Sabtu, 04 Mei 2013

HUKUM JUAL BELI TANAH WAQAF

Bangdoel Abdullah
Assalamualaikum wr wb.
Kulo bade tanglet teng Ustad di sini, ada seseorang mendirikan mushola di samping rumah dia, tnah milik dia tapi bangunnan dan tenaga dari umat, kemudian musola itu di jual bagiamana hukum menjual mushola tesebut ? trims Wassalamualaikum wr wb


JAWABAN
Dha Kho Chan >>> Jika tanah itu tanah waqof yaa haram di jual.

" ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻭﺍﻻﻇﻬﺮ ﺍﻥ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻓﻲ ﺭﻗﺒﺔ ﺍﻟﻤﻮﻗﻮﻑ ﻋﻠﻰ
ﻣﻌﻴﻦ ﺍﻭﺟﻬﺔ ﻳﻨﺘﻘﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻱ ﻳﻨﻔﻚ ﻋﻦ ﺍﺧﺘﺼﺎﺹ
ﺍﻻﺩﻣﻴﻴﻦ ) " ﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺤﺘﺎﺝ : ﺝ 6 ﺹ 272
Telah berkata Ibnu Hajar: “sesungguhnya
kepemilikan benda yang diwaqafkan kepada orang
tertentu atau untuk umum itu pindah kepada ALLAH
(lepas dari hak milik manusia)
( Tuhfatul Muhtaaj : Jilid. 6 hal. 272 )


Syifa Auliea >>> Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh,
HUKUM MENJUAL TANAH WAQAF

Menjual barang yang sudah diwakafkan itu tidak diperbolehkan dan akad jual beli tersebut dihukumi sebagai akad yang bathil. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Umar rodhiyallohu 'anhuma ;

أَن عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَصَابَ أَرْضًا بِخَيْبَرَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ عِنْدِي مِنْهُ فَمَا تَأْمُرُ بِهِ قَالَ إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا قَالَ فَتَصَدَّقَ بِهَا عُمَرُ أَنَّهُ لَا يُبَاعُ وَلَا يُوهَبُ وَلَا يُورَثُ وَتَصَدَّقَ بِهَا فِي الْفُقَرَاءِ وَفِي الْقُرْبَى وَفِي الرِّقَابِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَالضَّيْفِ لَا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ وَيُطْعِمَ غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ
Umar bin Khoththob mendapat bagian lahan di Khoibar lalu dia menemui Nabi untuk meminta pendapat beliau tentang tanah lahan tersebut seraya berkata: “ Wahai Rosulullah, aku mendapatkan lahan di Khoibar dimana aku tidak pernah mendapatkan harta yang lebih bernilai selain itu. Maka apa yang anda perintahkan tentang tanah tersebut? Maka beliau berkata: “ Jika kamu mau, kamu tahan (pelihara) pepohonannya lalu kamu dapat bershadaqah dengan (hasil buah) nya.” Ibnu Umar berkata: Maka Umar menshadaqahkannya ( hasilnya ), dan wakaf tersebut tidak boleh dijual, tidak dihibahkan dan juga tidak diwariskan, namun dia menshadaqahkannya untuk para faqir, kerabat, untuk membebaskan budak, fii sabilillah, ibnu sabil dan untuk menjamu tamu. Dan tidak dosa bagi orang yang mengurusnya untuk memakan darinya dengan cara yang ma’ruf dan untuk memberi makan orang lain bukan bermaksud menimbunnya.
(Shohih Bukhori, no.2737)

Tidak diperbolehkannya menjual barang yang sudah diwakafkan itu apabila masih bisa dimanfaatkan, meskipun pemanfaatannya tidak sama persis seperti yang dikehendaki oleh orang yang wakaf, namun dianggap mendekati apa yang dikehendaki oleh waqif (orang yang wakaf) berdasarkan keputusan nadhir (pengelola) wakaf. Sedangkan apabila sudah tidak dapat dimanfaatkan sama sekali, seperti karpet yang diwakafkan untuk masjid dan sudah tidak dapat dipergunakan lagi atau bangunan yang sudah tidak layak dihuni karena hampir roboh, maka dalam kondisi seperti itu barang wakafan boleh dijual. Alasannya, mendapatkan uang dari hasil penjualan tersebut meskipun Cuma sedikit lebih baik dari pada barang wakafan tersebut disia-siakan sebab nantinya uang dari hasil penjualan tersebut juga dimanfaatkan untuk kepentingan wakaf.

Kesimpulannya, menjual tanah wakaf hukumnya tidak diperbolehkan dan akad jual belinya dihukumi sebagai akad yang bathil, selama tanah wakaf tersebut masih bisa dimanfaatkan, sedangkan apabila tanah tersebut sudah tidak bisa dimanfaatkan sama sekali, maka tanah tersebut boleh dijual dan uangnya dipakai untuk kepentingan wakaf. Wallohu a'lam.


Refersni
Al Muhadzdzab, Juz : 2  Hal : 11
ولايجوز بيع الوقف لما روى ابن عمر رضي الله عنه قال أصاب عمر رضي الله عنه أرضا بخيبر فأتى البني صلى الله عليه وسلم يستأمره فيها فقال: "إن شئت حبست أصله وتصدقت بها" قال: فتصدق بها عمر صدقة لا يباع أصلها ولا يوهب ولا يورث

Al-Majmu', Juz : 9  Hal : 245
بيع العين الموقوفة باطل بلا خلاف عندنا سواء قلنا إن الملك فيه لله تعالى أو للموقوف عليه أو باق على ملك الواقف

Mughnil Muhtaj, Juz : 3  Hal : 550-551
والأصح جواز بيع حصر المسجد) الموقوفة (إذا بليت وجذوعه إذا انكسرت) أو أشرفت على ذلك كما في الروضة وأصلها، ولو اقتصر عليه المصنف لفهم حكم المنكسر بطريق الأولى (ولم تصلح إلا للإحراق) لئلا تضيع ويضيق المكان بها من غير فائدة فتحصيل نزر يسير من ثمنها يعود إلى الوقف أولى من ضياعها ولا تدخل بذلك تحت بيع الوقف؛ لأنها صارت في حكم المعدومة، وهذا ما جرى عليه الشيخان: وهو المعتمد، وعلى هذا يصرف ثمنها في مصالح المسجد

Tuhfatul Muhtaj, juz : 6  hal : 282
وخرج بقوله ولم تصلح إلخ ما إذا أمكن أن يتخذ منه نحو ألواح فلا تباع قطعا بل يجتهد الحاكم ويستعمله فيما هو أقرب لمقصود الواقف قال السبكي حتى لو أمكن استعماله بإدراجه في آلات العمارة امتنع بيعه فيما يظهر وقد تقوم قطعة جذع مقام آجرة، والنحاتة مقام التراب ويختلط به أي: فيقوم مقام التبن الذي يخلط به الطين وأجريا الخلاف في دار منهدمة أو مشرفة على الانهدام ولم تصلح

Wallohu A'lam Bis shawab

Link Asal
https://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/487327681338592/?comment_id=488090974595596&offset=0&total_comments=8

1 komentar:

  1. assalamu'alaikum ust.mo nanya,di kampung saya(@saya pendatang baru di kmpung tsb) ada muslhallah. info dr ttngga.musholla tsb dulunya oleh pemilik di wakafkan.pada saat warga meminta penjelasan mengenai serah terima surat tanah hak milik menjadi tnah wakaf,sampai ada rapat warga,ternyata oleh si pemilik mushollah tsb bukan di wakafkan melainkan hendak di jadikan yayasan yatim piatu yg smpek skg dah brjlan bberapa tahun belum ada kejelasan statusnya antara wakaf/yayasan.pertanyaan:bagaimana hukumnya mushollah tsb?bolehkan saya shalat di mushollah tsb(pemilik msollah tdk melarang orang lain shalat di mushollah tsb?

    BalasHapus