Oleh Kakek Jhosy : Pada hakikatnya, suatu tindakan yang bernuansa kemaksiatan terbagi menjadi dua.
1. Perbuatan yang pada dasarnya merupakan tindakan jahat atau kemaksiatan. Misalnya membunuh, mencuri, dan lain sebagainya. Para ulama sepakat dalam hal ini bahwa orang yang bekerjasama dalam hal ini berdosa dan kerjasama yang dilakukan tidak dilegalkan.
2. Perbuatan yang pada dasarnya bukan merupakan perbuatan maksiat, akan tetapi berpotensi menimbulkan kemaksiatan. Misalnya bekerjasama dalam pembangunan gereja. Menyewa seseorang untuk membangun suatu bangunan telah dilegalkan dalam Islam. Oleh karena itu, pada dasarnya menyewa seseorang untuk membangun gereja bukanlah suatu kemaksiatan, akan tetapi hal ini bisa mengantarkan pada orang lain (kafir) untuk melakukan kemaksiatan.
Dalam kasus ini, ulama berbeda pendapat. Menurut kalangan Hanafiyah, kerjasama yang dilakukan sah dan tidak apa-apa, karena akad ijârah (sewa-menyewa) untuk membangun gereja dll bukan salah satu jenis kemaksiatan dan bukan menjadi penyebab yang pasti terhadap adanya kemaksiatan. Kemaksiatan yang terjadi adalah karena tindakan orang yang menggunakannya
Hal ini sama dengan orang yang menjual pisau pada orang lain kemudian digunakan untuk membunuh. Yang melakukan maksiat bukanlah orang yang menjual pisau tersebut, akan tetapi yang melakukan pembunuhan.
Berbeda dengan kalangan Hanafiyah, kalangan imam yang tiga (Imam Malik, Syafi’ie Hanbali)Menurut mereka, walaupun akad ijârah yang dilakukan sah, akan tetapi dimakruhkan karena berpotensi menimbulkan kemaksiatan
Akan tetapi, ijarah secara umum (selain permasalahan di atas) hukumnya sah dan boleh dilakukan walaupun yang meminta (mempekerjakan/musta’jir) adalah orang kafir dan yang diminta (diberi pekerjaan/ajîr) adalah orang muslim. Sebagaimana perkataan Imam Nawawi dalam al-Majmu’ dan Ibnu Qudâmah dalam al-Mughniy
Referensi
المجموع - محيى الدين النووي - ج ٩ - الصفحة ٣٥٩
فرع) قال أصحانبا يجوز أن يستأجر الكافر مسلما على عمل في الذمة بلا خلاف كما يجوز للمسلم أن يشترى منه شيئا بثمن في الذمة وهل يجوز للمسلم أن يؤجر نفسه لكافر إجارة على عينه فيه طريقان مشهوران ذكرهما المصنف في أول كتاب الاجارة (أصحهما) الجواز
Para pengikut imam Syafi’i berpendapat bahwa orang non muslim boleh menyewa orang muslim untuk mengerjakan sesuatu yang masih ada dalam tanggungan (masih akan dikerjakan kemudian) sebagaimana orang muslim boleh membeli sesuatu dari orang non muslim dengan bayaran yang masih ada dalam tanggungan (hutang). Tentang kebolehan sewa menyewa ini, tidak ada seorangpun yang berbeda pendapat. Lalu, apakah orang muslim boleh menyewakan dirinya (tubuh/tenaganya) kepada orang non muslim? Dalam permasalah ini ada dua pendapat yang masyhur. Kedua pendapat itu disebutkan oleh mushannif di awal kirab Ijârah. Akan tetapi, pendapat yang paling shahih adalah pendapat yang mengatakan boleh
Referensi
المغني الجزء الثامن ص ٤٩٥
فَصْلٌ : وَلَوْ أَجَّرَ مُسْلِمٌ نَفْسَهُ لِذِمِّيِّ ، لِعَمَلٍ فِي ذِمَّتِهِ ، صَحَّ ( لِأَنَّ عَلِيًّا ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَجَرَ نَفْسَهُ مِنْ يَهُودِيٍّ ، يَسْتَقِي لَهُ كُلَّ دَلْوٍ بِتَمْرَةٍ ، وَأَتَى بِذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكَلَهُ} وَفَعَلَ ذَلِكَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ ، وَأَتَى بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُنْكِرْهُ .وَلِأَنَّهُ لَا صَغَارَ عَلَيْهِ فِي ذَلِكَ .وَإِنْ اسْتَأْجَرَهُ فِي مُدَّةٍ ، كَيَوْمٍ ، أَوْ شَهْرٍ فَفِيهِ وَجْهَانِ ؛ أَحَدُهُمَا ، لَا يَصِحُّ ؛ لِأَنَّ فِيهِ اسْتِيلَاءً عَلَيْهِ ، وَصَغَارًا ، أَشْبَهَ الشِّرَاءَ .وَالثَّانِي ، يَصِحُّ .وَهُوَ أَوْلَى ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ عَمَلٌ فِي مُقَابَلَةِ عِوَضٍ ، أَشْبَهَ الْعَمَلَ فِي ذِمَّتِهِ ، وَلَا يُشْبِهُ الْمِلْكَ ؛ لِأَنَّ الْمِلْكَ يَقْتَضِي سُلْطَانًا ، وَاسْتِدَامَةً ، وَتَصَرُّفًا بِأَنْوَاعِ التَّصَرُّفَاتِ فِي رَقَبَتِهِ ، بِخِلَافِ الْإِجَارَةِ
Seandainya orang muslim mempekerjakan dirinya pada kafir dzimmi untuk mengerjakan sesuatu, maka akad sewa menyewa tersebut sah. Karena sayyidina Ali ra. pernah menyewakan dirinya pada orang yahudi untuk menyiram ladang milik yahudi dengan upah setiap satu timba air digaji dengan sebuah kurma. Kemudian sayyidina Ali memberikan kurma tersebut pada nabi dan dimakan oleh Nabi. Perbuatan sayyidina Ali tersebut ditiru oleh seorang laki-laki dari golongan Anshar dan memberikan kurma yang didapatnya pada nabi. Nabipun tidak pernah mengingkari perbuatan tersebut. Alasan selanjutnya adalah karena tidak ada unsur penghinaan pada orang muslim dalam akad ijarah tersebut. Akan tetapi, bila orang non muslim menyewa orang muslim untuk suatu masa tertentu, misalnya satu hari atau sebulan, maka dalam hal ini ada dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa akad tersebut tidak sah karena mengandung unsur penguasaan dan penghinaan terhadap orang muslim. Ketentuan ini sama dengan menjual budak muslim pada orang non muslim. Pendapat kedua mengatakan akad tersebut sah. Pendapat kedua inilah yang paling sahih karena ijarah merupakan suatu pekerjaan yang diimbangi dengan bayaran (upah) sehingga menyerupai perjanjian untuk bekerja, tidak sama dengan kepemilikan (dalam budak yang diperjualbelikan), karena kepemilikan mengakibatkan adanya penguasaan, kepemilikan untuk selamanya, serta pemanfaatan secara bebas. Hal ini berbeda dengan ijaroh
Referensi
روضة الطالبين وعمدة المفتين الجزء الأول ص ٤٠٣
فرع)يجوز أن يستأجر الكافر مسلماً على عمل في الذمة كدين في ويجوز أن يستأجره بعينه على الأصح حراً كان أو عبدا فعلى هذا هل يؤمر بإزالة ملكه عن المنافع بأن يؤجره مسلماً وجهان قطع الشيخ أبو حامد بأنه يؤم
Diperbolehkan non muslim menyewa orang muslim untuk mengerjakan sesuatu yang masih ada dalam tanggungan (masih akan dikerjakan kemudian) sebagaimana orang muslim boleh membeli sesuatu dari orang non muslim dengan bayaran yang masih ada dalam tanggungan (hutang), dan diperbolehkan orang muslim boleh menyewakan dirinya (tubuh/tenaganya) kepada orang non muslim menurut pendapat yang paling shahih baik ia merdeka atau sahaya
>>>> NB <<<<
Bekerja untuk orang lain dengan mendapat bayaran dalam istilah Kitab bisa digolongkan dalam Ijarah, makna Ijarah pada syara`
عقد علي صنفعة معلومة مقصودة قابلة للبذل والاباحة بعوض معلوم
Sebuah akad terhadap sesuatu yang bermamfaat (benda atau tanggungan) yang telah dimaklumkan lagi dimaksudkan dan juga pantas untuk dibayar sesuai dengan upah yang telah disepakati.
Dalam akad Ijarah tidak disyaratkan Islam aqidain, dengan demikian bolehlah bekerja dengan orang kafir dengan beberapa ketentuan
a. Bila ijarah tersebut ijarah dzimmah maka wajib bagi si muslim menggantikan posisinya dengan kafir lain.
b. Apabila ijarah ain, wajib terhadap si kafir tersebut mengalihkan kepemilikan manfaat barangnya kepada muslim yang lain seperti menyewakannya kepada muslim yang lain, karena haram mengkhadam kafir walau dalam bentuk apapun selama-lama
c. Tidak terjadi khadam.
Referensi
قليوبي الجزء الثالث ص ٧٦
قوله من الرشد ( سكت عن اشتراط الاسلام لأنه هنا يصحّ مع الكراهة أن يستأجر الذمى مسلما ولو اجارة العين ويستنيب المسلم الكافر يقوم عنه بخدمة الكافر وجوبا فى اجارة الذمة ويؤمر وجوبا بازالة ملكه عنه فى اجارة العين وللحاكم منعه منها ولايجوز للمسلم خدمة الكافر ولو بغير اجارة
Referensi
باجورى الجزء الثاني ص ٢٨
قوله صحت اجارته ( لكن تكره اجارة مسلم لكافر عينا او ذمة ولا يمكن من استخدامه مطلقا لأنه لا يجوز خدمة المسلم للكافر أبدا ويؤمر وجوبا بازالة يده عنه فى المعيّن بأن يؤجره لآخر دون اجارة الذمة كأن يقول ألزمت ذمتك كذا فلا يؤمر بالازالة فيها اذ يمكن المسلم أن يستأجر كافرا ينوب عنه فى خدمة الكافر يصح بكراهة اكتراء الذمى مسلما على عمل يعمله بنفسه لكنه يؤمر بازالة الملك عن منافعه وبلا كراهة ارتهانه
Referensi
بجيرمى الجزء الثاني ص ١٧٧ - و ٣ ص ١٦٦
قوله لكنه يؤمر الخ ( بأن يؤجره لمسلم كما قاله م ر، قال ع ش عليه ومفهومه أن لايكفى أنه يؤجره للكافر ثم يأمر ذلك للكافر بايجاره وهكذا وهو متّجه ، ولعله حيث فهم من حاله أن الغرض من ذلك التلاعب بالمسلم بابقاءه فى سلطانة الكفار ، والا فلا مانع من ايجاره الى كافر وهو يؤجره الى آخر ان ظن ان ذلك وسيلة الى ايجاره لمسلم ولا يمكن من استخدامه فى العارية وحفظ فى الوديعة بل يتعيّن ان يستنيب مسلما فى حفظه وان يدافعه لمسلم يخدمه كما فى ع ش على م ر
نعم يصح استئجار كافر لمسلم ولو اجارة عين لكنها مكروهة ومن ثم اجبر فيها على ايجاره لمسلم
قوله لكنها مكروهة الخ ( أى اجارة عين س م و ع ش
>>> NB <<<
Hal-hal yang dilarang bertransaksi dengan orang kafir, dikarenakan kepada mareka masih dibebankan hukumnya, kecuali hal yang halal menurut kepercayaan mareka.
Referensi
نهاية، حاشية ابن الضياء الجزء الخامس ص ٢٧٤
لا يصح استئجار ذمى مسلما لبناء كنيسة لحرمة بنائها وان اقرّ عليه وما فى الزركشىّ مما يخالف ذلك ممنوع او محمول على كنيسة لنزول مارة
Referensi
فتح المعين الجزء الثالث ص ٢٣
وكذا بيع نحو المسك لكافر يشترى لتطييب الصنم والحيوان لكافر علم ان يأكله بلا ذبح لأن الأصح ان الكفار مخاطبون بفروع الشريعة كالمسلمين عندنا خلافا لابى حنيفة رضى الله عنه فلا يجوز الاعانة عليهما ونحو ذلك من كل تصرف يفضى الى المعصية يقينا او ظنا ومع ذلك يصح البيع ويكره ما ذكر مما توهم منه ذلك
Referensi
محلى الجزء الرابع ص ٢٢٨
وتنقادوا لحكم الاسلام ( وفى المحرر وغيره احكام ومنها المتعلق بالمعاملات والغرامات كما ذكرهما صاحب التحذيب والبيان وحد السرقة والزنا دون الشرب لاعتقادهم حله
كما ذكرت فى ابوابها
Link Asal
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/467943359943691/
1. Perbuatan yang pada dasarnya merupakan tindakan jahat atau kemaksiatan. Misalnya membunuh, mencuri, dan lain sebagainya. Para ulama sepakat dalam hal ini bahwa orang yang bekerjasama dalam hal ini berdosa dan kerjasama yang dilakukan tidak dilegalkan.
2. Perbuatan yang pada dasarnya bukan merupakan perbuatan maksiat, akan tetapi berpotensi menimbulkan kemaksiatan. Misalnya bekerjasama dalam pembangunan gereja. Menyewa seseorang untuk membangun suatu bangunan telah dilegalkan dalam Islam. Oleh karena itu, pada dasarnya menyewa seseorang untuk membangun gereja bukanlah suatu kemaksiatan, akan tetapi hal ini bisa mengantarkan pada orang lain (kafir) untuk melakukan kemaksiatan.
Dalam kasus ini, ulama berbeda pendapat. Menurut kalangan Hanafiyah, kerjasama yang dilakukan sah dan tidak apa-apa, karena akad ijârah (sewa-menyewa) untuk membangun gereja dll bukan salah satu jenis kemaksiatan dan bukan menjadi penyebab yang pasti terhadap adanya kemaksiatan. Kemaksiatan yang terjadi adalah karena tindakan orang yang menggunakannya
Hal ini sama dengan orang yang menjual pisau pada orang lain kemudian digunakan untuk membunuh. Yang melakukan maksiat bukanlah orang yang menjual pisau tersebut, akan tetapi yang melakukan pembunuhan.
Berbeda dengan kalangan Hanafiyah, kalangan imam yang tiga (Imam Malik, Syafi’ie Hanbali)Menurut mereka, walaupun akad ijârah yang dilakukan sah, akan tetapi dimakruhkan karena berpotensi menimbulkan kemaksiatan
Akan tetapi, ijarah secara umum (selain permasalahan di atas) hukumnya sah dan boleh dilakukan walaupun yang meminta (mempekerjakan/musta’jir) adalah orang kafir dan yang diminta (diberi pekerjaan/ajîr) adalah orang muslim. Sebagaimana perkataan Imam Nawawi dalam al-Majmu’ dan Ibnu Qudâmah dalam al-Mughniy
Referensi
المجموع - محيى الدين النووي - ج ٩ - الصفحة ٣٥٩
فرع) قال أصحانبا يجوز أن يستأجر الكافر مسلما على عمل في الذمة بلا خلاف كما يجوز للمسلم أن يشترى منه شيئا بثمن في الذمة وهل يجوز للمسلم أن يؤجر نفسه لكافر إجارة على عينه فيه طريقان مشهوران ذكرهما المصنف في أول كتاب الاجارة (أصحهما) الجواز
Para pengikut imam Syafi’i berpendapat bahwa orang non muslim boleh menyewa orang muslim untuk mengerjakan sesuatu yang masih ada dalam tanggungan (masih akan dikerjakan kemudian) sebagaimana orang muslim boleh membeli sesuatu dari orang non muslim dengan bayaran yang masih ada dalam tanggungan (hutang). Tentang kebolehan sewa menyewa ini, tidak ada seorangpun yang berbeda pendapat. Lalu, apakah orang muslim boleh menyewakan dirinya (tubuh/tenaganya) kepada orang non muslim? Dalam permasalah ini ada dua pendapat yang masyhur. Kedua pendapat itu disebutkan oleh mushannif di awal kirab Ijârah. Akan tetapi, pendapat yang paling shahih adalah pendapat yang mengatakan boleh
Referensi
المغني الجزء الثامن ص ٤٩٥
فَصْلٌ : وَلَوْ أَجَّرَ مُسْلِمٌ نَفْسَهُ لِذِمِّيِّ ، لِعَمَلٍ فِي ذِمَّتِهِ ، صَحَّ ( لِأَنَّ عَلِيًّا ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَجَرَ نَفْسَهُ مِنْ يَهُودِيٍّ ، يَسْتَقِي لَهُ كُلَّ دَلْوٍ بِتَمْرَةٍ ، وَأَتَى بِذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكَلَهُ} وَفَعَلَ ذَلِكَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ ، وَأَتَى بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُنْكِرْهُ .وَلِأَنَّهُ لَا صَغَارَ عَلَيْهِ فِي ذَلِكَ .وَإِنْ اسْتَأْجَرَهُ فِي مُدَّةٍ ، كَيَوْمٍ ، أَوْ شَهْرٍ فَفِيهِ وَجْهَانِ ؛ أَحَدُهُمَا ، لَا يَصِحُّ ؛ لِأَنَّ فِيهِ اسْتِيلَاءً عَلَيْهِ ، وَصَغَارًا ، أَشْبَهَ الشِّرَاءَ .وَالثَّانِي ، يَصِحُّ .وَهُوَ أَوْلَى ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ عَمَلٌ فِي مُقَابَلَةِ عِوَضٍ ، أَشْبَهَ الْعَمَلَ فِي ذِمَّتِهِ ، وَلَا يُشْبِهُ الْمِلْكَ ؛ لِأَنَّ الْمِلْكَ يَقْتَضِي سُلْطَانًا ، وَاسْتِدَامَةً ، وَتَصَرُّفًا بِأَنْوَاعِ التَّصَرُّفَاتِ فِي رَقَبَتِهِ ، بِخِلَافِ الْإِجَارَةِ
Seandainya orang muslim mempekerjakan dirinya pada kafir dzimmi untuk mengerjakan sesuatu, maka akad sewa menyewa tersebut sah. Karena sayyidina Ali ra. pernah menyewakan dirinya pada orang yahudi untuk menyiram ladang milik yahudi dengan upah setiap satu timba air digaji dengan sebuah kurma. Kemudian sayyidina Ali memberikan kurma tersebut pada nabi dan dimakan oleh Nabi. Perbuatan sayyidina Ali tersebut ditiru oleh seorang laki-laki dari golongan Anshar dan memberikan kurma yang didapatnya pada nabi. Nabipun tidak pernah mengingkari perbuatan tersebut. Alasan selanjutnya adalah karena tidak ada unsur penghinaan pada orang muslim dalam akad ijarah tersebut. Akan tetapi, bila orang non muslim menyewa orang muslim untuk suatu masa tertentu, misalnya satu hari atau sebulan, maka dalam hal ini ada dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa akad tersebut tidak sah karena mengandung unsur penguasaan dan penghinaan terhadap orang muslim. Ketentuan ini sama dengan menjual budak muslim pada orang non muslim. Pendapat kedua mengatakan akad tersebut sah. Pendapat kedua inilah yang paling sahih karena ijarah merupakan suatu pekerjaan yang diimbangi dengan bayaran (upah) sehingga menyerupai perjanjian untuk bekerja, tidak sama dengan kepemilikan (dalam budak yang diperjualbelikan), karena kepemilikan mengakibatkan adanya penguasaan, kepemilikan untuk selamanya, serta pemanfaatan secara bebas. Hal ini berbeda dengan ijaroh
Referensi
روضة الطالبين وعمدة المفتين الجزء الأول ص ٤٠٣
فرع)يجوز أن يستأجر الكافر مسلماً على عمل في الذمة كدين في ويجوز أن يستأجره بعينه على الأصح حراً كان أو عبدا فعلى هذا هل يؤمر بإزالة ملكه عن المنافع بأن يؤجره مسلماً وجهان قطع الشيخ أبو حامد بأنه يؤم
Diperbolehkan non muslim menyewa orang muslim untuk mengerjakan sesuatu yang masih ada dalam tanggungan (masih akan dikerjakan kemudian) sebagaimana orang muslim boleh membeli sesuatu dari orang non muslim dengan bayaran yang masih ada dalam tanggungan (hutang), dan diperbolehkan orang muslim boleh menyewakan dirinya (tubuh/tenaganya) kepada orang non muslim menurut pendapat yang paling shahih baik ia merdeka atau sahaya
>>>> NB <<<<
Bekerja untuk orang lain dengan mendapat bayaran dalam istilah Kitab bisa digolongkan dalam Ijarah, makna Ijarah pada syara`
عقد علي صنفعة معلومة مقصودة قابلة للبذل والاباحة بعوض معلوم
Sebuah akad terhadap sesuatu yang bermamfaat (benda atau tanggungan) yang telah dimaklumkan lagi dimaksudkan dan juga pantas untuk dibayar sesuai dengan upah yang telah disepakati.
Dalam akad Ijarah tidak disyaratkan Islam aqidain, dengan demikian bolehlah bekerja dengan orang kafir dengan beberapa ketentuan
a. Bila ijarah tersebut ijarah dzimmah maka wajib bagi si muslim menggantikan posisinya dengan kafir lain.
b. Apabila ijarah ain, wajib terhadap si kafir tersebut mengalihkan kepemilikan manfaat barangnya kepada muslim yang lain seperti menyewakannya kepada muslim yang lain, karena haram mengkhadam kafir walau dalam bentuk apapun selama-lama
c. Tidak terjadi khadam.
Referensi
قليوبي الجزء الثالث ص ٧٦
قوله من الرشد ( سكت عن اشتراط الاسلام لأنه هنا يصحّ مع الكراهة أن يستأجر الذمى مسلما ولو اجارة العين ويستنيب المسلم الكافر يقوم عنه بخدمة الكافر وجوبا فى اجارة الذمة ويؤمر وجوبا بازالة ملكه عنه فى اجارة العين وللحاكم منعه منها ولايجوز للمسلم خدمة الكافر ولو بغير اجارة
Referensi
باجورى الجزء الثاني ص ٢٨
قوله صحت اجارته ( لكن تكره اجارة مسلم لكافر عينا او ذمة ولا يمكن من استخدامه مطلقا لأنه لا يجوز خدمة المسلم للكافر أبدا ويؤمر وجوبا بازالة يده عنه فى المعيّن بأن يؤجره لآخر دون اجارة الذمة كأن يقول ألزمت ذمتك كذا فلا يؤمر بالازالة فيها اذ يمكن المسلم أن يستأجر كافرا ينوب عنه فى خدمة الكافر يصح بكراهة اكتراء الذمى مسلما على عمل يعمله بنفسه لكنه يؤمر بازالة الملك عن منافعه وبلا كراهة ارتهانه
Referensi
بجيرمى الجزء الثاني ص ١٧٧ - و ٣ ص ١٦٦
قوله لكنه يؤمر الخ ( بأن يؤجره لمسلم كما قاله م ر، قال ع ش عليه ومفهومه أن لايكفى أنه يؤجره للكافر ثم يأمر ذلك للكافر بايجاره وهكذا وهو متّجه ، ولعله حيث فهم من حاله أن الغرض من ذلك التلاعب بالمسلم بابقاءه فى سلطانة الكفار ، والا فلا مانع من ايجاره الى كافر وهو يؤجره الى آخر ان ظن ان ذلك وسيلة الى ايجاره لمسلم ولا يمكن من استخدامه فى العارية وحفظ فى الوديعة بل يتعيّن ان يستنيب مسلما فى حفظه وان يدافعه لمسلم يخدمه كما فى ع ش على م ر
نعم يصح استئجار كافر لمسلم ولو اجارة عين لكنها مكروهة ومن ثم اجبر فيها على ايجاره لمسلم
قوله لكنها مكروهة الخ ( أى اجارة عين س م و ع ش
>>> NB <<<
Hal-hal yang dilarang bertransaksi dengan orang kafir, dikarenakan kepada mareka masih dibebankan hukumnya, kecuali hal yang halal menurut kepercayaan mareka.
Referensi
نهاية، حاشية ابن الضياء الجزء الخامس ص ٢٧٤
لا يصح استئجار ذمى مسلما لبناء كنيسة لحرمة بنائها وان اقرّ عليه وما فى الزركشىّ مما يخالف ذلك ممنوع او محمول على كنيسة لنزول مارة
Referensi
فتح المعين الجزء الثالث ص ٢٣
وكذا بيع نحو المسك لكافر يشترى لتطييب الصنم والحيوان لكافر علم ان يأكله بلا ذبح لأن الأصح ان الكفار مخاطبون بفروع الشريعة كالمسلمين عندنا خلافا لابى حنيفة رضى الله عنه فلا يجوز الاعانة عليهما ونحو ذلك من كل تصرف يفضى الى المعصية يقينا او ظنا ومع ذلك يصح البيع ويكره ما ذكر مما توهم منه ذلك
Referensi
محلى الجزء الرابع ص ٢٢٨
وتنقادوا لحكم الاسلام ( وفى المحرر وغيره احكام ومنها المتعلق بالمعاملات والغرامات كما ذكرهما صاحب التحذيب والبيان وحد السرقة والزنا دون الشرب لاعتقادهم حله
كما ذكرت فى ابوابها
Link Asal
http://www.facebook.com/groups/382134218524606/permalink/467943359943691/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar