wbr. . .
Berhbng ckrg hari jumat dan sbntr lg kta mao ke masjd
jd aq mao nxak kpn waktx melaksnakn shlat tayatal masjid. . . .


JAWABAN    
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam wr wb

Waktu shalat tahiyatul masjid ketika masuk kedalam masjid 
dan sebelum duduk , adapun bila sudah duduk karna senga dan sudah tahu .Maka tidak disyari'atkan untuk shalat tahiyah masjid 

Yang kedua jika duduknya karna jahil (bodoh) atau lupa maka tetap dianjurkan untuk shalat tahiyatul masjid 


Referensi   
المسألة الثانية : وقت تحية المسجد عند الدخول ، وقبل الجلوس أما إن جلس عامداً عالماً فلا يشرع له القيام للإتيان بها، حيث فوت وقتها. 

المسألة الثالثة : من دخل المسجد وجلس جاهلاً ، أو ناسياً قبل الإتيان بالتحية، شرع في حقه القيام والصلاة ركعتين؛ لأنها لا تفوت بالجلوس في حق المعذور، بشرط ما لم يطل الفصل اتفاقاً 

انظر فتح الباري:2/408

Sumber : http://www.ostazsat.net/showthread.php?p=314542

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/584635968274429/?comment_id=584924298245596&notif_t=like

Kamis, 14 November 2013

HUKUM JUAL BELI KOTORAN HEWAN

Wahijan Aja >>> 
Ass. Berdagang barang najis hukum xa haram. Sy mau na nya gemana orang yg dagang taik ayam ?



JAWABAN   
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam wr wb

Para Ulama telah bersepakat bahwasanya hewan yang haram untuk dimakan maka kotorannya adalah najis. Namun mereka berselisih tentang najis tidaknya kotoran dari hewan yang boleh dimakan seperti onta, kambing, sapi, ayam dan yang lainnya.
Menurut madzhab yang masyhur dari madzhab As-Syafi'iyyah dan madzhab Al-Hanafiyah maka seluruh kotoran hewan adalah najis baik hewan yang haram untuk dimakan maupun hewan yang halal dimakan. Oleh karenanya mereka mengharamkan pula penjualan kotoran hewan karena hal itu merupakan penjualan benda najis, dan penjualan benda najis hukumnya haram 
Adapun apa yang merupakan najis 'aini (nacis secara dzatnya) seperti khomr, bangkai, darah, dan kotoran-kotoran, serta kencing maka tidak boleh menjual sesuatupun dari hal-hal ini


Selain akadnya tidak sah dan batil, uang yang dihasilkan dari penjualan itu juga dihukumi haram. 
Pendapat yang menyatakan bahwa jual beli benda najis hukumnya tidak sah adalah pendapat madzhab Syafi'i dan Madzhab hanafi , namun ulama'-ulama' madzhab Hanafi mengecualikan kotoran hewan yang bisa dimanfaatkan, seperti kotoran sapi yang biasa dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanah atau tanaman, Semua ashhab madzhab hanafi sepakat bahwa jual beli kotoran hewan tersebut diperbolehkan. 

Apabila kita mengacu pada pendapat madzhab Syafi'i yang menyatakan bahwa jual beli tersebut tidak sah, para Ulama' madzhab syafi'i memberikan jalan keluar yaitu dengan cara sighot (ucapan) akadnya bukan akad jual beli tapi naqlul yad (perpindahan tangan) dengan cara nuzul. Caranya ; orang yang memiliki barang mengatakan :"Aku gugurkan hakku atas benda ini(menyebutkan benda) dengan ganti sekian (menyebutkan harga)", lalu orang yang menerima mengucapkan : "Saya terima



Referensi   
الحاوي الكبير - 2230    
فَأَمَّا النَّجَاسَاتُ فَضَرْبَانِ
أَحَدُهُمَا: مَا كَانَتْ عَيْنُهُ نَجِسَةٌ
وَالثَّانِي: مَا طَرَأَتْ عَلَيْهِ النَّجَاسَةُ وَجَاوَرَتْهُ
فَأَمَّا مَا كَانَ نَجِسَ الْعَيْنِ كَالْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالدَّمِ وَالْأَرْوَاثِ وَالْأَبْوَالِ فَلَا يَجُوزُ بَيْعُ شَيْءٍ مِنْهَا
وَجَوَّزَ أبو حنيفة بَيْعَ جِلْدِ الْمَيْتَةِ وَقَدْ مَضَى الْكَلَامُ مَعَهُ فِي كِتَابِ الطَّهَارَةِ وَجَوَّزَ أَيْضًا بَيْعَ السِّرْجِينِ وَرَوْثِ مَا يُؤْكَلُ لَحْمُهُ، اسْتِدْلَالًا بِأَنَّهُ فِعْلُ الْأَمْصَارِ فِي سَالِفِ الْأَعْصَارِ مِنْ غَيْرِ إِنْكَارٍ، فَلَوْلَا إِبَاحَتُهُ بِاتِّفَاقِهِمْ لَأَنْكَرُوهُ أَوْ بَعْضُهُمْ
وَلِأَنَّ مَا جَازَ الِانْتِفَاعُ بِهِ مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ جَازَ بَيْعُهُ كَسَائِرِ الْأَمْوَالِ



Referensi     
الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع محمد بن أحمد الشربيني - ج ١ - الصفحة ٢٥٢   
ثم أخذ المصنف في محترز قوله طاهر بقوله: (ولا يصح بيع عين نجسة) سواء أمكن تطهيرها بالاستحالة كجلد الميتة أم لا، كالسرجين والكلب ولو معلما والخمر ولو محترمة لخبر الصحيحين: أنه (ص) نهى عن ثمن الكلب وقال: إن الله تعالى حرم بيع الخمر والميتة والخنزير وقيس بها ما في معناه



Referensi   
الشرح الكبير - عبد الرحمن بن قدامه - ج ٤ - الصفحة ١٤   
ولا يجوز بيع السرجين النجس. وبهذا قال مالك والشافعي، وقال أبو حنيفة: يجوز، لأن أهل الأمصار يتبايعونه لزروعهم من غير نكير، فكان إجماعاً، ولنا أنه مجمع على نجاسته، فلم يجز بيعه كالميتة، وما ذكروه فليس بإجماع، فإن الإجماع اتفاق أهل العلم ولم يوجد، ولأنه رجيع نجس فلم يجز بيعه كرجيع الآدمي. انتهى



Referensi  
(72/11)  الموسوعة الفقهية الكويتية   
وقال الشافعية من شروط المبيع طهارة عينه، فلا يصح بيع نجس العين، سواء أمكن تطهيره بالاستحالة كجلد الميتة أم لا كالسرجين والكلب ولو معلما والخمر ولو محترمة، لخبر أنه صلى الله عليه وسلم " ( نهى عن ثمن الكلب ) " وقال كذلك " إن الله ورسوله حرم بيع الخمر والميتة والخنزير والأصنام ) " وقيس بها ما في معناه
ولا يصح بيع المتنجس الذي لا يمكن تطهيره كالخل واللبن والصبغ والآجر المعجون بالزبل لأنه في معنى نجس العين، أما ما يمكن تطهيره كالثوب المتنجس فإنه يصح بيعه لإمكان طهره
ويرى الحنابلة وفق ظاهر كلام أحمد تحريم بيع النجس، وقال أبو موسى في الزيت الذي وقعت فيه نجاسة لتوه بالسويق وبيعوه ولا تبيعوه من مسلم وبينوه



Referensi   
الجوهرة النيرة   
وأجاز أصحابنا جميعا بيع السرجين، والبعر وشراءه والانتفاع به للوقود



Referensi   
حواشي الشرواني - الشرواني والعبادي - ج ٤ - الصفحة ٢٣٥     
و يجوز نقل اليد عن النجس بالدراهم كما في النزول عن الوظائف و طريقه ان يقول المستحقله اسقطت حقي من هذا بكذا فيقول الاخر قبلت 

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/582994241771935/?comment_id=583341435070549&notif_t=like

HUKUM PUASA ASYURA'

Oleh : Kakek Jhosy

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita untuk banyak melakukan puasa pada bulan tersebut sebagaimana sabdanya,


Hadist  Muslim no. 1163

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْل

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam


Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Hadist Muslim no. 1162

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.


Sedangkan An Nawawi menjelaskan Para ulama bersepakat bahwa hukum berpuasa pada hari ‘Asyura adalah sunnah dan bukan wajib. Namun mereka berselisih mengenai hukum puasa ‘Asyura di awal-awal Islam yaitu ketika disyariatkannya puasa Asyura sebelum puasa Ramadhan. Menurut Imam Abu Hanifah, hukum puasa Asyura di awal-awal Islam adalah wajib. Sedangkan dalam Syafi’iyah ada dua pendapat yang masyhur. Yang paling masyhur, yang menyatakan bahwa hukum puasa Asyura semenjak disyariatkan adalah sunnah dan puasa tersebut sama sekali tidak wajib . Namun dulu, puasa Asyura sangat-sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Ketika puasa Ramadhan disyariatkan, hukum puasa Asyura masih dianjurkan namun tidak seperti pertama kalinya. Pendapat kedua dari Syafi’iyah adalah yang menyatakan hukum puasa Asyura di awal Islam itu wajib dan pendapat kedua ini sama dengan pendapat Abu Hanifah.



Referensi  
شرح النووي على مسلم   
إتفق العلماء على أن صوم يوم عاشوراء سنة ليس بواجب ، واختلفوا في حكمه في أول الإسلام حين شرع صومه قبل صوم رمضان ، فقال أبو حنيفة : كان واجبا ، واختلف أصحاب الشافعي فيه على وجهين مشهورين : أشهرهما عندهم : أنه لم يزل سنة من حين شرع ، ولم يكن واجبا قط في هذه الأمة ، ولكنه كان متأكد الاستحباب ، فلما نزل صوم رمضان صار مستحبا دون ذلك الاستحباب . والثاني : كان واجبا ، كقول أبي حنيفة ، وتظهر فائدة الخلاف في اشتراط نية الصوم الواجب من الليل ، فأبو حنيفة لا يشترطها ، ويقول : كان الناس مفطرين أول يوم عاشوراء ثم أمروا بصيامه بنية من النهار ، ولم يؤمروا بقضائه بعد صومه . وأصحاب الشافعي يقولون : كان مستحبا فصح بنية من النهار ، ويتمسك أبو حنيفة بقوله  ( أمر بصيامه ) والأمر للوجوب ، وبقوله  ( فلما فرض رمضان قال : من شاء صامه ومن شاء تركه ) . ويحتج الشافعية بقوله ( هذا يوم عاشوراء ، ولم يكتب الله عليكم صيامه ) . والمشهور في اللغة : أن عاشوراء وتاسوعاء ممدودان ، وحكي قصرهما 
قوله صلى الله عليه وسلم : ( من شاء صامه ومن شاء تركه ) معناه : أنه ليس متحتما ، فأبو حنيفة يقدره ليس بواجب ، والشافعية يقدرونه ليس متأكدا أكمل التأكيد ، وعلى المذهبين فهو سنة مستحبة الآن من حين قال النبي صلى الله عليه وسلم هذا الكلام ، قال القاضي عياض : وكان بعض السلف يقول : كان صوم عاشوراء فرضا ، وهو باق على فرضيته لم ينسخ ، قال : وانقرض القائلون بهذا ، وحصل الإجماع على أنه ليس بفرض ، وإنما هو مستحب . وروي عن ابن عمر كراهة قصد صومه وتعيينه بالصوم . والعلماء مجمعون على استحبابه وتعيينه ؛ للأحاديث . وأما قول ابن مسعود : كنا نصومه ، ثم ترك ، فمعناه : أنه لم يبق كما كان من الوجوب ، وتأكد الندب

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/583919901679369/?notif_t=like

Jumat, 08 November 2013

HUKUM MENGULANGI HUBUNGAN INTIM SEBELUM MANDI BESAR


Wahijan Aja >>> 
Ass. Wr wb. Mau nanya, apa hukum nya jika kt berstubuh sebelum jinabat kita akan nambah lg . Trims



JAWABAN  
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikum salam wr wb
Jika seorang pria kuat, ia boleh mengulangi hubungan intim untuk kedua kalinya, namun hendaknya berwudhuk terlebih dahulu . . . . 

Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ

Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya, lalu ia ingin mengulanginya kembali, maka berwudhulah” (HR. Muslim no)

Diperbolehkan bagi orang junub tidur dan makan dan minom dan menjimak Istrinya sebelum mandi besar . namun disunnahkan untuk berwudhuk terlebih dahulu . dan hendak menjimak istri kedua kalinya hendak menbasuh farji' dan juga bagi suami membasuh dzakar-nya.
Dan makruh hukumnya makan minom menjimak istrinya sebelum Wudhuk.



Referensi   
شرح مسلم - النووي - ج ٣ - الصفحة ٢١٧   
حاصل الأحاديث كلها أنه يجوز للجنب أن ينام ويأكل ويشرب ويجامع قبل الاغتسال ، وهذا مجمع عليه ، وأجمعوا على أن بدن الجنب وعرقه طاهران ، وفيها أنه يستحب أن يتوضأ ، ويغسل فرجه لهذه الأمور كلها ، ولا سيما إذا أراد جماع من لم يجامعها ؛ فإنه يتأكد استحباب غسل ذكره ، وقد نص أصحابنا أنه يكره النوم والأكل والشرب والجماع قبل الوضوء ، وهذه الأحاديث تدل عليه ، ولا خلاف عندنا أنه هذا الوضوء ليس بواجب ، وبهذا قال مالك والجمهور ، وذهب ابن حبيب من أصحاب مالك إلى وجوبه ، وهو مذهب داود الظاهري ، والمراد بالوضوء وضوء الصلاة الكامل 
وبناءً على ما تقدم من هذه الأحاديث فينبغي للمسلم أن يحافظ على الوضوء إذا كان جنباً ثم أراد أن يأكل أو يشرب أو ينام أو يعاود الجماع مر أخرى محافظة على هذه السنة المؤكدة لثبوتها بالسنة القولية والفعلية ، والله تعالى أعلم 

Wallohu A'lam Bis shawab



JAWABAN   
Allahumma-Ighfir Lahum-Warhamhum Wa'afihim Wa'fuanhum >>> Disunahkan saat hendak mengulangi adegan senggama untuk terlebih dahulu menjalankan wudhu dan membasuh kemaluan.

قال أصحابنا ويكره للجنب أن ينام حتي يتوضأ ويستحب إذا اراد أن يأكل أو يشرب أو يطأ من وطئها أولا أو غيرها أن يتوضأ وضوءه للصلاة ويغسل فرجه في كل هذه الاحوال

Berkata Para pengikut as-Syafi'i
Dimakruhkan bagi orang junub tidur hingga ia wudhu dan disunahkan bila hendak makan atau minum atau menggauli istri yang ia gauli pertama atau lainnya menjalankan wudhu sebagaimana wudhu saat ia hendak shalat dan juga disunahkan membasuh kemaluannya dalam semua keadaan tersebut"
Al-Majmuu’ ala Syarh al-Muhaddzab II/156


Dasal mengambilan dalil   
رخص للجنب إذا أراد أن يأكل أو يشرب أو ينام أن يتوضأ وضوءه للصلاة ) أي الوضوء الشرعي

Diberikan dispensasi (kemurahan) bagi orang Junub saat hendak makan, minum ataupun tidur melakukakan wudhu sebagaimana wudhu saat ia hendak shalat.
Artinya wudhu yang sesuai syariat baik dalam pelaksanaan ataupun saranya.
Tuhfah al-Ahwaadzy III/190

Wallaahu A'lamu Bis Showaab

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/581266678611358/?comment_id=581349685269724&notif_t=like

HUKUM KHITAN (SUNNAT)BAGI LAKI2 DAN PEREMPUAN

Arifin Lhathua Zdoot >>> 
APAKAH WAJIBKA WANITA ITU D SUNNAT PAK USTATT



JAWABAN   
Kakek Jhosy >>> APAKAH WAJIB PRIA DAN WANITA ITU DIKHITAN (SUNNAT)

Khilaf 
An Nawawi (Syafi'iyyah) pria dan wanita hukumnya wajib disunnat (Khitan).



Referensi   
قال الإمام النووي رحمه الله ( في المجموع  ج 1 ص 367 - 368     
الختان واجب على الرجال و النساء عندنا ، و به قال كثيرون من السلف ، كذا حكاه الخطَّابيُّ ، و ممن أوجبه أحمد
و المذهب الصحيح المشهور الذي نص عليه الشافعي رحمه الله و قطع به الجمهور أنه واجب على الرجال و النساء



Referensi    
و قال الإمام النووي رحمه الله ( في المجموع ج 1 ص 367 ) بعد أن قرر وجوب الختان على الجنسين في مذهب الشافعية ، و عزا القول به للإمام أحمد رحمه الله ، و جمهور السلف : ( قال مالك و أبو حنيفة : سنة في حق الجميع ، و حكاه الرافعي وجهاً لنا – أي للشافعية - و حكى وجهاً ثالثاً : أنه يجب على الرجل و سنة على المرأة



Referensi    
و قال ابن عابدين الحنفي رحمه الله ( في حاشيته ج 6 ص 751 ) و في كتاب الطهارة من السراج الوهاج : اعلم أن الختان سنة عندنا – أي عند الحنفية - للرجال و النساء



Referensi    
و قال ابن قدامة المقدسي رحمه الله ( في المغني ج1 ص 63 )  فأما الختان فواجب على الرجال و مكرمة في حق النساء ، و ليس بواجب عليهن ، هذا قول كثير من أهل العلم



JAWABAN  
Syifa Ramadhany Forza Juventini >>> Kesimpulanya 

Menurut jumhur (mayoritas ulama), hukum khitan bagi lelaki adalah wajib. Para pendukung pendapat ini adalah imam Syafi'i, Ahmad, dan sebagian pengikut imam Malik. Imam Hanafi mengatakan khitan wajib tetapi tidak fardlu.
Menurut riwayat populer dari imam Malik beliau mengatakan khitan hukumnya sunnah. Begitu juga riwayat dari imam Hanafi dan Hasan al-Basri mengatakan sunnah. Namun bagi imam Malik, sunnah kalau ditinggalkan berdosa, karena menurut madzhab Maliki sunnah adalah antara fadlu dan nadb. Ibnu abi Musa dari ulama Hanbali juga mengatakan sunnah muakkadah.

Rabu, 06 November 2013

HUKUM SHALAT BERJAMA'AH DIRUMAH APAKAH MENGGUGURKAN FARDHUH KIFAYAHNYA



Ifas Irama >>> 
Assalamu'alaikum...? lewat sni j, mau tanya pak ustadz..?sholat berjama'ah adalah fardhu kifayah, bagaimana kl aku sholat berjama'ah d dalam rumah apakah bsa menggugurkan fardhu kifayah pak ustadz...? wassalam



JAWABAN  
Kakek Jhosy >>> Ifas Irama 
Mudah2an cocok ya . . . . . 



Referensi   
شرح النووي على صحيح مسلم (5/15    
قوله : قوموا فصلوا فيه جواز اقامة الجماعة في البيوت لكن لا يسقط بها فرض الكفاية اذا قلنا بالمذهب الصحيح أنها فرض كفاية بل لا بد من اظهارها وإنما اقتصر عبد الله بن مسعود رضي الله عنه على فعلها في البيت لان الفرض كان يسقط بفعل الامير وعامة الناس وان أخروها إلى أواخر الوقت


Allahumma-Ighfir Lahum-Warhamhum Wa'afihim Wa'fuanhum >>> Ulama madzhab Syafi’i berselisih pendapat dalam masalah mendirikan shalat berjamaah di selain masjid,
apakah menggugurkan fardhu kifayahnya atau tidak? Mereka berbeda pendapat ke dalam dua pendapat: Pertama, tidak cukup mendirikannya di selain masjid untuk menegakkan perbuatan yang fardhu. 
Kedua, cukup jika tempatnya ramai, seperti shalat berjamah di pasar misalnya

Link asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/579935508744475/?comment_id=579955822075777&notif_t=like

HUKUM ADZAN DAN IQAMAH SEKALIGUS MENJADI IMAM SHALAT

Hero Ibnoe >>>
Ass wr wb numpang tanya blehkah seorang mo'adzan it untuk mnjd imam nx solat jma'ah



JAWABAN  
Kakek Jhosy >>> Wa'alaikukm salam wr wb 

Diperbolehkan bagi imam masjid untuk melakukan azan, iqamah, dan sekaligus menjadi imam. Dalam Mawahibul Jalil dikatakan,

Siapa yang memperkerjakan seseorang untuk menjadi muazin, iqamah, dan menjadi imam, maka ini diperbolehkan. Upah yang diberikan adalah sebagai ganti untuk usahanya dalam menjaga azan, iqamah, dan menjaga masjid, bukan untuk shalatnya.

Demikian pula dibolehkan seseorang hanya melakukan adzan dan iqamah tanpa menjadi imam. An-Nawawi mengatakan dalam kitab ( Al-Majmu‘ ) Kaum muslimin sepakat bolehnya seorang muazin menjadi imam, bahkan dianjurkan. Penulis kitab Al-Hawi mengatakan, ‘Masing-masing, antara azan dan iqamah memiliki keutamaan.

Oleh karena itu, orang yang memungkinkan menggabungkan antara tiga hal tersebut; azan, iqamah, dan menjadi imam maka itu lebih utama. Adapun, praktek Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khulafaur rasyidin, di mana mereka tidak pernah melakukan azan dan sekaligus menjadi imam, karena kesibukan mereka dengan urusan yang lebih penting, dari pada sekedar azan dan iqamah


Referensi  
 فتاوى الشبكة الإسلامية  
فيجوز للإمام أن يتولى الأذان والإقامة والإمامة، قال الحطاب في مواهب الجليل: ومن استأجر رجلا على أن يؤذن لهم ويقيم ويصلي بهم جاز، وكأن الأجر إنما وقع على الأذان والإقامة والقيام بالمسجد لا على الصلاة. انتهى.

كما يجوز تولي الأذان والإمامة فقط، قال الإمام النووي في المجموع: أجمع المسلمون على جواز كون المؤذن إماماً واستحبابه، قال صاحب الحاوي: في كل واحد من الأذان والإمامة فضل. انتهى.

وعليه فالذي يتمكن من الجمع بين الثلاثة فهو أفضل، وأما عدم قيام النبي صلى الله عليه وسلم والخلفاء من بعده بذلك كله فلانشغالهم بما هو أهم من الأذان والإقامة، كما بينا ذلك

في الفتوى رقم: 69878

Link asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/579833525421340/?comment_id=579963078741718&notif_t=like

HUKUM WUDHU'NYA ORANG YANG TEBAL JENGGOTNYA

Al-Hadist
عن عثمان رضى الله عنه قال : إن النبي صلى الله عليه وسلم كان يخلل لحيته فى الوضوء. أخرجه الترمذى وصححه ابن خزيمة

Diceritakan dari Utsman ibn Affan (r.a), beliau berkata: “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW sentiasa mencelah-celahi  janggutnya  ketika  berwudu.
Diriwayatkan oleh al-Tirmizi dan dinilai sahih oleh Ibn Khuzaimah


Adapun jenggot dan berris/jambang yang tipis maka wajib d basuh luarnya dan juga dalamnya serta kulit di bawahnya. Ketika tebal maka wajib dibasu luarnya saja. Kecuali jenggotnya perempuan dan khuntsa maka wajib meresap kedalamnya.

Referensi   
كاشفة السجا في شرح سفينة النجا (ص: 18    
وأما اللحية والعارضان فإن خفا وجب غسل ظاهرهما وباطنهما مع البشرة التي تحتهما، وإن كثفا وجب غسل ظاهرهما دون باطنهما للمشقة إلا إذا كانا لامرأة وخنثى فيجب إيصال الماء لباطنهما مع بشرتهما لندرة ذلك مع كونه يندب للمرأة إزالتهما


Referensi   
   نهاية الزين (ص: 19  
وإذا كثفت لحية الرجل وعارضاه كفاه غسل ظاهر ذلك وهو الطبقة العليا من الشعر وضابط الكثافة أن لا ترى البشرة من خلال الشعر عند التخاطب مع القرب ولو خفت اللحية والعارضان بأن ترى البشرة من الشعر عند التخاطب مع القرب


Referensi  
  كفاية الأخيار (ص: 24  
وأما شعر العارضين فإن كان خفيفا وجب غسل ظاهره وباطنه مع البشرة وإن كان كثيفا وجب غسل ظاهره على الأظهر ولو خف بعضه وكثف بعضه فالراجح أن للخفيف حكم الخفيف المحض وللكثيف حكم الكثيف المحض

Senin, 04 November 2013

MENJAWAB ADZAN DISAAT MEMBACA AL-QUR'AN DAN DZIKIR

MENJAWAB ADZAN DISAAT MEMBACA AL-QUR'AN DAN DZIKIR 


Anuek Agam >>> 
Assalamulai'kum ustaz ! Misalnya ketika jamaah sedang
tahlilan dirumah yg musibah, waktu
insya di kumandankan azan.
Pertanyaannya apakah tahlilan
dilanjutkan terus ketika azan
dikumandangkan atau berhenti untuk menjawab azan dulu ?Tas
jwbnnya sy ucapkan trims.



JAWABAN 
Brojol Gemblung >>> Waalaikumussalam

Sesuai kemufakatan para ulama bahwa orang yg membaca al-Qur`an dan berdzikir disunnahkan untuk menjawab adzan. Maka dg demikian hendaklah orang yg berdzikir memutus dzikirnya untuk menjawab adzan. Dan andai dia meneruskan dzikirnya sampai selesai hingga adzan pun selesai, maka apabila jarak antara berhentinya dzikir dan adzan itu tidak lama maka masih disunnahkan untuk menjawabnya.

ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﻤﻨﻬﺎﺝ 1/480 : 

ﻭﻳﻘﻄﻊ ﻟﻺﺟﺎﺑﺔ ﻧﺤﻮ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ، ﻭﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ، ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺗﻜﺮﻩ ﻟﻤﻦ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺇﻻ ﺍﻟﺤﻴﻌﻠﺔ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﺜﻮﻳﺐ ، ﺃﻭ ﺻﺪﻗﺖ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺒﻄﻠﻬﺎ ﺇﻥ ﻋﻠﻢ ﻭﺗﻌﻤﺪ ﻭﻟﻤﺠﺎﻣﻊ ﻭﻗﺎﺿﻲ ﺣﺎﺟﺔ ﺑﻞ ﻳﺠﻴﺒﺎﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﺮﺍﻍ ﻛﻤﺼﻞ ﺇﻥ ﻗﺮﺏ ﺍﻟﻔﺼﻞ

ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ - ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ 1/467 

ﺃﻣﺎ ﺍﻟﻘﺎﺭﺉ ﻭﺍﻟﺬﺍﻛﺮ ﻓﺘﻄﻠﺐ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ ﺑﺎﺗﻔﺎﻕ 

ﺍﻟﺠﺎﻣﻌﺔ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺑﺎﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺍﻟﻤﻨﻮﺭﺓ - ﻣﺤﺘﻮﻯ ﻛﺘﺎﺏ ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺣﻞ ﺃﻟﻔﺎﻅ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻤﻌﻴﻦ - 271 

ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺤﻔﺔ: ﻫﻮ ﺍﻷﻓﻀﻞ، ﻓﻠﻮ ﺳﻜﺖ ﺣﺘﻰ ﻓﺮﻍ ﻛﻞ ﺍﻷﺫﺍﻥ ﺛﻢ ﺃﺟﺎﺏ ﻗﺒﻞ ﻓﺎﺻﻞ ﻃﻮﻳﻞ ﻋﺮﻓﺎ ﻛﻔﻰ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ ﺳﻨﺔ ﺍﻹﺟﺎﺑﺔ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻇﺎﻫﺮ. ﺍﻩ

Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/578811818856844/?comment_id=578924702178889&offset=0&total_comments=33

Minggu, 03 November 2013

LAKI-LAKI TERDAPAT DUA ISTRI DARI WANITA ISTRINTA SEMASA DIDUNIA

Ibnu Aqil >>> Assalamu alaikum, gimna klau suami istri cerai kmdian suami mnikah lgi kelak seandaixa sma2 msuk sorga ciapakah yg akan menjadi pndamping suamixa di dlam sorga, istri prtama atau istri kdua yg akan mejdi pendamping suamix slain 40 bidadari


 JAWABAN  
 Dha Kho Chan   
ﻭﺃﻥ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺯﻭﺟﺘﻴﻦ ﻣﻦ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺑﺬﻟﻚ ﻳﻌﻠﻢ ﺍﺷﺘﺮﺍﻙ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺟﻤﻴﻌﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻮﺭ ﻭﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ 


Bagi orang laki-laki terdapat dua istri dari wanita- wanita istrinya semasa didunia, dengan demikian diketahui bahwa pria penduduk surga semuanya dalam kesamaan mengambil istri dari golongan bidadari serta wanita-wanita dunia.


Alfataawaa Al-Haditsiyah I/236


Link Asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/578242182247141/?comment_id=578250315579661&offset=0&total_comments=11

FATWA IMAM SYAFI'I DALAM MENGUSAP SEBAGIAN KEPALA SAAT WUDHU

Huda Miftakh>>> Assalamualaikumnumpang nanya,pada salah satu rukun wudhu ialah mashu ba'di r0'si(mengusap sebagian kepala),jadi banyak orang yang wudhu rambutny i2 panjan,saat sampai mengusap sebagian kepala,dia mengusap rambutnya aj,apakah sah orang wudhu seperti ini,minta dalil,di kitap ap?

 JAWABAN  

Langlang Buana >>> wa'alaikum salam   http://www.piss-ktb.com/...


قوله ولو بعض شعرة واحدة ) أي ولو كان الممسوح بعض شعرة واحدة فإنه يكفي ( قوله للآية ) علة لوجوب مسح بعض الرأسوهي قوله تعالى { وامسحوا برؤوسكم } ووجه دلالتها على الاكتفاء بمسح البعض أن الباء إذا دخلت على متعدد كما في الآية تكون للتبعيض أو على غير متعدد كما في قوله تعالى { وليطوفوا بالبيت العتيق } تكون للإلصاق وإنما وجب التعميم في التيمم مع أن آيته كهذه الآية لثبوت ذلك بالسنة ولأنه بدل فاعتبر مبدله ومسح الرأس أصل فاعتبر لفظه وروى مسلم أنه صلى الله عليه وسلم مسح بناصيته وعلى العمامة فدل ذلك على الاكتفاء بمسح البعض ولا يقال إن الناصية متعينة للنص عليها في الحديث لأنا نقول صد عن ذلك الإجماع وأيضا فالمسح اسم جنس يصدق بالبعض والكل ومسح الناصية فرد من أفراده وذكر فرد من أفراد العام بحكم العام لا يخصصه


(Keterangan meskipun sehelai rambut) artinya meskipun yang diusap sehelai rambut sesungguhnya telah mencukupi(Berdasarkan ayat al-Quran) alasan kewajiban mengusap sebagian kepala berdasarkan firman Allah Ta’ala (“Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (QS. Al Maidah: 6)Wajah dilalah ayat ini menerangkan kecukupan mengusap sebagian kepala adalah huruf BA bila masuk pada yang berbilang seperti pada ayat ini berfaedah untuk TAB’IID (sebagian), sedang saat masuk pada yang tidak berbilang seperti pada ayat “dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf pada sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al Hajj: 29) berfaedah ILSHAAQ (bertemu secara langsung).


Alasan diwajibkan meratakan dalam Bab Tayammum padahal juga dengan redaksi seperti ayat ini sebab terdapatinya ketetap dalil hadits tentangnya dan karena mengusap wajah saat tayammum adalah pengganti maka dipertimbangkan keberadaan penggantinya sedang mengusap kepala dalam wudhu adalah asal maka dipertimbangkan lafadz.


Dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Nabi SAW mengusap ubun-ubun dan diatas sorban beliau maka menununjukkan cukupnya mengusap sebagiannya dan tidak dapat dikatakan bahwa ubun-ubunlah yang tertentu untuk diusap sebab terdapat dalil nashnya karena yang demikian menyalahi kesepakatan Ulama disamping kata mengusap adalah isim jinis yang dapat mencocoki sebagian dan keseluruhan sedang mengusap ubun-ubun adalah bagian darinya, menuturkan bagian dari sebuah keumuman disertai hukumnya secara umum tidak dapat mengkhususkannya.
I’aanah at-Thoolibiin I/41
Wallaahu A'laamu Bis showaab

SHOLAT TIDAK KHUSYU', SAH ATAU TIDAK

Rizki Nak Al-Gozali Thea >>> askum saya mau tanya kalau hukum ea klau kta lgi solat tpi kta ingat pcr hukumnya batal atau engga



 JAWABAN
  Langlang Buana >>> wa'alaikum salam http://www.piss-ktb.com/...


Khusyuk itu hukumnya sunnat dalam setiap shalat. Jadi jika shalat sudah memenuhi syarat dan rukun saja, walaupun dilakukan dengan tidak khusyuk itu sah dan bisa menggugurkan kewajiban shalat fardhu.


(وَ) يُسَنُّ (الْخُشُوعُ) فِي كُلِّ صَلاتِهِ بِقَلْبِهِ بِأَنْ لا يَحْضُرَ فِيهِ غَيْرُ مَا هُوَ فِيهِ وَإِنْ تَعَلَّقَ بِالآخِرَةِ وَبِجَوَارِحِهِ بِأَنْ لا يَعْبَثَ بِأَحَدِهَا وَظَاهِرٌ أَنَّ هَذَا هُوَ مُرَادُهُ لأَنَّهُ سَيَذْكُرُ الأَوَّلَ بِقَوْلِهِ وَفَرَغَ قَلْبٌ إلا أَنْ يَجْعَلَ ذَاكَ سَبَبًا لَهُ وَلِذَا خَصَّهُ بِحَالَةِ الدُّخُولِ وَفِي الآيَةِ الْمُرَادُ كُلٌّ مِنْهُمَا كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ أَيْضًا وَذَلِكَ لِثَنَاءِ اللَّهِ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ عَلَى فَاعِلِيهِ وَلانْتِفَاءِ ثَوَابِ الصَّلاةِ بِانْتِفَائِهِ كَمَا دَلَّتْ عَلَيْهِ الأَحَادِيثُ الصَّحِيحَةُ وَلأَنَّ لَنَا وَجْهًا اخْتَارَهُ جَمْعٌ أَنَّهُ شَرْطُ الصِّحَّةِ لَكِنْ فِي الْبَعْضِ فَيُكْرَهُ الاسْتِرْسَالُ مَعَ حَدِيثِ النَّفْسِ وَالْعَبَثِ كَتَسْوِيَةِ رِدَائِهِ أَوْ عِمَامَتِهِ لِغَيْرِ ضَرُورَةٍ مِنْ تَحَصُّلِ سُنَّةٍ أَوْ دَفْعِ مَضَرَّةٍ, وَقِيلَ يَحْرُمُ وَمِمَّا يُحَصِّلُ الْخُشُوعَ اسْتِحْضَارُهُ أَنَّهُ بَيْنَ يَدَيْ مِلْكِ الْمُلُوكِ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى يُنَاجِيهِ وَأَنَّهُ رُبَّمَا تَجَلَّى عَلَيْهِ بِالْقَهْرِ لِعَدَمِ قِيَامِهِ بِحَقِّ رُبُوبِيَّتِهِ فَرَدَّ عَلَيْهِ صَلاتَهُ. 


[Tuhfatul Muhtaj syarah minhaj]

HUKUM ORANG MUSLIM MEMAKAI KALUNG YANG BERSALIB

Wasik Ahmad Shakiridi >>> daerah saya ada beberapa org muslim yang menjual batu nisan (kijing) yang berlogo SALIB untuk non muslim itu bagaimana ya hukumnya.. mohon pencerahannya semoga bermanfaat.



 JAWABAN 
 Syifa Ramadhany Forza Juventini >>> Wa'alaikum salam 


Dalam menghukumi seorang muslim yang memakai kalung salib (atau aksesoris lain yang khusus bagi orang kafir dan merupakan tanda kekafiran) harus mempertimbangkan tujuan pemakaiannya :Bila memang ridho dan condong pada agama mereka (orang kafir) maka dianggap murtad .Bila dengan tujuan menghina dan menganggap indahnya kalung tersebut maka berdosa saja.Bila dalam keadaan dorurot maka tidak masalah ,semisal dipaksa memakainya oleh orang orang kafir ,atau memakainya karena tidak tahu bahwa kalung tersebut merupakan tandanya orang kafir .


وأما ما كان خاصا بالكفار وزيا من أزيائهم التى جعلوها علامة لهم كلبس برنيطة وشد زنار وطرطور يهودي وغير ذلك فمن لبسه من االمسلمين رضا بهم وتهاونا باالدين وميلا للكافرين فهو كفر وردة والعياذ بالله ومن لبسه استخفافا بهم واستحسانا للزي دون دين الكفر فهو اثم قريب من المحرم واما من لبسه ضرورة كأسير عند الكفار ومضطر للبس ذلك فلا بأس به وكمن لبسه وهو لا يعلم انه زي خاص بالكفار وعلامة عليهم أصلا لكن اذا علم ذلك وجب خلعه وتركه وأما ما كان من الألبسة التى لا تختص بالكفار وليس علامة عليهم اصلا بل هو من الألبسة العامة المشتركة بيننا وبينهم فلا شيء فى لبسه بل هو حلال جائز وقال العز ابن عبد السلام واما فعلوا على وفق الإيجاب والندب والإباحة فى شرعنا فلايترك لأجل تعاطيهم إياه فإن الشرع لاينهى عنه على التشبه بما أذن الله اهـ (مجموع فتاوى ورسائل ص : 183)


sumber : http://www.piss-ktb.com/...


Link asal : https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/572704756134217/?comment_id=573224116082281&notif_t=group_comment_reply