Jumat, 31 Mei 2013

HUKUM MEMELIHARA ANJING

Raden Imron >>> Assalamu'alaikum. . .ustadz/ustadzah saya mau tanya nih. apa benar klo org islam mmelihara anjing akan djauhi para malaikat..mohon penjelasannya ustadz/ustadzah.sukron katsir.


JAWABAN
Ilmatul Mukarramach >>> Wa'alaikum salam Hukum memelihara anjing
pandangan ulamak

اقتناء الكلب 

 اتفق الفقهاء على أنه لا يجوز اقتناء الكلب إلا لحاجة : كالصيد والحراسة ، وغيرهما من وجوه الانتفاع التي لم ينه الشارع عنها 

وقال المالكية : يكره اتخاذه لغير زرع أو ماشية أو صيد ، وقال بعضهم بجوازه 

وقد ورد عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم ، أنه قال : من اتخذ كلبا إلا كلب ماشية أو صيد أو زرع انتقص من أجره كل يوم قيراط 

وعن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من اقتنى كلبا إلا كلب صيد ، أو ماشية ، نقص من أجره كل يوم قيراطان 

وأما اقتناؤه لحفظ البيوت فقد قال ابن قدامة : لا يجوز على الأصح للخبر المتقدم ، ويحتمل الإباحة

وقال الشافعية : إذا زالت الحاجة التي يجوز اقتناء الكلب لها فإنه يجب زوال اليد عن الكلب بفراغها ، وقالوا يجوز تربية الجرو الذي يتوقع تعليمه لذلك 

MEMELIHARA ANJING
Para Ulama sepakat bahwa tidak diperbolehkan memelihara anjing kecuali ada keperluan seperti untuk berburu, penjaga dan kepentingan-kepentingan lainnya yang tidak dilarang oleh Syara’.

Kalangan Malikiyyah berkata “Makruh memeliharanya selain demi menjaga tanaman, hewan ternak atau untuk berburu, sebagian pendapat dikalangan ini menyatakan kebolehannya”

Diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang satu qirath setiap harinya.” (HR. Al-Bukhari –Fath al-Baari V/5 dan Muslim III/1203)

Diriwayatkan dari Ibn Umar sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka pahalanya akan berkurang dua qirath setiap harinya.” (HR. Muslim III/1201)

Sedang memeliharanya untuk menjaga rumah menurut Ibn Quddaamah (dari madzhab Hanabilah) menurut pendapat yang paling shahih tidak diperbolehkan, dan memungkinkan juga untuk hukum kebolehannya.

Kalangan Syafi’iyyah berpendapat “Bila kepentingan yang membolehkannya memelihara anjing telah tertiadakan maka wajib menghilangkan penguasaan atas anjing tersebut, mereka menambahkan boleh mengajari anak anjing dengan tujuan seperti yang diperbolehkan diatas

(Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 35/12)

Link Asal : http://www.facebook.com/groups/Fiqhsalafiyyah/permalink/500244380046922/?comment_id=500571606680866&offset=0&total_comments=13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar