Ishak Doank
maaf sebelumnya
....as... Apa hukum orang yang punya jengot, dan apa dalil ya.....
JAWABAN
FaNo Cahyono >>> Assalamu'alaykum warahmatullahy wabarakatuh....maaf sbelum aku jawab pertanyaan saudara,,ane ingatkan ucapkanlah salam sbelum ajukan pertanyaan.
Hukum memelihara jenggot menurut agama islam disunnahkan,,
وأما إعفاء اللحية: فلا شك بأنه سنة مطلوبه لقوله صلّى الله عليه وسلم : «خالفوا المشركين، أحْفُوا الشوارب، وأوفوا اللِّحى» ، «جُزُّوا الشوارب وأرْخُوا اللحى، خالفوا المجوس» وروت عائشة: «عشر من الفطرة: قص الشارب، وإعفاء اللحية، والسواك...» الحديث، وعن ابن عمر عن النبي صلّى الله عليه وسلم : «أنه أمر بإحفاء الشوارب، وإعفاء اللحية» (2) .ومعنى إحفاء الشوارب: قص ما طال على الشفتين، حتى يبين بياضهما.ومعنى إعفاء اللحية: توفيرها، خلافاً لما كان من عادة الفرس من قص اللحية، فنهى الشرع عن ذلك.وقد حرم المالكية والحنابلة حلقها، واعتبر الحنفية حلقها مكروهاً تحريمياً، والمسنون في اللحية هو القبضة، وأما الأخذ منها دون ذلك أو أخذها كلها فلا يجوز (3) . وقال الشافعية بكراهية حلقها، فقد ذكر النووي أن العلماء ذكروا عشر خصال مكروهة في اللحية، بعضها أشد من بعض، منها حلقها إلا إذا نبت للمرأة لحية، فيستحب لها حلقها (4
Sedang hukum membiarkan jenggot maka tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya adalah sunah yang dianjurkan berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :“Bedailah orang-orang musyrik, Cukurlah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian”“Cukurlah kumis kalian dan biarkanlahjenggot kalian, maka kalian akan menyelisihi orang-orang majusi”Dan ‘Aisyah meriwayatkan, bersabda Rasulullah saw. “Sepuluh yang termasuk fitrah : Mencukur kumis, membiarkanjanggut, menggosok gigi, berkumur, memotong kuku, membersihkan kotoran di badan, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan bercebok”.Dari Ibn Amr dari Nabi SAW “Sesungguhnya Nabi memerintahkan menyamarkan kumis dan membiarkan jenggot”Arti menyamarkan kumis adalah memotong rambut kumis yang memanjang dari kedua bibir hingga terlihat warna putih dari kedua bibirnya, sedang arti membiarkan jenggot adalah menyempurnakannya/tidak menguranginya, berbeda dengan kebiasaan orang-orang persia yang mencukur jenggot mereka, maka syara’ melarangnya.PERNYATAAN PARA ULAMA TENTANG HUKUM MENCUKUR JENGGOT DARI DALIL-DALIL HADITS DIATASKalangan Malikiyyah dan Hanabilah memilih hukum haram mencukur jenggot bagi pria, sedang kalangan Hanafiyyahmenghukuminya makruh tahrim, yang disunahkan dalam jenggot menurut mereka tersisa segenggam tangan, sedang mengambil lebih sedikit dari ukuran tersebut atau menghilangkannya sama sekali maka tidak diperbolehkan.Kalangan Syafi’iyyah lebih cenderung memilih hukum makruh mencukur jenggot, Imam an-Nawawy bahkan menuturkan bahwa terdapat sepuluh hal yang oleh para ulama dipandang makruh dalam hal jenggot diantaranya adalah mencukur jenggot kecuali bagi wanita yang tumbuh jenggotnya maka dianjurkan baginya untuk mencukurnya.al-Fiqh al-Islaam IV/208Wallaahu A'lamu Bis showaab.
Kudung Khantil Harsandi Muhammad
ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻭَﻓِّﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ ﻭَﺃَﺣْﻔُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺞَّ ﺃَﻭْ ﺍﻋْﺘَﻤَﺮَ ﻗَﺒَﺾَ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ
ﻓَﻤَﺎ ﻓَﻀَﻞَ ﺃَﺧَﺬَﻩ
Di riwayatkan dari Abdulloh bin Umar dari Nabi Muhammad SAW,
Beliau bersabda “ Tampillah kalian berbeda
dengan orang-orang musyrik, peliharalah
jenggot dan cukurlah kumis”.
Dan ketika
Ibnu Umar melaksanakan haji atau umrah,
beliau memegang jenggotnya, dan beliau pun
memotong bagian yang melebihi
genggamannya''.
HR. Bukhari, no.5442
PERINTAH NABI SAW AGAR
MEMELIHARA
JENGGOT
Hadits pertama, dari
Ibnu Umar,
Nabi saw bersabda;
ﺃَﺣْﻔُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ﻭَﺃَﻋْﻔُﻮﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ
Potong pendeklah
kumis dan biarkanlah
(peliharalah)
jenggot.
HR. MUSLIM NO. 623
Hadits kedua, dari
Ibnu Umar,
Nabi saw bersabda;
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺃَﺣْﻔُﻮﺍ
ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ
Selisilah orang-orang
musyrik. Potong
pendeklah kumis dan
biarkanlah
jenggot.
HR. MUSLIM NO. 625
Hadits ketiga, dari
Ibnu Umar,
beliau berkata;
ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺈِﺣْﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏِ
ﻭَﺇِﻋْﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﻠِّﺤْﻴَﺔِ.
Beliau saw
memerintahkan
untuk memotong
pendek kumis dan
membiarkan
(memelihara)
jenggot.
HR. MUSLIM NO. 624
Hadits keempat, dari
Abu Huroiroh,
Rasululloh saw
bersabda;
ﺟُﺰُّﻭﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ﻭَﺃَﺭْﺧُﻮﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤَﺠُﻮﺱَ
Pendekkanlah kumis
dan biarkanlah
(perihalah) jenggot
dan selisilah
Majusi.
HR. MUSLIM NO. 626
Hadits kelima, dari
Ibnu Umar,
Rasulullah saw
bersabda;
ﺍﻧْﻬَﻜُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ، ﻭَﺃَﻋْﻔُﻮﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ
Cukur habislah
kumis dan biarkanlah
(peliharalah)
jenggot.
HR. BUKHARI NO. 5893
Hadits keenam, dari
Ibnu Umar, Nabi
saw bersabda;
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ، ﻭَﻓِّﺮُﻭﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ ، ﻭَﺃَﺣْﻔُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ
Selisilah orang-orang
musyrik. Biarkanlah
jenggot dan
pendekkanlah
kumis.
HR. BUKHORI, NO. 5892
Ulama besar
Syafiiyyah imam
Nawawi
mengatakan ;
Kesimpulannya ada
lima riwayat yang
menggunakan lafadz,
ﺃَﻋْﻔُﻮﺍ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﻭَﺃَﺭْﺧُﻮﺍ
ﻭَﺃَﺭْﺟُﻮﺍ ﻭَﻭَﻓِّﺮُﻭﺍ
Semua lafadz tersebut
bermakna
membiarkan jenggot
tersebut
sebagaimana
adanya.
Lihat Syarh Muslim,
imm Nawawi 1/416,
Maktabah
Syamilah
Imam Nawawi dalam Majmu'nya, Bahwasanya anjuran untuk membiarkan jenggot menurut imam Al Khothobi dan yang lainnya adalah memelihara dan tidak mencukurnya.
Al Majmu' juz I hal.290-291
ﻓﺮﻉ
ﺳﺒﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﻥ ﺇﻋﻔﺎﺀ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻣﻦﺍﻟﻔﻄﺮﺓ
ﻓﺎﻹﻋﻔﺎﺀ ﺑﺎﻟﻤﺪ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺨﻄﺎﺑﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ : ﻫﻮﺗﻮﻓﻴﺮﻫﺎ
ﻭﺗﺮﻛﻬﺎ ﺑﻼ ﻗﺺ ، ﻛﺮﻩ ﻟﻨﺎ ﻗﺼﻬﺎ ﻛﻔﻌﻞﺍﻷﻋﺎﺟﻢ ، ﻗﺎﻝ :
ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺯﻱ ﻛﺴﺮﻯ ﻗﺺ ﺍﻟﻠﺤﻰﻭﺗﻮﻓﻲﺭ ﺍﻟﺸﻮﺍﺭﺏ ،
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻓﻲ ﺍﻹﺣﻴﺎﺀ : ﺍﺧﺘﻠﻒﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻴﻤﺎ ﻃﺎﻝ ﻣﻦ
ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻓﻘﻴﻞ : ﻻ ﺑﺄﺱ ﺃﻥﻳﻘﺒﺾ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻳﻘﺺ ﻣﺎ ﺗﺤﺖ
ﺍﻟﻘﺒﻀﺔ ، ﻓﻌﻠﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮﺛﻢ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ،
ﻭﺍﺳﺘﺤﺴﻨﻪ ﺍﻟﺸﻌﺒﻲ ﻭﺍﺑﻦﺳﻴﺮﻳﻦ ، ﻭﻛﺮﻫﻪ ﺍﻟﺤﺴﻦ
ﻭﻗﺘﺎﺩﺓ ، ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺘﺮﻛﻬﺎﻋﺎﻓﻴﺔ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ : { ﻭﺍﻋﻔﻮﺍ ﺍﻟﻠﺤﻰ } : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ :
ﻭﺍﻷﻣﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻗﺮﻳﺐ ﺇﺫﺍﻟﻢ ﻳﻨﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺗﻘﺼﻴﺼﻬﺎ ; ﻷﻥ
ﺍﻟﻄﻮﻝ ﺍﻟﻤﻔﺮﻁ ﻗﺪ ﻳﺸﻮﻩﺍﻟﺨﻠﻘﺔ . ﻫﺬﺍ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ
ﻭﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﺍﻷﺧﺬﻣﻨﻬﺎ ﻣﻄﻠﻘﺎ ، ﺑﻞ ﻳﺘﺮﻛﻬﺎ ﻋﻠﻰ
ﺣﺎﻟﻬﺎ ﻛﻴﻒ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻠﺤﺪﻳﺚﺍﻟﺼﺤﻴﺢ " { ﻭﺍﻋﻔﻮﺍ ﺍﻟﻠﺤﻰ " } ،
ﻭﺃﻣﺎ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦﺷﻌﻴﺐ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﺟﺪﻩ { ﺃﻥ
ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ : ﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﻣﻦ
ﻋﺮﺿﻬﺎ ﻭﻃﻮﻟﻬﺎ " }ﻓﺮﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺿﻌﻴﻒ ﻻ
ﻳﺤﺘﺞ ﺑﻪ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﺫﺍ ﻧﺒﺘﺖ ﻟﻬﺎ ﻟﺤﻴﺔ ﻓﻴﺴﺘﺤﺐ ﺣﻠﻘﻬﺎ ، ﺻﺮﺡ
ﺑﻪ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﺸﺎﺭﺏ ﻭﺍﻟﻌﻨﻔﻘﺔ ﻟﻬﺎ ،
ﻫﺬﺍ ﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ : ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻬﺎ ﺣﻠﻖ
ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ، ﻭﻻ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﺘﻬﺎ ﺑﺰﻳﺎﺩﺓ
ﻭﻻ ﻧﻘﺺ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻷﺧﺬ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺎﺟﺒﻴﻦ ﺇﺫﺍ ﻃﺎﻻ ﻓﻠﻢ ﺃﺭ ﻓﻴﻪ ﺷﻴﺌﺎ
ﻷﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ، ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﺮﻩ ﻷﻧﻪ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﻟﺨﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ
ﻳﺜﺒﺖ ﻓﻴﻪ ﺷﻲﺀ ﻓﻜﺮﻩ ، ﻭﺫﻛﺮ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻧﻪ
ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ، ﻗﺎﻝ : ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺣﻤﺪ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻭﺣﻜﻲ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ
ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ : ﺗﻜﺮﻩ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ
ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﺍﻟﻨﻘﺺ ﻣﻨﻬﺎ ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﻳﺰﻳﺪ ﻓﻲ ﺷﻌﺮ .
ﺍﻟﻌﺬﺍﺭﻳﻦ ﻣﻦ ﺷﻌﺮ ﺍﻟﺼﺪﻏﻴﻦ ﺇﺫﺍ ﺣﻠﻖ ﺭﺃﺳﻪ ، ﺃﻭ ﻳﻨﺰﻝ
ﻓﻴﺤﻠﻖ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﺬﺍﺭﻳﻦ ، ﻗﺎﻝ : ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻧﺘﻒ ﺟﺎﻧﺒﻲ
ﺍﻟﻌﻨﻔﻘﺔ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﻳﻐﻴﺮ ﺷﻴﺌﺎ ، ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ
ﺣﻨﺒﻞ : ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺤﻠﻖ ﻣﺎ ﺗﺤﺖ ﺣﻠﻘﻪ ﻣﻦ ﻟﺤﻴﺘﻪ ، ﻭﻻ
ﻳﻘﺺ ﻣﺎ ﺯﺍﺩ ﻣﻨﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﻀﺔ ﺍﻟﻴﺪ ، ﻭﺭﻭﻱ ﻧﺤﻮﻩ ﻋﻦ
ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻭﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻭﻃﺎﻭﺱ ﻭﻣﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎﻩ ﺃﻭﻻ ﻫﻮ
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
Link Asal
https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/486219651449395/
maaf sebelumnya
....as... Apa hukum orang yang punya jengot, dan apa dalil ya.....
JAWABAN
FaNo Cahyono >>> Assalamu'alaykum warahmatullahy wabarakatuh....maaf sbelum aku jawab pertanyaan saudara,,ane ingatkan ucapkanlah salam sbelum ajukan pertanyaan.
Hukum memelihara jenggot menurut agama islam disunnahkan,,
وأما إعفاء اللحية: فلا شك بأنه سنة مطلوبه لقوله صلّى الله عليه وسلم : «خالفوا المشركين، أحْفُوا الشوارب، وأوفوا اللِّحى» ، «جُزُّوا الشوارب وأرْخُوا اللحى، خالفوا المجوس» وروت عائشة: «عشر من الفطرة: قص الشارب، وإعفاء اللحية، والسواك...» الحديث، وعن ابن عمر عن النبي صلّى الله عليه وسلم : «أنه أمر بإحفاء الشوارب، وإعفاء اللحية» (2) .ومعنى إحفاء الشوارب: قص ما طال على الشفتين، حتى يبين بياضهما.ومعنى إعفاء اللحية: توفيرها، خلافاً لما كان من عادة الفرس من قص اللحية، فنهى الشرع عن ذلك.وقد حرم المالكية والحنابلة حلقها، واعتبر الحنفية حلقها مكروهاً تحريمياً، والمسنون في اللحية هو القبضة، وأما الأخذ منها دون ذلك أو أخذها كلها فلا يجوز (3) . وقال الشافعية بكراهية حلقها، فقد ذكر النووي أن العلماء ذكروا عشر خصال مكروهة في اللحية، بعضها أشد من بعض، منها حلقها إلا إذا نبت للمرأة لحية، فيستحب لها حلقها (4
Sedang hukum membiarkan jenggot maka tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya adalah sunah yang dianjurkan berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :“Bedailah orang-orang musyrik, Cukurlah kumis kalian dan biarkanlah jenggot kalian”“Cukurlah kumis kalian dan biarkanlahjenggot kalian, maka kalian akan menyelisihi orang-orang majusi”Dan ‘Aisyah meriwayatkan, bersabda Rasulullah saw. “Sepuluh yang termasuk fitrah : Mencukur kumis, membiarkanjanggut, menggosok gigi, berkumur, memotong kuku, membersihkan kotoran di badan, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan bercebok”.Dari Ibn Amr dari Nabi SAW “Sesungguhnya Nabi memerintahkan menyamarkan kumis dan membiarkan jenggot”Arti menyamarkan kumis adalah memotong rambut kumis yang memanjang dari kedua bibir hingga terlihat warna putih dari kedua bibirnya, sedang arti membiarkan jenggot adalah menyempurnakannya/tidak menguranginya, berbeda dengan kebiasaan orang-orang persia yang mencukur jenggot mereka, maka syara’ melarangnya.PERNYATAAN PARA ULAMA TENTANG HUKUM MENCUKUR JENGGOT DARI DALIL-DALIL HADITS DIATASKalangan Malikiyyah dan Hanabilah memilih hukum haram mencukur jenggot bagi pria, sedang kalangan Hanafiyyahmenghukuminya makruh tahrim, yang disunahkan dalam jenggot menurut mereka tersisa segenggam tangan, sedang mengambil lebih sedikit dari ukuran tersebut atau menghilangkannya sama sekali maka tidak diperbolehkan.Kalangan Syafi’iyyah lebih cenderung memilih hukum makruh mencukur jenggot, Imam an-Nawawy bahkan menuturkan bahwa terdapat sepuluh hal yang oleh para ulama dipandang makruh dalam hal jenggot diantaranya adalah mencukur jenggot kecuali bagi wanita yang tumbuh jenggotnya maka dianjurkan baginya untuk mencukurnya.al-Fiqh al-Islaam IV/208Wallaahu A'lamu Bis showaab.
Kudung Khantil Harsandi Muhammad
ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﻭَﻓِّﺮُﻭﺍ ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ ﻭَﺃَﺣْﻔُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺞَّ ﺃَﻭْ ﺍﻋْﺘَﻤَﺮَ ﻗَﺒَﺾَ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ
ﻓَﻤَﺎ ﻓَﻀَﻞَ ﺃَﺧَﺬَﻩ
Di riwayatkan dari Abdulloh bin Umar dari Nabi Muhammad SAW,
Beliau bersabda “ Tampillah kalian berbeda
dengan orang-orang musyrik, peliharalah
jenggot dan cukurlah kumis”.
Dan ketika
Ibnu Umar melaksanakan haji atau umrah,
beliau memegang jenggotnya, dan beliau pun
memotong bagian yang melebihi
genggamannya''.
HR. Bukhari, no.5442
PERINTAH NABI SAW AGAR
MEMELIHARA
JENGGOT
Hadits pertama, dari
Ibnu Umar,
Nabi saw bersabda;
ﺃَﺣْﻔُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ﻭَﺃَﻋْﻔُﻮﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ
Potong pendeklah
kumis dan biarkanlah
(peliharalah)
jenggot.
HR. MUSLIM NO. 623
Hadits kedua, dari
Ibnu Umar,
Nabi saw bersabda;
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺃَﺣْﻔُﻮﺍ
ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ
Selisilah orang-orang
musyrik. Potong
pendeklah kumis dan
biarkanlah
jenggot.
HR. MUSLIM NO. 625
Hadits ketiga, dari
Ibnu Umar,
beliau berkata;
ﺃَﻧَّﻪُ ﺃَﻣَﺮَ ﺑِﺈِﺣْﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏِ
ﻭَﺇِﻋْﻔَﺎﺀِ ﺍﻟﻠِّﺤْﻴَﺔِ.
Beliau saw
memerintahkan
untuk memotong
pendek kumis dan
membiarkan
(memelihara)
jenggot.
HR. MUSLIM NO. 624
Hadits keempat, dari
Abu Huroiroh,
Rasululloh saw
bersabda;
ﺟُﺰُّﻭﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ﻭَﺃَﺭْﺧُﻮﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤَﺠُﻮﺱَ
Pendekkanlah kumis
dan biarkanlah
(perihalah) jenggot
dan selisilah
Majusi.
HR. MUSLIM NO. 626
Hadits kelima, dari
Ibnu Umar,
Rasulullah saw
bersabda;
ﺍﻧْﻬَﻜُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ ، ﻭَﺃَﻋْﻔُﻮﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ
Cukur habislah
kumis dan biarkanlah
(peliharalah)
jenggot.
HR. BUKHARI NO. 5893
Hadits keenam, dari
Ibnu Umar, Nabi
saw bersabda;
ﺧَﺎﻟِﻔُﻮﺍ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ، ﻭَﻓِّﺮُﻭﺍ
ﺍﻟﻠِّﺤَﻰ ، ﻭَﺃَﺣْﻔُﻮﺍ ﺍﻟﺸَّﻮَﺍﺭِﺏَ
Selisilah orang-orang
musyrik. Biarkanlah
jenggot dan
pendekkanlah
kumis.
HR. BUKHORI, NO. 5892
Ulama besar
Syafiiyyah imam
Nawawi
mengatakan ;
Kesimpulannya ada
lima riwayat yang
menggunakan lafadz,
ﺃَﻋْﻔُﻮﺍ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﻭَﺃَﺭْﺧُﻮﺍ
ﻭَﺃَﺭْﺟُﻮﺍ ﻭَﻭَﻓِّﺮُﻭﺍ
Semua lafadz tersebut
bermakna
membiarkan jenggot
tersebut
sebagaimana
adanya.
Lihat Syarh Muslim,
imm Nawawi 1/416,
Maktabah
Syamilah
Imam Nawawi dalam Majmu'nya, Bahwasanya anjuran untuk membiarkan jenggot menurut imam Al Khothobi dan yang lainnya adalah memelihara dan tidak mencukurnya.
Al Majmu' juz I hal.290-291
ﻓﺮﻉ
ﺳﺒﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﻥ ﺇﻋﻔﺎﺀ ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻣﻦﺍﻟﻔﻄﺮﺓ
ﻓﺎﻹﻋﻔﺎﺀ ﺑﺎﻟﻤﺪ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺨﻄﺎﺑﻲ ﻭﻏﻴﺮﻩ : ﻫﻮﺗﻮﻓﻴﺮﻫﺎ
ﻭﺗﺮﻛﻬﺎ ﺑﻼ ﻗﺺ ، ﻛﺮﻩ ﻟﻨﺎ ﻗﺼﻬﺎ ﻛﻔﻌﻞﺍﻷﻋﺎﺟﻢ ، ﻗﺎﻝ :
ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺯﻱ ﻛﺴﺮﻯ ﻗﺺ ﺍﻟﻠﺤﻰﻭﺗﻮﻓﻲﺭ ﺍﻟﺸﻮﺍﺭﺏ ،
ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻓﻲ ﺍﻹﺣﻴﺎﺀ : ﺍﺧﺘﻠﻒﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻴﻤﺎ ﻃﺎﻝ ﻣﻦ
ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻓﻘﻴﻞ : ﻻ ﺑﺄﺱ ﺃﻥﻳﻘﺒﺾ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻳﻘﺺ ﻣﺎ ﺗﺤﺖ
ﺍﻟﻘﺒﻀﺔ ، ﻓﻌﻠﻪ ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮﺛﻢ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ،
ﻭﺍﺳﺘﺤﺴﻨﻪ ﺍﻟﺸﻌﺒﻲ ﻭﺍﺑﻦﺳﻴﺮﻳﻦ ، ﻭﻛﺮﻫﻪ ﺍﻟﺤﺴﻦ
ﻭﻗﺘﺎﺩﺓ ، ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺘﺮﻛﻬﺎﻋﺎﻓﻴﺔ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ : { ﻭﺍﻋﻔﻮﺍ ﺍﻟﻠﺤﻰ } : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ :
ﻭﺍﻷﻣﺮ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﻗﺮﻳﺐ ﺇﺫﺍﻟﻢ ﻳﻨﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺗﻘﺼﻴﺼﻬﺎ ; ﻷﻥ
ﺍﻟﻄﻮﻝ ﺍﻟﻤﻔﺮﻁ ﻗﺪ ﻳﺸﻮﻩﺍﻟﺨﻠﻘﺔ . ﻫﺬﺍ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ
ﻭﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﺍﻷﺧﺬﻣﻨﻬﺎ ﻣﻄﻠﻘﺎ ، ﺑﻞ ﻳﺘﺮﻛﻬﺎ ﻋﻠﻰ
ﺣﺎﻟﻬﺎ ﻛﻴﻒ ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻠﺤﺪﻳﺚﺍﻟﺼﺤﻴﺢ " { ﻭﺍﻋﻔﻮﺍ ﺍﻟﻠﺤﻰ " } ،
ﻭﺃﻣﺎ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦﺷﻌﻴﺐ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻦ ﺟﺪﻩ { ﺃﻥ
ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪﻭﺳﻠﻢ : ﻛﺎﻥ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﻟﺤﻴﺘﻪ ﻣﻦ
ﻋﺮﺿﻬﺎ ﻭﻃﻮﻟﻬﺎ " }ﻓﺮﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﺑﺈﺳﻨﺎﺩ ﺿﻌﻴﻒ ﻻ
ﻳﺤﺘﺞ ﺑﻪ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺇﺫﺍ ﻧﺒﺘﺖ ﻟﻬﺎ ﻟﺤﻴﺔ ﻓﻴﺴﺘﺤﺐ ﺣﻠﻘﻬﺎ ، ﺻﺮﺡ
ﺑﻪ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻭﻛﺬﺍ ﺍﻟﺸﺎﺭﺏ ﻭﺍﻟﻌﻨﻔﻘﺔ ﻟﻬﺎ ،
ﻫﺬﺍ ﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ : ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻬﺎ ﺣﻠﻖ
ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ، ﻭﻻ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﺘﻬﺎ ﺑﺰﻳﺎﺩﺓ
ﻭﻻ ﻧﻘﺺ
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻷﺧﺬ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﺎﺟﺒﻴﻦ ﺇﺫﺍ ﻃﺎﻻ ﻓﻠﻢ ﺃﺭ ﻓﻴﻪ ﺷﻴﺌﺎ
ﻷﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ، ﻭﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﻜﺮﻩ ﻷﻧﻪ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﻟﺨﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ
ﻳﺜﺒﺖ ﻓﻴﻪ ﺷﻲﺀ ﻓﻜﺮﻩ ، ﻭﺫﻛﺮ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺏ ﺃﺣﻤﺪ ﺃﻧﻪ
ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ، ﻗﺎﻝ : ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺣﻤﺪ ﻳﻔﻌﻠﻪ ﻭﺣﻜﻲ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ
ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ : ﺗﻜﺮﻩ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻓﻲ
ﺍﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭﺍﻟﻨﻘﺺ ﻣﻨﻬﺎ ، ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﻳﺰﻳﺪ ﻓﻲ ﺷﻌﺮ .
ﺍﻟﻌﺬﺍﺭﻳﻦ ﻣﻦ ﺷﻌﺮ ﺍﻟﺼﺪﻏﻴﻦ ﺇﺫﺍ ﺣﻠﻖ ﺭﺃﺳﻪ ، ﺃﻭ ﻳﻨﺰﻝ
ﻓﻴﺤﻠﻖ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﺬﺍﺭﻳﻦ ، ﻗﺎﻝ : ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻧﺘﻒ ﺟﺎﻧﺒﻲ
ﺍﻟﻌﻨﻔﻘﺔ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﻼ ﻳﻐﻴﺮ ﺷﻴﺌﺎ ، ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ
ﺣﻨﺒﻞ : ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺤﻠﻖ ﻣﺎ ﺗﺤﺖ ﺣﻠﻘﻪ ﻣﻦ ﻟﺤﻴﺘﻪ ، ﻭﻻ
ﻳﻘﺺ ﻣﺎ ﺯﺍﺩ ﻣﻨﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﻀﺔ ﺍﻟﻴﺪ ، ﻭﺭﻭﻱ ﻧﺤﻮﻩ ﻋﻦ
ﺍﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﻭﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻭﻃﺎﻭﺱ ﻭﻣﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎﻩ ﺃﻭﻻ ﻫﻮ
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
Link Asal
https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/486219651449395/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar